Bagaimana Diplomasi Indonesia Melalui Sektor Pariwisata?

Diplomasi Indonesia Melalui Sektor Pariwisata

Dalam dinamikanya, penggunaan sektor pariwisata menjadi trend dalam hubungan internasional dalam menjalankan hubungan diplomasi dengan negara-negara lain.
Bagaimana Diplomasi Indonesia Melalui Sektor Pariwisata ?

Sejarah Perkembangan Diplomasi Publik Indonesia


Secara umum diplomasi publik dalam pengertiannya dipahami sebagai suatu upaya untuk mempengaruhi publik internasional untuk tercapainya kepentingan nasional suatu negara. Dengan demikian membuat negara-negara di dunia berlombalomba berupaya untuk meningkatkan perhatiannya dalam menjalankan diplomasi publik guna menumbuhkan pandangan positif negara lain baik dalam jangka waktu pendek maupun untuk jangka waktu yang panjang yang dapat menguntungkan dan mempermudah tercapainya tujuan-tujuan kebijakan luar negeri (Wardhani, 2016).

Di Indonesia, praktek diplomasi publik yang dijalankan agak berbeda dengan praktek diplomasi yang banyak dilakukan oleh negara-negara lain khususnya negara maju. Indonesia dalam melaksanakan diplomasi publiknya tidak hanya mengarah kepada publik internasional tetapi juga mengarah kepada publik domestik. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor bahwa politik internasional/ luar negeri banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor internal sebuah negara dan di sisi lain dinamika politik dalam negeri juga banyak dipengaruhi oleh berbagai isu-isu internasional (Napitupulu, 2010).

Dalam menjalankan diplomasinya, Pemerintah Indonesia sangat menekankan pada penggunaan soft power dalam aktivitas diplomasi. Penggunaan soft power dinilai lebih efektif dalam penerapan diplomasi publik dibandingkan menggunakan hard power (Sudiaman, 2016).

Awal mula dijalankannya diplomasi publik Indonesia dapat dilihat dalam sejarah perkembangan diplomasi publik dari masa ke masa. Masa pertama diawali dengan masa pra kemerdekaan yang mana dimulai pada tahun 1928. Pada tahun tersebut menjadi sebuah catatan sejarah dimana diadakannya Kongres Pemuda II di Jakarta yang kemudian melahirkan Sumpah Pemuda yang mengikrarkan satu Bangsa, Tanah Air, dan Bahasa bagi Indonesia, yang merupakan dasar dari pembentukan identitas nasional. Selanjutnya dapat kita lihat pada masa kemerdekan dengan Pemerintahan dipegang oleh Presiden Soekarno sampai pada masa sekarang pada Pemerintahan Presiden Joko Widodo, dimana seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa pada dasarnya diplomasi yang dilakukan berdasar pada kepentingan nasional Indonesia dan kepentingan tersebut dapat berubah dipengaruhi oleh kebijakan setiap Pemerintah yang memimpin dari masa ke masa (Kemlu.go.id, Momen Penting dalam Sejarah Diplomasi Indonesia, 2015).

Dalam dinamikanya, ada beberapa hal yang menarik dari sejarah perkembangan diplomasi publik Indonesia, dapat kita lihat pada awal kemerdekaan Indonesia dalam menjalankan diplomasi publik dan politik luar negerinya lebih mengarah kepada eksistensi Indonesia dengan menunjukkan kepada dunia Internasional bahwa Indonesia sudah resmi menjadi negara yang berdaulat dan merdeka. Aktivitas diplomasi publik yang dilakukan Indonesia pada waktu itu dapat dilihat dimana Indonesia melakukan banyak kunjungan ke negara lain dan membangun kerja sama dan juga keikut sertaan Indonesia pada organisasi Internasional yaitu Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) (Kemlu.go.id, Momen Penting dalam Sejarah Diplomasi Indonesia, 2015).

Sampai pada masa sekarang ini, Pemerintah Indonesia dalam menjalankan politik luar negeri untuk mencapai kepentingan nasional sudah melakukan berbagai upaya diplomasi publik dengan memanfaatkan berbagai macam instumen diplomasi seperti halnya budaya, film, gastro, pariwisata dan lain-lain yang kesemuanya dinilai berhasil memberikan dampak yang cukup signifikan bagi Indonesia, dengan demikian membuat Pemerintah terus berupaya untuk terus meningkatkan diplomasi publiknya (Setkab.go.id, 2017). Dari berbagai macam instrumen diplomasi publik yang dijalankan seperti yang telah dijelaskan, dalam penelitian ini akan terfokus pada penggunaan sektor pariwisata sebagai instrumen diplomasi publik Indonesia.

