Bagaimana Demokrasi Liberal di Rusia Masa Kepresidenan Boris Yeltsin?

Demokrasi Liberal di Rusia Masa Kepresidenan Boris Yeltsin

Pada awal kepemimpinan sebagai persiden selepas dari Uni Soviet, Boris Yeltsin berupaya untuk melakukan perubahan dari sistem yang digunakan.

Bagaimana Demokrasi Liberal di Rusia Masa Kepresidenan Boris Yeltsin ?

Demokrasi Liberal di Rusia Masa Kepresidenan Boris Yeltsin


Pada awal kepemimpinan sebagai persiden selepas dari Uni Soviet, Boris Yeltsin berupaya untuk melakukan perubahan dari sistem yang digunakan. Sistem yang semula berbasis kepada komunis dan kini akan diganti dengan basis demokrasi. Pada tahapan inilah Yeltsin berupaya untuk melakukan transisi demokrasi di Rusia. Dalam upaya untuk melakukan transisi demokrasi di Rusia, Yeltsin menekankan kepada reformasi ekonomi dan politik.

Untuk memperbaiki keadaan perekonomian Rusia, Yegor Gaidar-menjabat sebagai Deputi Pertama Presiden, menyarankan untuk melakukan reformasi ekonomi. Reformasi ekonomi yang dilakukan dengan menerapkan model Terapi Kejut. Penyebutan Terapi Kejut disebabkan pemerintah Rusia dipaksa untuk menyelesaikan privatisasi dalam periode waktu 500 hari.

Model Terapi Kejut dan privatisasi merupakan sebuah model yang diadaptasi dari upaya Polandia untuk memperbaiki perekonomiannya ditahun 1990 dan kemudian juga diterapkan di Ceko. Di kedua negara tersebut, program ini dapat dikatakan cukup memberikan hasil yang baik. Model Terapi Kejut ini menekankan kepada beberapa hal penting, seperti (1) pengurangan drastis anggaran belanja, termasuk subsidi konsumsi, (2) penaikan suku bunga untuk membatasi kenaikan kredit, (3) tingkat pertumbuhan yang tetap terhadap dollar AS, (4) liberalisasi perdagangan luar negeri, (5) stabilisasi makro ekonomi, melakukan tindakan untuk membatasi nilai defisit anggaran, mengurangi jumlah persediaan uang, membangun nilai tukar uang yang seragam untuk mengembangkan sistem moneter yang baru berdasarkan kepada mata uang yang konvertibel, serta menstabilkan harga-harga, dan (6) melakukan swastanisasi.

Penerapan kedua model tersebut dapat dikatakan mengalami kendala. Dalam upaya untuk melakukan liberalisasi harga, pemerintah menghilangkan kontrolnya atas harga barang-barang kebutuhan dasar masyarakat dan akibatnya harga meningkat dengan drastis. Peningkatan harga yang drastis diiringi dengan kemampuan daya beli masyarakat, akibatnya kebutuhan hidup masyarakat yang mendasar kurang dapat terpenuhi.

Selain itu, merubah kebiasaan masyarakat tidak bisa dilakukan dengan cepat atau terburu-buru. Masyarakat Rusia yang selama beberapa dekade hidup dalam sebuah sistem yang membatasi kehidupan masyarakat, kreativitas, serta kemandirian masyarakat, dalam seketika sistem tersebut berubah sehingga masyarakat diberikan kebebasan untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Kurangnya kemampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan cepat mengakibatkan tidak semua masyarakat dapat bersaing dan berusaha. Pada masa pemerintahan Boris Yeltsin terjadi peningkatan tingkat pengangguran dan menurunnya tingkat taraf hidup masyarakat.

Masalah lain yang muncul dari liberalisasi yang dilakukan oleh Presiden Yeltsin adalah munculnya kelompok oligarkh. Sebagai pendukung finansial kampanye Yeltsin dalam pencalonannya sebagai kandidat presiden yang kedua kalinya, posisi oligarkh semakin kuat. Bahkan pemerintah pada umumnya tidak bisa lagi mengontrol oligarkh. Negara menjadi lemah dan kehilangan kontrol atas perusahaan swasta yang menguasai kekayaan alam. Di sisi lain, oligarkh hanya sedikit membayar pajak. Bahkan banyak pebisnis yang tidak membayar pajak sama sekali. Oligarkh Rusia memiliki bisnis dari kekayaan negara yang justru membuat negara mengalami kebangkrutan. Mereka semakin ditakuti karena tidak segan-segan melakukan tindak kekerasan bagi siapa saja yang menghalangi bisnis mereka. Pada negara dengan kelangkaan sistem hukum dan disaat reformasi sedang terjadi, perlindungan kepemilikan rapuh, negara lemah dan tak mampu memberi perlindungan, maka cara lain seperti praktik mafia bermunculan. Pada akhirnya kebijakan liberalisasi ekonomi ini mengakibatkan krisis ekonomi Rusia.

