Bagaimana gejala dan pemeriksaan Kolik Timpani?

Kolik timpani adalah kolik yang disertai dengan timbunan gas yang berlebihan di dalam kolon dan sekum. Pembebasan gas yang tertimbun terhalang oleh obstruksi atau oleh perubahan lain dari saluran pencernaan. Oleh cepatnya pembentukan gas proses kolik berlangsung secara akut, yang kadang-kadang terjadi secara berulang, dan mengakibatkan rasa sakit yang sangat. Bagaimana gejala dan pemeriksaannya?

sapitem

Gejala-gejala
Distensi abdomen akan terlihat dari luar, baik di sebelah kanan maupun kiri, yang pada perkusi akan menghasilkan suara resonansi timpanik. Penderita akan jadi gelisah, memukul-mukul lantai kandang, berjalan tanpa tujuan, dan tidak jarang penderita tampak berguling-guling. Kadang-kadang dengan berguling-guling gas dapat terbebaskan keluar dari tubuh. Hal tersebut dapat terjadi oleh karena adanya perubahan letak anatomi saluran pencernaan atau isinya.

Rasa sakit yang sangat akan dapat merangsang keluarnya keringat yang berlebihan. Rasa sakit juga akan menyebabkan hilangnya nafsu makan dan minum. Peristaltik usus di bagian yang mengalami distensi jadi hilang sebaliknya usus halus mungkin berkontraksi lebih hebat, hingga kolik yang ditemukan merupakan gabungan dengan kolik spasmodik. Dalam perneriksaan rektal akan teraba usus, kolon atau sekum yang mengembung penuh berisi gas.

Oleh mengembungnya bagian usus tersebut, selain dari gas isi usus yang lain tidak dapat diketahui macamnya. Rektum dan anus sering di jumpai dalam keadaan kendor dan sphincter ani tidak berfungsi normal, hingga anus nampak terbuka. Flatus dan ruktus terjadi kadang-kadang saja. Pada kolik yang bersifat primer, tinja mungkin masih dapat dipasasikan sampai ke rektum, sedang pada kolik sekunder, sebagai akibat adanya obstruksi, tinja tidak dapat mencapai rektum.

Pemeriksaan patologi anatomis
Dalam seksi ditemukan kolon dan sekum yang mengalami distensi dengan dindingnya yang berwarna pucat kebiruan. Apabila penimbunan gas terjadi karena obstruksi, penyebab obstruksi akan ditemukan. Pemeriksaan pasca mati yang dilakukan terlalu lama setelah mati akan dapat mengakibatkan timbunan gas di dalam atau bagian usus yang lain. Dalam hal demikian ada kemungkinan bahwa penyebab kematian penderita bukan karena distensi usus atau kolik timpani.

Referensi: Subronto. 1989. Ilmu Penyakit Ternak I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.