Diplomasi Indonesia Melalui Sektor Pariwisata


Dalam dinamikanya, penggunaan sektor pariwisata menjadi trend dalam hubungan internasional dalam menjalankan hubungan diplomasi dengan negara-negara lain. Secara prinsip, tujuan dari sektor pariwisata tersebut berupa sebuah industri perjalanan di mana yang difokuskan adalah kegiatan berlibur. Dalam pengimplementasiannya pariwisata memiliki peran yang signifikan dalam menarik perhatian masyarakat dunia dan mendorong mereka untuk mengenal dan mempelajari 25 kebudayaan suatu negara. Faktor tersebut yang mendorong Pemerintah suatu negara untuk mengembangkan sektor pariwisata dan menjadikannya bagian dalam aktivitas diplomasi dalam rangka memperkenalkan negaranya kepada dunia internasional (Kemenpar, 2015).

Di Indonesia, praktek diplomasi yang menjadi salah satu metode dalam menjalankan kebijakan politik luar negeri pada dasarnya dipengaruhi oleh realitas politik domestik Indonesia itu sendiri dan juga tidak dapat terlepas dari konstelasi politik global. Dalam beberapa tahun terakhir, strategi diplomasi publik Indonesia adalah diplomasi dengan menggunakan instrumen pariwisata. Tujuan dari diplomasi melalui sektor pariwisata tersebut adalah untuk menguatkan national branding Indonesia di dunia internasional dan menunjukkan bahwa Indonesia mampu berkompetisi di tingkat global. Indonesia merupakan negara yang kaya dari sisi wisata alam, seni dan budaya. Kekayaan alam yang dimiliki tersebut yang menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan global. Pemanfaatan sektor pariwisata dianggap efektif dalam pelaksanan diplomasi karena pelaksanaanya yang tanpa paksaan, dan keyakinan bahwa pariwisata lebih mudah diterima oleh masyarakat karena mengandung nilai-nilai yang universal seperti nilai budaya, tradisi, agama, estetika, bangunan-bangunan peninggalan sejarah maupun bangunan modern yang unik sehingga mampu menarik masyarakat dunia. (Wiratma, 2017, hal. 241).

Secara umum, dalam mengembangkan sektor pariwisata, Pemerintah yang dalam hal ini Kementerian Pariwisata memiliki sasaran strategis yang ingin dicapai melalui program dan kegiatan kepariwisataan (Kemenpar, 2016). Sasaran tersebut berupa:

  1. Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Destinasi Pariwisata.

  2. Meningkatnya investasi di sektor pariwisata.

  3. Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap penyerapan tenaga kerja nasional.

  4. Meningkatnya kontribusi pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional.

  5. Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap penyerapan tenaga kerja nasional.

  6. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.

  7. Meningkatnya kualitas kinerja organisasi Kementerian Pariwisata.

  8. Meningkatnya jumlah perjalanan dan pengeluaran wisatawan lokal.

Pada dasarnya, setiap negara di dunia memiliki kelebihan masing-masing. Yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan dan mengoptimalkan kelebihan/potensi yang dimiliki. Di sini kita dapat melihat bagaimana potensi yang dimiliki oleh Indonesia tidak kalah dengan negara lain. Berdasarkan domestik, Indonesia merupakan negara yang terdiri dari 17.508 pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dengan 16.056 pulau bernama yang telah di laporkan ke PBB (Detiknews, 2018). Hal tersebut menjadikannya sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Secara geografis terletak di garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hinda (Zakky, 2017). Eksotika alam dan budaya ini dikemas dalam pariwisata menjadi soft power yang berpotensi besar dalam melakukan diplomasi publik, juga sebagai modal dalam melakukan peningkatan hubungan antar negara dan hubungan kerjasama.

