Bagaimana Gangguan Metabolisme pada Transplantasi Ginjal?

image

Bagaimana Gangguan Metabolisme pada Transplantasi Ginjal?

Transplantasi ginjal menyebabkan restorasi fungsi ginjal. Protein-energy malnutrition sering terjadi pada beberapa minggu awal paska operasi akibat katabolisme yang meningkat. Berbagai gangguan metabolik pada CKF mungkin tetap ada dan gangguan metabolik baru dapat berkembang, seperti obesitas, diabetes, hipertensi, penyakit tulang dan anemia. Selain itu, pengaruh obat-obatan immunosuppressive , seperti corticosteroids, cyclosporine A, tacrolimus , dan rapamycin mungkin dapat memperburuk perjalanan diabetes, hipertensi, dan dislipidemia. Diabetes mellitus yang terjadi paska transplantasi ( posttransplant diabetes melitus/PTDM) biasa terjadi pada pasien CKD dengan terapi transplantasi. Perkembangan PTDM dipengaruhi oleh pemilihan obat-obatan immunosupressive . Glucocorticoids , cyslosporine dan tacrolimus kemungkinan memberi konstribusi munculnya PTDM. Steroid meningkatkan hepatic gluconeogenesis dan memperburuk resistensi insulin. Dislipidemia sering terjadi pada CKD pasca transplantasi, ditandai dengan peningkatan LDL kolesterol dan hipertliglisedemia. Glucocorticoids dan calcineurin inhibitors seperti cyclosporine dapat memperburuk profil lipid pasien. Pemberian sirolimus , sebagai obat immunosupressive dapat memperburuk dislipidemia. Gangguan mineralisasi tulang dapat semakin memburuk paska transplantasi. Hal ini bisa disebabkan karena pemberian prednison (dapat menurunkan absorbsi calsium) dan berkembangnya hiperparatiroid. Suplementasi PO4 memiliki potensi memperburuk hiperparatiroid. Obat-obatan apetite stimultant diberikan untuk memperbaiki status gizi dan status inflamasi pada pasien CKD, seperti m egestrol acetate (terbukti memperbaiki status gizi, status inflamasi dan anorexia), nandrolone decanoate (memiliki efek anabolik pada pasien CKD), testosteron (memperbaiki LBM dan status gizi).

Pada early posttransplant protein diberikan tinggi 1,3–2 g/kg BB/hari dan energi 30–35 kcal/kg BB/hari, untuk mengimbangi peningkatan katabolisme pasca surgery . Pada periode late posttransplant , nutrisi ditujukan untuk mempertahankan status gizi optimal, protein diberikan 0.8-1 g/kg BB/hari dan energi 35 kcal/kg BB/hari. Disamping itu untuk memanage obesitas, resistensi insulin, diabetes, hiperlipidemia, dan hipertensi.