Bagaimana Efek Diet Tinggi Karbohidrat Terhadap Glukosa Darah dan Berat Badan?

diet
Berat badan lebih dan obesitas sudah merupakan masalah global, dimana salah
satu penyebabnya adalah tingginya konsumsi karbohidrat yang tidak dibarengi dengan
aktifitas fisik yang cukup. Asupan karbohidrat yang lebih dapat memicu terjadinya
hiperglikemia.Bagaimana Efek Diet Tinggi Karbohidrat Terhadap Glukosa Darah dan Berat Badan ?

Kelompok diet tinggi karbohidrat kompleks yang diberikan tepung pati jagung mengalami penurunan rata-rata berat badan yang signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aziz, et. al (2009) tentang efek dari tipe pati terhadap berat badan pada tikus obesitas yang dilakukan selama 4 minggu. Hasil penelitian tersebut adalah terjadi penurunan berat badan pada tikus yang diberikan diet tinggi pati dengan pembatasan kalori. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Castillo, et. al. (2012) juga menunujukkan terjadi peningkatan berat badan pada tikus normal yang diberikan diet tinggi pati jagung maupun diet tinggi pati resisten yang berasal dari buah pisang.

Pada bahan intervensi kelompok diet tinggi karbohidrat kompleks yaitu tepung pati jagung, terdapat pati resisten. Pati jagung mengandung 4,85% pati resisten. Menurut teori, pati resisten dapat membantu menurunkan berat badan karena memiliki efek fisiologis yang sama dengan serat pangan. Pati resisten tahan terhadap enzim pencernaan manusia, lambat dalam pelepasan glukosa sehingga asupan energi berkurang pada sel-sel usus, yang terbukti dengan rendahnya indeks glikemik. Ini dapat membantu mengendalikan berat badan pada penderita obesitas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maryusman, dkk. (2018) yang melakukan intervensi diet tinggi serat dapat menurunkan berat badan secara bermakna. Hal tersebut dikarenakan serat mempunyai kemampuan menahan akuades dan dapat membentuk cairan kental dalam saluran pencernaan. Sehingga waktu dicerna lebih lama dalam lambung, kemudian serat akan menarik akuades dan memberi rasa kenyang lebih lama.

Pada kelompok diet tinggi karbohidrat sederhana terjadi kenaikan rata-rata berat badan secara signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Subali, dkk. (2017), dimana hasil penelitian tersebut adalah terjadi kenaikan berat badan yang signifikan pada tikus yang diberikan sukrosa sebanyak 30% b/v selama 7 minggu. Menurut teori, jenis karbohidrat, indeks glikemik, dan muatan glikemik berpengaruh terhadap glukosa darah yang dapat mengarah pada perubahan berat badan. Semakin tinggi muatan glikemik, maka semakin tinggi pula peningkatan glukosa darah. Peningkatan glukosa darah dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan risiko obesitas. Jenis karbohidrat sederhana cenderung memiliki indeks glikemik yang tinggi. Hal ini sejalan dengan Literature Review oleh Keenoy & Lucia (2012) tentang efek metabolisme jumlah dan jenis karbohidrat terhadap risiko obesitas dan diabetes. Dalam review ini dijelaskan bahwa glukosa berlebih yang berasal dari diet tinggi karbohidrat akan disimpan dalam bentuk glikogen dan sisanya akan disimpan dalam bentuk lemak dalam proses de novo lipogenesis. Hal inilah yang dapat meningkatkan berat badan.

Kelompok diet tinggi karbohidrat kompleks yang diberikan tepung pati jagung tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Brites, et. al (2011) mengenai efek maize dan pati resistan pada tikus. hasil penelitian tersebut yaitu kadar glukosa darah tikus normal bahkan cenderung menurun setelah diberikan intervensi. Pada kelompok diet tinggi karbohidrat sedehana terjadi kenaikan rata-rata kadar glukosa darah secara signifikan. Hal ini sejalan dengan penilitian Hazali, et. al (2014) tentang efek sukrosa dan stevia terhadap kadar glukosa darah dimana hasilnya yaitu terjadi peningkatan kadar glukosa darah terhadap intervensi dengan sukrosa sebanyak 20 gram.

Berdasarkan hasil penelitian yaitu terdapat perbedaan rerata kadar glukosa darah antara kelompok kontrol dengan kelompok diet tinggi karbohidrat kompleks, dan kelompok diet tinggi karbohidrat sederhana setelah dilakukan intervensi. Pada kelompok kontrol terhadap diet tinggi karbohidrat kompleks terjadi kenaikan rerata namun tidak signifikan, sedangkan pada kelompok diet tinggi karbohidrat sederhana terjadi kenaikan yang signifikan. Selain itu di tepung pati jagung terdapat pati resisten yang merupakan salah satu serat pangan. Konsumsi tepung resistan pati jagung dapat menekan rasa lapar dan menjaga kadar glukosa darah tetap normal.

Selain itu Jagung juga mempunyai serat pangan yang tinggi.Dari penelitian dapat dikatakan bahwa konsumsi karbohidrat kompleks dalam waktu tertentu dapat menurunkan berat badan sedangkan karbohidrat sederhana dapat menaikkan berat badan. Hal ini sesuai dengan hasil dari literature review oleh Aller, dkk. (2011) menyimpulkan bahwa diet tinggi pati lebih menguntungkan bagi kesehatan dibandingkan dengan diet tinggi gula untuk mengontrol berat badan dengan mengurangi lemak tubuh. Pemberian diet tinggi karbohidrat kompleks dalam penelitian ini yaitu gula halus atau sukrosa dapat menaikkan kadar glukosa darah tikus secara signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian sanghee, et al (2008) yaitu pemberian sukrosa terhadap tikus diabetes menyebabkan terjadinya peningkatan terhadap glukosa darah.

Sumber:

http://journal.unhas.ac.id/index.php/mgmi/article/view/55-62/4411