Keunikan potensi inilah yang menjadi daya tarik pariwisata Indonesia. Perbedaan suku, bahasa, adat, dan agama yang justru menjadikan perbedaan itu menjadi berwarna dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan adanya hal tersebut dapat menarik perhatian masyarakat dunia untuk berkunjung dan mau mengenal lebih jauh tentang Indonesia. Sebagai salah satu institusi resmi negara yang berperan sekaligus bertanggung jawab menangani bidang pariwisata, Kementerian Pariwisata memegang peran penting dan bertugas dalam pengembangan pariwisata Indonesia (Kemenpar, kedudukan, tugas dan fungsi Kementerian Pariwisata, 2015).

Dalam sejarah perkembangannya, upaya diplomasi Indonesia melalui promosi pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah ditandai dengan pencanangan program “ Visit Indonesia Year (VIY)” pertama kali pada tahun 1992. Program Visit Indonesia Year atau Tahun Kunjungan Indonesia merupakan sebuah rangkaian program dalam rangka mempromosikan sektor pariwisata Indonesia ke dunia internasional. Secara garis besar, program Visit Indonesia Year bertujuan untuk mengoptimalkan promosi mengenai kondisi yang menarik di Indonesia dengan harapan dapat memajukan Indonesia melalui sektor pariwisata dan pengenalan budaya (Idriasih, 2016).

Selanjutnya pada 1 Januari 2011, menteri Kebudayaan dan Pariwisata yang saat itu dijabat oleh Jero Wacik meresmikan Wonderful Indonesia sebagai brand pariwisata Indonesia menggantikan Visit Indonesia. Pergantian brand ini dilakukan dengan alasan untuk menguatkan citra pariwisata Indonesia, di mana wisatawan mancanegara bukan hanya diajak untuk berkunjung ke Indonesia ( visit to Indonesia ), tetapi juga disuguhi oleh potensi pariwisata Indonesia yang mengagumkan 28 ( wonderful ) (Idriasih, 2016). Kemudian pada desember 2014, Menteri Pariwisata Republik Indonesia yang dijabat oleh Arief Yahya meresmikan peluncuran brand “Pesona Indonesia” untuk mendampingi “ Wonderful Indonesia ” sebagai branding negara yang mempresentasikan daya tarik keindahan alam, keanekaragaman budaya dan keramah tamahan masyarakat Indonesia maupun fasilitas pariwisata yang dikembangkan (Idriasih, 2016). Tujuan dari kampanye Wonderful Indonesia dan “Pesona Indonesia” adalah untuk menyebarluaskan identitas pariwisata Indonesia ke seluruh dunia agar Indonesia semakin dikenal dan memperkuat citra yang positif di mata internasional.

Dalam konteks pariwisata Indonesia, dengan masifnya promosi dengan metode seperti yang telah di paparkan di atas, dengan melihat pada perkembangan trend zaman maka munculah berbagai macam produk yang dihasilkan oleh kegiatan kepariwisataan tersebut, salah satunya adalah trend pariwisata dengan menerapkan nilai-nilai syariah atau yang dikenal dengan istilah pariwisata halal ( halal tourism ) yang hal tersebut sekarang menjadi fokus pengembangan oleh Pemerintah Indonesia (Disbudpar, Sekilas Tentang Wisata Halal, 2016).

Pariwisata halal merupakan suatu segmen yang sangat atraktif dan berkembang dengan cukup pesat secara global. Hal tersebut dilihat dari laporan Master Card-Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2015, pada tahun 2014 pasar wisatawan Muslim di dunia memiliki nilai sebesar 145 USD, dengan sebanyak 108 juta perjalanan wisatawan yang telah berkontribusi sebesar 10% dari keseluruhan ekonomi pariwisata dunia. Dalam laporan terbarunya, GMTI 2017, Pada 29 tahun 2020 perjalanan wisatawan Muslim diperkirakan akan meningkat sekitar 156 juta perjalanan dengan rata-rata pengeluaran sebesar 220 juta USD dan diperkirakan akan mencapai pengeluaran sebesar 300 milyar USD pada tahun 2026 (Hidayah, 2018).

Berdasarkan data di atas, dapat kita lihat bagaimana pasar wisata halal begitu besar, hal ini membuat Pemerintah terus berupaya untuk mengembangkan sektor wisata halal. Pemerintah Indonesia melalukan upaya diplomasi publik melalui pariwisata halal untuk menarik minat wisatawan global agar datang ke Indonesia khususnya masyarakat Muslim. Indonesia memiliki keragaman destinasi dan kekayaan budaya. Hal tersebut menjadi modal utama bagi Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas dalam bidang pariwisata hingga mampu memenangkan persaingan global.