Bagaimana dampak dari kekurangan pangan dan pendapatan yang rendah berdasarkan gizi harian yang dipilih?

Kekurangan pangan dan pendapatan yang lebih rendah dapat mempengaruhi pilihan seseorang untuk memenuhi pangan hariannya. Bagaimana dampak dari kekurangan pangan dan pendapatan yang rendah berdasarkan gizi harian yang dipilih?

1 Like

Analisis 300.000 rumah tangga di negara berpenghasilan rendah dan menengah mengungkapkan bahwa orang miskin menghabiskan lebih dari seperempat total pendapatan mereka untuk makanan pokok seperti gandum, beras, atau jagung. Sedangkan rumah tangga non miskin hanya menghabiskan sebanyak 14%. Rumah tangga miskin akan menghabiskan hampir 50% pendapatan mereka untuk makanan yang non pangan yang tidak diproses seperti buah dan sayur serta produk hewani. Penurunan pendapatan akan memaksa rumah tangga mengurangi kebutuhan non pangan. Pergeseran dari non pangan yang lebih kaya nutrisi ke kebiasaan produk tanaman pangan akan membatasi asupan kalori namun akan terjadi defisiensi konsumsi mikronutrien. Hal ini akan merugikan kesehatan jangka Panjang. Gangguan yang lebih besar lagi dapat mengurangi keragaman pangan, asupan mikronutien, serta status gizi. Dampak dari gangguan ini adalah dapat meningkatkan resiko kesehatan yang merugikan

Sumber:
Laborde, D., Martin, W., Swinnen, J., & Vos, R. (2020). COVID-19 risks to global food security. Science, 369 (6503), 500-502.

Akan susah bagi masyarakat kurang mampu dalam mendapat gizi yang baik karena uang mereka juga harus digunakan untuk keperluan lainnya apalagi jika terdapat kekurangan pangan baik masyarakat mampu maupun tidak mampu akan kesulitan dalam mendapatkan gizi yang baik

Sesuai dengan penelitian Sebataraja dkk (2014) dengan judul penelitian Hubungan Status Gizi dengan Status Sosial Ekonomi Keluarga Murid Sekolah Dasar di Daerah Pusat dan Pinggiran Kota Padang menjelaskan bahwa:

Pendapatan keluarga yang rendah hingga mengarah pada kemiskinan sangat berpengaruh kepada kecukupan gizi pada suatu keluarga. Kekurangan gizi sangat berhubungan dengan sindrom kemiskinan. Adapaun tanda-tanda dari sindrom kemiskinan antara lain sebagai berikut:

  1. Penghasilan yang sangat rendah sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan sandang, pangan, dan papan untuk keluraga.

  2. Kuantitas dan kualitas gizi makanan yang rendah; sanitasi lingkungan yang jelek dan sumber air bersih yang kurang

  3. Akses terhadap pelayanan yang sangat terbatas

  4. Jumlah anggota keluarga yang banyak

  5. Tingkat pendidikan yang rendah.

  6. Pekerjaan tidak menentu serabutan dan berimbas pengangguran

Summary

Sebataraja dkk. (2014). Hubungan Status Gizi dengan Status Sosial Ekonomi Keluarga Murid Sekolah Dasar di Daerah Pusat dan Pinggiran Kota Padang. Jurnal Kesehatan. 3(2) halaman 182-187

Kekurangan pangan dan pendapatan yang rendah menyebabkan kekurangan gizi pada suatu rumah tangga. Kekurangan gizi pada 1000 HPK memiliki konsekuensi jangka panjang tidak hanya untuk anak tetapi juga untuk keluarga dan keturunan selanjutnya. Kekurangan gizi berkaitan erat dengan masalah kemiskinan. Salah satu dampak kemiskinan adalah ketidakmampuan keluarga untuk memperoleh makanan yang bergizi seimbang sehingga rentan terhadap berbagai kekurangan gizi.
Pada keluarga miskin, rendahnya asupan makanan akibat ketersediaan pangan yang tidak memadai berkaitan dengan kemampuan untuk menyediakan pangan bergizi seimbang bagi seluruh anggota keluarga. Masalah kemiskinan atau pendapatan yang rendah menyebabkan banyaknya anak di bawah dua tahun tidak mendapatkan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) bergizi seimbang. MPASI bergizi seimbang harus mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral).

Refrensi:
Aryati, N. B., D. Hanim., dan E. S. Sulaeman. (2018). Hubungan Ketersediaan Pangan Keluarga Miskin, Asupan Protein, dan Zink Dengan Pertumbuhan Anak Umur 12-24 Bulan Pada Siklus 1000 Hari Pertama Kehidupan. J. MGMI, 9(2): 99-112.