Bagaimana cerita kehidupan Trimah sebagai Pelukis Tuna Daksa ?

Memiliki kekurangan fisik tidak membuat semua orang menjadi patah semangat. Salah satunya adalah Trimah pelukis tuna daksa, bagaimana ceritanya ?

Trimah
image

Trimah, Membatik dengan kaki, terlahir dengan organ tubuh yang tak sempurna, tak membuat Trimah (22) putus asa. Ia justru bisa mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu hidup mandiri dan mengaktualisasikan ide - ide segarnya lewat torehan demi torehan hingga menjadi motif batik di atas sehelai kain yang bisa ia jual hingga Rp 500 ribu.
Rutinitas itu mulai dijalani oleh dara yang kedua lengannya tak tumbuh normal ini, sejak tahun 2010 silam. Selain kedua lengannya, ia juga mengalami kendala saat berbicara dengan intonasi yang kurang jelas. Meski begitu, Trimah yakin benar bahwa kondisinya ini merupakan pilihan terbaik yang diberikan kepadanya.
Gerakan kakinya lincah saat mengambil canting yang ia jepit diantara jari - jari kaki kanannya. Sedangkan kaki kirinya ia gunakan untuk menahan kanvas yang tak jarang bergeser posisinya.
Remaja asal Magelang ini, tak mau menyerah pada keadaan. Ia juga tak mau dikasihani dan dibedakan hanya karena kondisinya itu. Hal ini ia buktikan bahkan sejak memasuki usia sekolah dasar. “Dari SD hingga SMA saya tidak masuk ke sekolah luar biasa, tapi saya memilih belajar di sekolah umum,” jelasnya.