Bagaimana ciri-ciri burung cendet yang siap lomba ?

Burung Cendet

Burung Cendet ( Lanius christatus ), adalah spesies burung dari keluarga Laniidae, dari genus Lanius. Burung ini merupakan jenis burung pemakan belalang, kumbang, tonggeret, serangga besa dan memiliki habitat di daerah terbuka, padang rumput, perkebunan, tegalan. tersebar sampai ketinggian 1.600 m dpl.

Bagaimana ciri-ciri burung cendet yang siap dilombakan ? Biar kita mengetahui apakah burung cendet bisa dilombakan

Berikut ini uraian tentang burung condet yang akan dipersiapkan untuk lomba, untuk memastikan apakah cendet benar-benar dalam kondisi siap tempur, atau siap untuk dilombakan :

1. Melihat bentuk sayap dan ekor

Cendet yang dalam kondisi sangat fit akan selalu mengapit kedua sayapnya sangat rapat, hingga dalam posisi menyilang. Begitu juga bulu ekornya yang saling menumpuk, hingga terlihat menyerupai angka 1 (satu).

Ciri-ciri tersebut, bagi sebagian besar cendet mania, seperti “disepakati” sebagai salah satu tengara utama burung cendet yang sudah siap tempur.

Sebenarnya, dalam literatur perunggasan secara umum (termasuk ayam), posisi sayap yang mengapit rapat memang merupakan pertanda bahwa burung dalam kondisi sehat. Sebaliknya, jika kedua sayap terkulai ke bawah, atau bahkan hampir mendekati kaki (shank), sebagian menunjukkan kondisi unggas tidak fit, dan sebagian lagi menjadi gejala dari penyakit tertentu.

2. Melihat bentuk muntahan

Burung cendet memiliki kebiasaan memuntahkan pakan yang tidak dapat dicerna oleh organ pencernaannya. Nah, bentuk muntahan ini juga bisa dijadikan tengara apakah burung dalam kondisi fit dan siap dilombakan atau tidak. Jika muntahannya terlihat padat, dan berbentuk lonjong dengan sempurna, itu pertanda burung siap tempur.

3. Melihat bentuk kotoran

Feces atau kotoran burung juga kerap dijadikan salah satu acuan dalam melihat kondisi fisiknya, apakah siap tempur atau tidak. Pada cendet, kotoran yang berbentuk kecil tapi padat menunjukan burung dalam kondisi siap tempur, alias siap untuk dibawa lomba.

4. Melihat intensitas kicauan

Kondisi seperti ini tidak sering ditunjukan beberapa jenis burung kicauan. Jadi tergantung karakter burungnya saja. Ada yang menjadi bertambah rajin bunyi daripada biasanya. Ada pula yang tidak mau bunyi, namun mau bunyi ketika melihat burung lain atau ketika kita memindahkan sangkarnya. Jadi, untuk masalah ini, silakan disesuaikan dengan karakter cendet Anda di rumah.

Perlu diingat, empat tengara ini hanya dilakukan ketika burung sudah lepas dari masa prakondisi hingga masa top form. Artinya, tidak perlu diterapkan ketika burung masih berada dalam masa prakondisi (1-30 hari usai mabung), apalagi ketika burung masih mabung.

sumber :