Bagaimana diagnosa keperawatan pada pasien gastroenteritis?

Gastroenteritis adalah Infeksi usus ditandai dengan diare, kram, mual, muntah, dan demam.

Gastroenteritis atau biasa disebut Flu perut biasanya menyebar melalui kontak dengan orang yang terinfeksi atau melalui makanan atau air yang terkontaminasi.

Bagaimana diagnosa keperawatan pada pasien gastroenteritis ?

Diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan pada pasien gastroenteritis menurut Doengoes (2000) adalah:

  1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebih

  2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan makanan tidak adekuat

  3. Gangguan pola eliminasi fekal: diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus

  4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan defekasi yang sering

  5. Cemas berhubungan dengan krisis situasi karena perubahan status kesehatan dan hospitalisasi

Fokus Intervensi dan Rasional

Fokus intervensi yang bisa dirumuskan pada pasien gastroenteritis menurut Doengoes (2000) adalah:

1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebihan

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan terpenuhinya volume cairan tubuh

Kriteria Hasil: mukosa bibir lembab, turgor kulit kenyal, tidak ada tanda- tanda dehidrasi

Intervensi:

  • Awasi masukan dan haluaran, karakteristik dan jumlah feses, perkiraan kehilangan yang tidak terlihat seperti berkeringat, ukur berat jenis urin, observasi oliguria

    Rasional: memberikan informasi tentang keseimbangan cairan, fungsi ginjal dan kontrol penyakit usus juga merupakan pedoman untuk penggantian cairan

  • Kaji Tanda Vital (Tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan)

    Rasional: Hipotensi (termasuk postural), takikardi, demam dapat menunjukkan respon terhadap efek kehilangan cairan

  • Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring dan hindari aktivitas

    Rasional: kolon diistirahatkan untuk penyembuhan dan untuk menurunkan kehilangan cairan usus

  • Berikan cairan parenteral dan tranfusi daran sesuai indikasi

    Rasional: mempertahankan istirahat usus akan memadukan penggantian cairan untuk memperbaiki kekebalan

  • Awasi hasil laboratorium contoh elektrolit, magnesium, kalium dan keseimbangan asam basa

    Rasional: menentukan kebutuhan penggantian dan keefektifan terapi

  • Berikan obat sesuai indikasi

    1. Antidiare
      Rasional: menurunkan kehilangan cairan dari usus

    2. Antiemetik, misal: metoklopramid, ranitidine, ondancentron
      Rasional: digunakan untuk mengontrol mual dan muntah pada eksaserbasi akut

    3. Antipiretik, misal: paracetamol
      Rasional: elektrolit hilang dalam jumlah besar, khususnya pada usus yang gundul, area ulkus dan diare dapat juga menimbulkan asidosis metabolik karena kehilangan bikarbonat (HCO3)

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan makanan tidak adekuat

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi

Kriteria Hasil: Berat badan ideal atau dalam rentang normal, konjungtiva tidak anemis, membran mukosa bibir merah muda, keseimbangan elektrolit

Intervensi:

  • Buat tujuan berat badan minimum dan kebutuhan nutrisi harian

    Rasional: Malnutrisi adalah kondisi gangguan minat yang menyebabkan depresi, agitasi dan mempengaruhi fungsi kognitif/ pengambilan keputusan. Perbaikan status nutrisi meningkatkan kemampuan berfikir dan kerja psikologis.

  • Gunakan pendekatan konsisten. Duduk dengan pasien saat makan, sediakan dan buang makanan tanpa persuasi/komentar. Tingkatkan lingkungan nyaman dan catat masukan.

    Rasional: Pasien mendeteksi pentingnya beraksi terhadap tekanan. Komentar apapun yang dapat terlihat sebagai paksaan memberikan fokus pada makanan. Bila staf berespon secara konsisten pasien dapat mulai mempercayai respon staf.

  • Berikan makanan sedikit tetapi sering dan makanan kecil tambahan yang tepat

    Rasional: Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makanan terlalu cepat setelah periode puasa

  • Buat pilihan menu yang ada dan izinkan pasien untuk mengontrol pilihan sebanyak mungkin.

    Rasional: Pasien yang meningkat kepercayaan dirinya dan merasa mengontrol lingkungan menyediakan makanan untuk makan.

  • Pertahankan jadwal penimbangan berat badan

    Rasional: Memberikan catatan lanjut penurunan atau peningkatan berat badan yang akurat. Juga menurunkan obsesi tentang peningkatan atau penurunan.

  • Timbang berat badan dengan timbangan yang sama

    Rasional: Meskipun beberapa program memungkinkan pasien melihat hasil timbangan, ini memaksa isu kepercayaan pada pasien yang biasanya tidak mempercayai orang lain

  • Berikan terapi nutrisi dalam program pengobatan rumah sakit sesuai indikasi

    Rasional: Pengobatan masalah dasar tidak terjadi tanpa perbaikan status nutrisi. Perawatan di rumah sakit memberikan kontrol lingkungan dimana masukan makanan, muntah atau eliminasi, obat dan aktivitas dapat dipantau. Ini juga memisahkan pasien dari orang terdekat (yang dapat sebagai faktor pemberat).

