Bagaimana Diagnosis Syok Kardiogenik?

Secara umum, kurangnya aliran darah ke pembuluh darah koroner (pembuluh darah yang memberi suplai oksigen untuk jantung) akan merusak ventrikel kiri, yaitu ruang jantung yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Bagaimana Diagnosis Syok Kardiogenik?

image

Diagnosis Syok Kardiogenik
Seseorang dapat dicurigai menderita syok kardiogenik berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk memastikan hal tersebut, dokter akan mengadakan beberapa jenis pemeriksaan, seperti:

  1. Pemeriksaan tekanan darah. Penderita syok kardiogenik memiliki tekanan darah rendah, yaitu di bawah 90 mmHg, atau mengalami hipotensi ortostatik.
  2. Elektrokardiogram (EKG). Dilakukan untuk mengetahui aktivitas listrik pada jantung dengan menempelkan beberapa alat pada dada, pergelangan tangan, dan kaki, serta tersambung dengan mesin melalui kabel-kabel.
  3. Rontgen dada. Rontgen dada dilakukan untuk memeriksa struktur fisik serta ukuran jantung, sekaligus keberadaan cairan dalam paru-paru.
  4. Tes darah. Untuk mengetahui kerusakan jantung dengan pemeriksaan enzim jantung (troponin dan CKMB), serta memeriksa kadar oksigen dalam darah dengan analisis gas darah.
  5. Ekokardiografi. Ekokardiografi dilakukan dengan menggunakan gelombang suara ini dilakukan guna melihat struktur, ketebalan, dan gerak tiap denyut jantung. Alat yang digunakan sama dengan alat USG.
  6. Angiografi koroner atau kateterisasi jantung. Pemeriksaan ini mengombinasikan penyuntikan cairan kontras ke dalam pembuluh darah dengan pemindaian sinar-X untuk mendeteksi adanya penyumbatan di dalam pembuluh darah serta untuk mengukur tekanan di dalam bilik jantung.

Sumber : syok-kardiogenik