Bagaimana ciri kematangan gonad pada ikan ?

Kematangan gonad ikan

Kematangan gonad ikan pada umumnya adalah tahapan pada saat perkembangan gonad sebelum dan sesudah memijah. Selama proses reproduksi, sebagian energi dipakai untuk perkembangan gonad. Bobot gonad ikan akan mencapai maksimum sesaat ikan akan memijah kemudian akan menurun dengan cepat selama proses pemijahan berlangsung sampai selesai.

Bagaimana ciri kematangan gonad pada ikan ?

Kematangan gonad pada ikan dicirikan dengan perkembangan diameter rata-rata telur dan pola distribusi ukuran telurnya. Secara garis besar, perkembangan gonad ikan dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertumbuhan gonad ikan sampai ikan menjadi dewasa kelamin dan selanjutnya adalah pematangan gamet. Tahap pertama berlangsung mulai ikan menetas hingga mencapai dewasa kelamin, dan tahap kedua dimulai setelah ikan mencapai dewasa, dan terus berkembang selama fungsi reproduksimasih tetap berjalan normal. Lebih lanjut dikatakan bahwa kematangan gonad pada ikan tertentu dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar antara lain dipengaruhi oleh suhu dan adanya lawan jenis, faktor dalam antara lain perbedaan spesies, umur serta sifat-sifat fisiologi lainnya.

Sumber:

Mengambil contoh dari percobaan ikan nilem. Digunakannya ikan nilem sebagai objek percobaan diambil berdasarkan pertimbangan bentuknya tidak terlalu besar, sehingga harga per ekornya lebih murah dibanding ikan Mas ataupun Tawes (satu kilo bisa terdiri dari 8 sampai 10 ekor).

Ikan nilem dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada ketinggian 500 - 800 m dan lebih menyukai perairan yang jernih. Ukuran ikan yang telah dewasa antara 15 - 20 cm, dengan berat berkisar dari 100 - 200 gram.

Ada tiga jenis ikan nilem, 1) yang paling kecil ukurannya, nilem seruni, 2) yang agak besar nilem gunung dan 3) nilem mangut. Nilem gunung sisiknya berwarna merah kekuning-kuningan. Yang paling banyak dibudidayakan, nilem seruni dan mangut, sementara nilem gunung tidak begitu populer dan bahkan sulit dicari.

Nilem betina masak kelamin pada umur 1 - 1,5 tahun. Baik ovarium maupun testis, sebagai organ yang berpasangan, berada di kanan kiri bawah gelembung renang. Berat ovarium dapat mencapai 15 gr, dengan panjang 7 - 9 cm. Jumlah telur yang dihasilkan setiap induk dapat mencapai 7 - 12 ribu butir. Ovarium ikan yang telah siap kawin berwarna kuning kemerah-merahan atau oranye. Induk yang siap kawin, perutnya tampak membuncit dan bila diraba terasa agak lunak. Di dalam setiap ovarium terkandung telur dari berbagai tingkat perkembangan.

Telur-telur yang diovulasikan dari folikelnya, untuk sementara akan ditampung di dalam lumen ovarium. Oviposisi adalah proses pengeluaran telur yang telah diovulasikan dari ovarium ke luar tubuh. Oviposisi biasanya terjadi setelah telur-telur yang masak diovulasikan seluruhnya. Setiap ovarium di ujung kaudalnya dilanjutkan dengan saluran telur (oviduktus). Kedua oviduktus dari ovarium kanan dan kiri akan bergabung dulu sebelum mencapai papila genital atau kloaka .

Ikan jantan dan betina dapat dibedakan setelah mencapai masak kelamin. Permukaan luar operkulum (tutup insang) ikan jantan bila diraba agak kasar, pada yang betina agak halus. Pada ikan jantan, bila diurut perutnya dari belakang operkulum ke papila genital maka akan keluar cairan seperti santan ( milt ) sementara pada ikan betina tidak. Perut ikan jantan langsing, perut ikan betina bila sudah mengandung telur masak, membuncit dan lunak. Ikan betina biasanya lebih jinak dibanding ikan jantan.

Telur ikan nilem berbentuk bulat, dengan yolk berwarna kuning kehijau-hijauan. Diamater telur yang sudah masak dan sebelum tercelup ke dalam air, 0,98 - 1,08 mm, setelah dibuahi 1,36 - 1,40 mm. Yolk terdistribusi tidak merata, bahkan dapat digolongkan pada tipe telur telolecithal berat, sehingga tipe pembelahannya meroblastik . Telur dibungkus oleh khorion , dengan dilengkapi mikrophil untuk jalan masuknya spermatozoon pada saat pembuahan.

Ikan nilem jantan mengalami masak kelamin setelah berumur 8 bulan. Berat testis lebih ringan dibanding berat ovarium pada ikan yang sama umurnya, tetapi panjangnya dapat dikatakan sama. Dari kedua testis dapat dihasilkan sekitar 1 - 1,5 ml milt dalam keadaan ejakulasi alami, tetapi pada striping hanya diperoleh paling banyak 1 ml milt. Setiap ml milt mengandung 200 - 300 juta spermatozoa. Milt ikan nilem setelah diejakulasikan dan bersentuhan dengan air segera menggumpal. Untuk mencegah penggumpalan ini, milt harus diencerkan dengan larutan Ringer sampai 100 kali. Pengenceran dengan larutan Ringer dapat pula memperpanjang daya hidup spermatozoa ikan nilem.

Sepasang testis ikan bentuknya memanjang atau lobulasi berlobi-lobi. Posisinya sama dengan posisi ovarium pada yang betina. Spermatozoa yang dialirkan dari testis lewat duktus eferentes masuk ke dalam duktus longitudinal testis. Duktus ini berkelok-kelok (konfolutes) dan ujung anteriornya sering ditetapkan sebagai epididimis. Bagian posteriornya membesar (mengalami dilatasi) membentuk vesikula seminalis. Kedua vesikula seminalis masuk ke dalam sinus urogenital yang langsung berhubungan dengan kloaka lewat suatu jendela pada ujung papila urogenital. Saluran jantan pada teleostei, gonad mirip saluran telur pada yang betina Lipatan peritonium membungkus suatu bagian rongga colom, yang selanjutnya bersambungan dengan gonad. Pada yang jantan saluran yang menghubungkan gonad diwakili oleh sejumlah saluran yang saling berhubungan yang susunannya lebih kompleks dibanding yang betina. Saluran ini bukan duktus deferen yang sebenarnya. Hubungan dengan duktus archinephrik tersusun sebelah posterior opistonephros, kedua saluran ini pada teleostei memiliki penyaluran yang terpisah.

Spermatozoa ikan nilem tergolong sebagai flagelata spermatazoa dan anacrosomal spermatozoa. Spermatozoa hasil suspensi testis keadaannya sama dengan spermatozoa hasil striping. Kepala spermatozoon ikan nilem berbentuk bulat, dengan diameter sekitar 2,86 ± 0,16 mm, panjang spermatozoon ikan nilem sekitar 25,11 ± 3,80 mm. Pada pangkal flagela ada bangunan anulus, bangunan seperti cincin.