Bagaimana etiologi penyakit Tuberkulosis Sapi?

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri dari genus Mycobacterium. Sebagai penyakit menular, tuberkulosis sudah dikenal sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu, ditemukan tanda menciri dari penyakit ini pada tulang mumi Mesir kuno. Robert Koch

ETIOLOGI

Tuberkulosis adalah penyakit menular bersifat menahun yang disebabkan oleh bakteri dari genus Mycobacterium. Agen penyebab tuberkulosis pada manusia, sapi dan unggas, semula dikenal berturut-turut dengan nama Mycobacterium tuberkulosis (human type), M.tuberkulosis (bovine type) dan M.tuberkulosis (avian type). Kemudian diketahui, bahwa ternyata ketiganya memiliki sejumlah perbedaan baik dalam sifat-sifat pertumbuhan maupun patogenisitasnya pada hewan laboratorium, maka sehubungan dengan hal tersebut dapat dibedakan 3 tipe tuberkulosis dengan agen penyebabnya masing-masing sebagai berikut.

Tuberkulosis manusia (human type tuberculosis), dengan agen penyebab M.tuberculosis, tuberkulosis sapi (bovine type tuberkulosis), dengan agen penyebab M.bovis dari tuberkulosis unggas (avian type tuberculosis), dengan agen penyebab M.avium.

M.avium ada yang menyatakan ini merupakan spesies tersendiri disebut-sebut sebagai sangat dekat dengan M.intracellulare, yang oleh sebagian peneliti diberi nama gabungan M.avium-intracellular. Para peneliti di Amerika serikat, menambahkan satu spesies lagi, yakni M.scrofulaceum, yang kemudian menyebut kelompok tersebut sebagai M.avium-intracellulare-scrofulaceum complex, yang lebih dikenal dengan singkatannya MAIS complex. Selain itu, dikenal pula M.africanum, yang diketahui memiliki sifat-sifat yang menjembatani antara sifat yang dimiliki M.tuberkulosis dan sifat dari M.bovis.

Dari khasanah mikobacteria sering disebut-sebut istilah MOTT, adalah singkatan dari Mycobacteria other than tuberkulosis, merupakan semua bakteri yang termasuk dalam mikobacteria, kecuali M.tuberculosis.

Selanjutnya, uraian akan dibatasi hanya yang berkaitan dengan tuberkulosis sapi saja. Tuberkulosis sapi adalah penyakit hewan menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium bovis, dengan sifat penyakit yang berjalan menahun dan ditandai dengan terbentuknya lesi yang berupa bungkul/ benjolan (dikenal sebagai tuberkel) yang disertai dengan proses perkejuan dan perkapuran.

Bila penyakit berlanjut, maka hewan sakit akan menunjukkan gejala batuk dengan kelenjar limfe di daerah kepala dan ususnya membesar (beberapa kali lipat dari ukuran normal) yang dapat dilihat dan diraba, serta kondisi tubuh penderita yang sangat kurus (emasiasi).

M.bovis adalah bakteri yang tidak motil, tidak berspora, biasanya berbentuk batang Iurus Iangsing, berukuran 0,5 x 2-4 um (kadang-kadang terlihat pleomorfi k berfi lamen atau bercabang), bersifat tahan asam dan patogenik bagi berbagai jenis hewan menyusui, unggas dan juga manusia. Dengan pewarnaan Gram, bakteri penyebab tuberkulosis sapi termasuk bakteri Gram-positif.

Karena bakteri penyebab tuberkulosis ini memiliki sifat tahan asam, maka untuk pemeriksaan mikroskopik di laboratorium biasa digunakan pewarnaan preparat menurut cara Ziehl-Neelsen (Z-N). Sebagai pewarnaan alternatif, preparat juga dapat diwarnai menurut cara Kinyoun, atau menggunakan pemeriksaan teknik mikroskoopik berpendapat (fl uorescence antibody technique, FAT).

Untuk menumbuhkan M.bovis secara in vitro di laboratorium, dituntut tersedianya medium penumbuh yang khusus, seperti medium Lowenstein-Jensen,

medium Stonebrink atau medium Middlebrook 7H10 atau 7H11. Mengingat M.bovis termasuk kedalam mikrobakteria yang lambat tumbuh (slowly growing mycobakteria), maka untuk melihat adanya pertumbuhan bakteri penyebab dibutuhkan waktu pengeraman pada suhu 37°C dan perlakuan tanpa atau dengan C02 sampai sekurang-kurangnya 8 minggu, dengan pengamatan setiap hari untuk minggu pertama dan pada setiap minggu untuk sisa waktu selebihnya.

Hewan penderita tua biasanya memperlihatkan lesi-lesi tuberkulosis yang lebih hebat dari pada hewan muda tertular. Sapi sakit tuberkulosis merupakan sumber penularan penyakit yang utama. Pada tahun awal penyakit sebelum gejala klinis terlihat, sapi tertular telah mengeluarkan agen penyebab kedalam rongga hidung dan mukus trakea. Sedangkan pada tahap lanjut, M.bovis dikeluarkan dari tubuh penderita bukan saja melalui udara pernafasan, tetapi juga melalui dahak, feses, susu, urin, sekresi (discharge) dari vagina dan sekresi dari uterus, bahkan melalui sekresi kelenjar limfe terserang yang pecah. Di alam, genangan air (yang tidak mengalir) dimana diketahui hewan sakit tuberkulosis sapi terakhir meminumnya masih tetap infektif selama 18 hari berikutnya. Lebih lanjut, air yang tidak mengalir (stagnant water) diketahui merupakan sumber paling berpotensi akan kandungan mikobakteria saprofi tik dan ini harus mendapatkan perhatian sungguh-sungguh, karena dapat memunculkan terjadinya reaktor-reaktor tuberkulosis yang non spesifi k. Dalam pada itu, tingkat infektivitas suatu padang gembalaan (pasture) yang tercemar oleh feses hewan sakit, bervariasi tergantung pada cuaca setempat. Pada cuaca yang kering misalnya, maka padang gembalaan demikian masih infektif selama 1 minggu. Sedangkan pada cuaca yang basah, maka tingkat infektivitas padang gembalaan tersebut mecapai 6-8 minggu lamanya.

Referensi: