Bagaimana gejala dan cara pencegahan penyakit Nematodosis?

image

Penyakit ini menyebar luas dan banyak terjadi di seluruh dunia termasuk Indonesia. Disebabkan oleh cacing Ascaris vitulorum, Bunostomum sp., Oesophagustomum sp., Haemonchus sp., Trichostrongylus sp., Ostertagia sp., Cooperia sp., Nematodirus sp.

1 Like

image

Penyakit ini menyebar luas dan banyak terjadi di seluruh dunia termasuk Indonesia. Disebabkan oleh cacing Ascaris vitulorum, Bunostomum sp., Oesophagustomum sp., Haemonchus sp., Trichostrongylus sp., Ostertagia sp., Cooperia sp., Nematodirus sp. Penularan terjadi bila telur-telur infekstif atau larva cacing tertelan atau dapat juga melalui kolostrum. Dapat juga larva cacing infektif menembus kulit.

Gejala:
Hewan menunjukkan bottle jaw yang merupakan edema di bawah rahang. Hewan lesu, bulu rambut kasar, anemis, diare, kurus. Gejala anemia, hidremia dapat dikelirukan dengan penyakit lain seperti gangguan nutrisi. Gejala diare juga dapat dikelirukan dengan serangan coccidiosis dan penyakit bakteri yang lain. Diagnosis ditegakkan dengan uji native atau apung dari sample feses.

Pengobatan, Pengendalian dan Pencegahan:
Untuk mengatasi nematodosis dapat menggunakan Levamisol, Fenbendazole atau Albendazole. Dapat juga menggunakan Ivermectin. Dosis Levamisol adalah 7,5 mg/kgBB untuk ruminansia, sedangkan Ivermectin menggunakn dosis 200 μg/kg secara subkutan.
Pemisahan ternak muda dan dewasa membantu dalam mencegah penyebaran helminthiasis. Hindari kepadatan yang berlebihan karena meningkatkan risiko terjadinya infestasi parasit. Hindari juga mengambil rumput atau menggembalakan pada pagi hari, karena umumnya larva larva cacing akan berada di ujung rumput pada pagi hari.