Bagaimana desain alat musik tradisional Serunai ?

Alat Musik Tradisional Serunai
Alat musik serunai biasanya dimainkan dalam acara-acara adat yang ramai, seperti upacara perkawinan, penghulu (batagak pangulu dalam bahasa Minang), dan sebagainya. Alat musik ini juga biasa dimainkan dengan bebas, baik perorangan, pada saat memanen padi atau saat bekerja di ladang.

Alat Musik ini terbuat dari dua potong kayu atau bambu berongga dengan ukuran berbeda. Batang yang kecil disebut puput (pupuik). Batang ini merupakan sisi yang ditiup oleh pemain dan berfungsi sebagai sumber suara. Batang yang lebih besar memiliki empat atau lebih lubang dan berfungsi sebagai penata nada. Kedua bagian ini disambungkan menjadi komponen utama dari serunai.

Bagian penata bunyi serunai terbuat dari kayu capo ringkik atau dari bambu talang yang ukurannya sebesar ibu jari tangan. Capo ringkik adalah sejenis tanaman perdu yang mempunyai lapisan kayu keras namun mempunyai bagian dalam yang lunak, sehingga mudah untuk dilubangi. Kayu yang panjangnya 20 cm tersebut diberi 4 lubang yang berselisih jarak 2,5 cm, yang berfungsi memberi beda tinggi rendah nada. Nada yang lazim pada alat musik tradisional Minang termasuk puput serunai adalah nada pentatonis “do-re-mi-fa-sol”.

Puput adalah bagian yang ditiup pada alat musik serunai, biasa terbuat dari kayu, bambu talang, atau batang padi tua. Bagian ini disambungkan oleh bagian penyambung yang berfungsi sebagai pangkal puput tersebut. Panjangnya sekitar 5 cm dan terbuat dari kayu keras. Penyambung ini dilubangi untuk saluran udara tiup, yang bersambungan dengan poros badan dan poros corong. Di bagian belakang, bagian penyambung ini juga berbentuk corong, dengan diameter 2 cm.

Bagian corong adalah bagian ujung serunai yang dibentuk membesar seperti ujung akhir alat musik trompet. Fungsi bagian ini adalah untuk memperkeras atau memperbesar volume suara. Bagian ini biasanya terbuat dari kayu, terutama kayu gabus, dari tanduk kerbau yang secara alamiah telah berbentuk lancip mengembang, ataupun dari daun kelapa yang dililitkan. Panjangnya sekitar 10 sampai 12 cm, dengan garis tengah 6 cm di bagian yang mengembang.