Bagaimana film dapat mempengaruhi perilaku dan gaya hidup sehari-hari?

Menurut saya, film merupakan salah satu media yang dapat digunakan sebagai pe-refresh otak ketika penat. Seperti yang kita lihat pada lingkungan kita, terkadang perilaku kehidupan sehari-hari seseorang mengikuti perilaku dan gaya hidup tokoh pada film yang telah selesai mereka tonton. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Peran film dalam masyarakat sebagai salah satu media komunikasi saat ini berpengaruh besar, karena film juga mempunyai banyak andil dalam pembentukan pola pikir masyarakat. Berbagai macam cerita yang ditampilkan di dalamnya, sedikit banyak dan secara tidak langsung bisa mengubah pola pikir masyarakat atau penonton setelah menonton film tersebut. Hal ini juga bisa dikatakan kekuatan film sebagai salah satu media komunikasi. Content film sendiri bisa terdiri dari berbagai macam tema, antara lain kriminalitas, heroik, seks, kekerasan, percintaan, budaya, gender dan lain sebagainya.

Film dan generasi muda atau sering disebut sebagai generasi millennials adalah dua komponen yang sulit untuk dipisahkan. Dari sisi konsumen, generasi ini millennials menjadi target terbesar dari industri perfilman. Hal inilah yang diungkapkan oleh Budi Irawan selaku Dosen Komunikasi Fisipol UGM dalam acara Bincang Muda pada 26 Februari lalu. Acara yang mengusung tema “Millennials on Film: Ekspresi, Lifestyle, hingga Ruang Kritik Sosial” ini juga menghadirkan Irfan Darajat selaku anggota Festival Film Dokumenter (FFD) sebagai pembicara.

“Film sangat konkrit dalam membangun imajinasi. Kita mudah mengimajinasikan tokoh Rangga dalam Film Ada Apa Cinta melalui sosok Nicholas Saputra. Berbeda dengan sastra yang kurang konkrit dalam membangun imajinasi karena hanya berupa teks,” Papar Budi.

Budi menyarankan, bagi generasi muda perlu memiliki cine-literacy. Hal ini bukan hanya membuat kita lebih kritis, tetapi juga agar tidak terbawa dengan dampak negatif dari film. Selain itu, kita perlu menjadikan film sebagai media perubahan dan sumber pengetahuan. Bagaimanapun juga, menurut Budi, film merupakan dokumentasi sosial yang bisa merekam jejak sejarah.

Dampak Negatif Film Bagi Perkembangan remaja
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, masa remaja merupakan masa dimana mencari jati diri. Sehingga mungkin saja apa yang ditonton dalam sebuah film bisa memberikan pengaruh gaya hidup terhadap remaja. Misalnya saja jika film tersebut banyak menayangkan hal-hal negatif, bukan tidak mungkin dapat ditiru oleh remaja. Atau ada seorang artis yang begitu diidolakannya, maka bukan tidak mungkin untuk meniru tingkah laku dan gaya hidup dari artis tersebut. Jika memang baik, maka bukan masalah.

Namun apa jadinya jika sesuatu yang buruk? Maka tentu saja menyebabkan gangguan pada perkembangan remaja. Apalagi saat ini banyak sekali film dan sinetron yang kurang mendidik. Ditambah lagi dengan tidak semua remaja memiliki kemampuan dalam memfilter apa saja yang baik untuk ditiru maupun tidak.
Film bisa memberikan dampak negatif lainnya yang menuju pergaulan bebas, seperti narkotika, seks bebas, tawuran pelajar, dan kenakalan lainnya. Sehingga secara tidak langsung film menjadi salah satu faktor penyebab kenakalan anak. Apalagi kini banyak sekali film-film Indonesia yang cenderung memperlihatkan tentang gaya hidup kebaratan yang agak bebas. Dan hal ini menjadi dampak yang cukup buruk jika sampai ditiru oleh remaja.

Dampak Positif Film Bagi Perkembangan Remaja
Sebenarnya film tak hanya dapat memberikan dampak negatif saja, jika ditelaah baik maka film bisa memberikan dampak positif bagi remaha. Salah satunya yaitu mampu memberikan gambaran terkait hal yang nyata tentang fenomena remaja yang lebih mudah dipahami. Sehingga remaja nantinya bisa lebih tertarik serta meningkatkan retensi memori. Sisi positif nya adalah, film dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pelajaran yang dapat membantu remaja untuk memahami dunia.

Terdapat penelitian yang menunjukkan jika dengan menonton acara-acara yang bertemakan tentang pendidikan setidaknya selama 1-3 jam akan memberikan efek yang sangat positif bagi kecerdasan anak, termasuk kecerdasan emosional. Bagi remaja yang melihat film dengan mengetahui apa yang boleh ditiru dan mana yang tidak bisa menjadi tambahan bagi pengetahuan kejiwaan manusia. Sehingga nantinya bisa menambah wawasan remaja saat memilih sikap yang harus diambilnya di dalam lingkungan sosialnya.

1 Like