  • Berikan diet dan makanan ringan dengan tambahan makanan yang disukai bila ada.

    Rasional: Memungkinkan variasi sediaan makanan akan memampukan pasien untuk mempunyai pilihan terhadap makanan yang dapat dinikmati

  • Berikan obat sesuai indikasi

    1. Ciprofeptadin (periactin)
      Rasional: Antagonis, serotonin dan histamin yang digunakan dalam dosis tinggi untuk merangsang nafsu makan, menurunkan penolakan makanan, dan melawan depresi. Tidak tampak efek samping meskipun penurunan mental, kesadaran dapat terjadi.

    2. Antidepresan trisiklik misal: Alavil, Endep
      Rasional: Menghilangkan depres dan merangsang nafsu makan

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan defekasi yang sering

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan gangguan integritas kulit klien dapat teratasi

Kriteria hasil: Tidak terjadi lecet dan kemerahan di sekitar anal

Intervensi:

  • Bersihkan sekitar anal setelah defekasi dengan sabun yang lembut bilas dengan air bersih, keringkan dengan seksama dan taburi talk

    Rasional: untuk mencegah perluasan iritasi

  • Beri stik laken diatas perlak klien

    Rasional: untuk mencegah gerekan tiba-tiba pada bokong

  • Gunakan pakaian yang longgar

    Rasional: untuk memudahkan bebas gerak

  • Monitor data laboratorium

    Rasional: untuk mengetahui luasan/ PH feses, elektrolit, dll.

4. Gangguan pola eliminasi fekal: diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus, iritasi, inflamasi dan malabsobsi usus

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah gangguan pola eliminasi fekal: diare dapat teratasi

Kriteria Hasil: Pola defekasi normal, konsistensi feses normal, meningkatkan fungsi usus mendekati normal

Intervensi:

  • Observasi/ catat frekuensi defekasi, karakteristik dan jumlah

    Rasional: diare sering terjadi setelah memulai diet

  • Dorong diet rendah serat sesuai dalam batasan diet, dengan masukan cairan sedang sesuai diet yang dibuat

    Rasional: meningkatkan konsistensi feses. Meskipun cairan perlu untuk fungsi tubuh optimal, kelebihan jumlah mempengaruhi diare

  • Batasi masukan lemak sesuai indikasi

    Rasional: diet rendah lemak menurunkan resiko feses cairan dan membatasi efek laksantif penurunan absobsi lemak

  • Observasi tanda sindrom dumping, misal: diare cepat, berkeringat, mual, muntah dan kelemahan setelah makan

    Rasional: pengosongan cepat makanan dari lambung dapat mengakibatkan distress gaster dan mengganggu fungsi usus

  • Bantu perawatan peringeal sering, gunakan salep sesuai indikasi

    Rasional: iritasi anal, eksoriasi dan pruritus terjadi karena diare. Pasien sering tak dapat mencapai area yang tepat untuk membersihkan

  • Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi, misal difenoksilat dengan atropin (lomotil)

    Rasional: mungkin perlu untuk mengontrol frekuensi defekasi sampai tubuh mengalami perubahan akibat bedah

  • Awasi elektrolit serum

    Rasional: Peningkatan kehilangan gaster potensial resiko ketidakseimbangan elektrolit dimana dapat menimbulkan komplikasi lebih serius/ mengancam

5. Cemas berhubungan dengan krisis situasi karena perubahan status kesehatan dan hospitalisasi

Tujuan : Cemas dapat teratasi

Kriteria Hasil : menunjukkan keadaan rileks dan terjadi penurunan ansietas sampai tingkat dapat ditangani

Intervensi :

  • Catat perilaku ansietas misal gelisah, peka rangsang, menolak, kurang kontak mata, perilaku menarik perhatian

    Rasional: indikator derajat ansietas

  • Dorong menyatakan perasaan, berikan umpan balik

    Rasional: membantu pasien dalam mengidentifikasi masalah yang menyebabkan stress

  • Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang apa yang dilakukan misal kondisi dan prosedur

    Rasional: keterlibatan pasien dalam perencanaan keperawatan memberikan rasa kontrol dan membantu menurunkan ansietas

  • Berikan lingkungan tenang dan istirahat

    Rasional: memindahkan pasien dari stres luar, meningkatkan relaksasi dan membantu menurunkan ansietas

  • Bantu pasien belajar mekanisme koping baru untuk mengatasi stres

    Rasional: belajar cara baru untuk mengatasi masalah dapat membantu untuk menurunkan stres dan ansietas, meningkatkan kontrol penyakit

  • Kolaborasi pemberian obat sedatif misal barbitura, diazepam

    Rasional: dapat digunakan untuk menurunkan ansietas dan memudahkan istirahat