Pada tahun 1998, pertumbuhan ekonomi Rusia menurun drastis hingga mencapai -5%.61 Krisis yang terjadi di Rusia di awal kelahirannya disebabkan oleh kesalahan dalam penataan ekonomi di bawah Yeltsin. Perekonomian Rusia selama masa transisi masih terlalu rentan untuk penerapan sistem kapitalisme, apalagi penerapan tersebut dalam waktu yang begitu cepat dan tidak dilakukan dengan bertahap. Kegagalan yang terjadi ini juga disebabkan karena adanya kebebasan individu yang terbuka sehingga negara tidak dapat mengontrol individu karena mereka punya hak yang sama. Hal inilah yang memunculkan kelompok oligarkh yang mendapat keuntungan dengan penjualan perusahaan-perusahaan milik negara. Kegagalan ini selain disebabkan oleh liberalisasi yang dilakukan oleh Yeltsin juga disebabkan oleh peran masyarakat yang pasif dalam menanggapi penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan para elit politik. Sejarah bangsa Rusia yang akrab dengan sistem otoritarian menyebabkan keterkejutan masyarakat terhadap sistem ekonomi liberal yang baru. Selain itu, tidak adanya kekompakan antara kelompok elit pada saat itu dalam membangun suatu sistem yang membawa kemajuan negara turut mempersulit pembangunan ekonomi.

Sedangkan reformasi politik yang ingin dilakukan Yeltsin adalah dengan memperbesar kekuatan dan kekuasaan dari eksekutif sehingga dengan demikian akan lebih mudah untuk menjalankan reformasi ekonomi seperti yang direncanakan. Dengan kekuasan besar yang dimiliki oleh Yeltsin sebagai seorang presiden maka ia akan lebih leluasa untuk menjalankan pemerintahan tanpa harus mendapat campur tangan dari parlemen yang seringkali berseberangan dengan Yeltsin.

Dari beberapa hal yang akan direformasi oleh Yeltsin, pada intinya adalah berupaya untuk menghilangkan sistem pemerintahan komunis yang diterapkan pada masa Uni Soviet.Yeltsin akan melakukan hal itu dengan menggantikan personel dari anggota parlemen yang sebagian besar diduduki oleh anggota dari Partai Komunis Uni Soviet. Setelah Yeltsin berhasil memperbesar kekuasaan eksekutif dan mengganti orang-orang lama dengan orang-orang baru yang lebih reformis maka ia akan mendapat dukungan penuh dan kemudahan untuk menjalankan tujuan utama dari reformasi yang dilakukan.

Pada awal masa pemerintahan Boris Yeltsin, terjadi pertentangan antara kubu reformis dan konservatif. Permasalahan ini kemudian membawa keadaan politik Rusia menjadi tidak menentu. Padahal keadaan politik yang stabil sangat dibutuhkan pada awal berjalannya pemerintahan di sebuah negara yang baru saja mengalami transisi. Permasalahan yang terjadi yaitu terjadi konflik dan pertentangan antara lembaga eksekutif dan legislatif Rusia, terkait dengan perebutan kekuasaan.

Fenomena konflik eksekutif-legislatif yang terjadi pada tahun 1993, membawa Yeltsin untuk menghilangkan posisi wakil presiden dan menggantinya dengan perdana menteri. Presiden berhak untuk mengangkat dan memberhentikan perdana menteri. Perdana menteri tidak dapat bertindak diluar jangkauan presiden seperti yang terjadi pada masa sebelumnya, wakil presiden yang seharusnya mendukungnya justru berbalik menyerangnya. Persiden juga memiliki otoritas untuk mengatur mengenai kebijakan dalam dan luar negeri. Hal itu memperlihatkan bahwa presiden dalam sistem pemerintahan Rusia memang sangat berpengaruh dan memiliki kewenangan serta otoritas yang sangat besar.

Situasi politik Rusia semakin tidak stabil semenjak Yeltsin terpilih menjadi presiden pada Pemilihan Presiden tahun 1996. Tercatat terdapat tiga kali pergantian perdana menteri antara tahun 1998 hingga 1999.66 Diantaranya, pada Agustus 1998 diangkat Viktor Chernomyrdin, namun kurang dari sebulan ia memerintah, diganti oleh Yevgeny Primakov. Primakov bertahan selama 6 bulan hingga pada bulan Mei 1999 dan kemudian digantikan oleh Sergei Stepashin. Stephasin tidak berkuasa lama karena pada Agustus 1999 ia diganti oleh seorang mantan anggota badan intelejen Rusia–KGB (Komitet Gosudartvennoy Bezopasnosti) Vladimir Putin. Putin bertindak sebagai acting-presiden Rusia ketika Boris Yeltsin secara tiba-tiba mengundurkan diri Desember 1999. Hingga pada tahun 2000, Putin menjadi presiden Rusia secara resmi melalui pemilihan presiden.