Bagaimana CEO Spotify (Daniel Ek) menemukan jalan untuk meraih kesuksesan?

daniel-ek-ceo-spotify-may-2015-billboard-650

Daniel Ek adalah seorang pengusaha Swedia dan ahli teknologi. Ek dikenal sebagai pendiri dan CEO dari layanan streaming musik populer Spotify. Daniel Ek dibesarkan di Rågsved, Stockholm, Swedia. Ia lulus dari IT-Gymnasiet di Sundbyberg pada tahun 2002, dan kemudian belajar teknik di KTH Royal Institute of Technology sebelum keluar untuk fokus pada karirnya tersebut.

Spotify-está-dando-contas-premium-por-1-ano-em-site-no-WhatsApp-diz-boato

Spotify telah hijrah dari startup menjadi pemimpin pasar dalam streaming musik, dan CEO Daniel Ek mengatakan ada tiga kunci keputusan yang membantunya untuk sampai di sana.

Dalam sesi pertanyaan dan jawaban Quora, Ek menunjuk tiga keputusan awal ini:

  • Spotify memilih pasar sempit yang tahu bagaimana untuk melayani.

  • Spotify menghabiskan “insane amount of time” berfokus pada latency, menghilangkan buffering.

  • Spotify melawan tren di Swedia untuk fokus pada pekerjaan yang berkaitan “dengan” industri musik bukan menentangnya. Jumlah pelanggan Spotify sekarang mendekati 30 juta pelanggan, menurut FT.

Reference

Business Insider Deutschland - Aktuelle News

Berikut ini merupakan 8 kunci atau cara Daniel Ek keluar dari kegagalan :

1. Hadapi kesalahan strategis, dan bergerak cepat untuk meperbaikinya.
Pada saat itu Daniel Ek melihat bahwa orang-orang akan menggunakan perangkatnya pada desktop dan mobile bersamaan. Sehingga mereka hanya melisensikan produk mobile sebagai premium. Tapi ternyata mereka melakukan kesalahan strategis dan harus menemukan kembali seluruh perusahaan untuk memperbaikinya.

2. Membuat beberapa pertaruhan dalam strategi, daripada melakukan 100 hal dan berharap yang terbaik
Menurut Daniel Ek daripada melakukan 100 hal sekaligus dengan goal yang berbeda, dan mengharapkan yang terbaik, lebih baik membuat beberapa strategic bets dan memastikan untuk tidak gagal.

3. Cobalah untuk mengatasi low-variance masalah anda
Daniel Ek mengatakan bahwa salah satu kesalahan yang dilakukan seorang pengusaha adalah, sebagai perusahan besar, hal yang paling mdah untuk diiniveskan adalah masalah low-variance. Hal tersebut membawa manfaat yang relative sedikit ketika berada di kelas terbaik, tetapi akan ada banyak kerugian ketika tidak melakukannya dengan baik.

4. Jangan pernah meremehkan SDM
Pada saat itu Daniel Ek tidak melihat nilai didalamnya, sehingga peringkat spotify sebagai perusahaan sangat mengerikan. Hingga akhirnya mereka mulai berinvestasi pada SDM.

5. Seorang CEO harus mengganti pekerjaannya setiap 2 tahun sekali
Menurut Daniel Ek hal tersebut perlu dilakukan karena adanya beberapa keahlian yang berbeda untuk setiap fase dalam perusahaan. Sehingga perlu diubah dan disesuaikan.

6. Proyek terbaik berasal dari orang yang ‘click
Daniel Ek berkata bahwa kita harus menghentikan semua omong kosong dan focus pada apa yang sedang dikerjakan, yaitu menciptakan produk yang terbaik dan nilai terbaik bagi costumers.

7. Employee pertama anda adalah employee terpenting dalam pekerjaan yang sedang anda buat
Menurut Daniel Ek saat Anda akan membuat suatu perusahaan, maka anda akan mempekerjakan seseorang dengan sangat hati-hati, karena itu merupakan kehidupan atau kematian dari perusahaan Anda.

8. Tumbuh dan dapatkan prioritasmu dengan benar!
Budaya suatu perusahaan akan berubah seiring berjalannya waktu, seperti pula diri Anda sebagai pendiri atau CEO, yang berarti bahwa kita tidak bisa hanya diam dalam zona nyaman, tetapi harus tumbuh dan menentukan prioritas.

References

https://startups.be/blog/post/how-spotify-ceo-daniel-ek-failed-his-way-success

Kisah sukses Daniel Ek

Daniel Ek adalah musisi dan programmer asal Swedia. Dia dikenal karena Spotify, sebuah layanan musik ponsel yang memberi akses ke database music yang sangat lengkap. Tenaga penjualannya hadir di San Francisco, Denmark, Prancis dan Belanda, dan belasan negara lagi dimana dia menawarkan jasanya. Ek telah menjadi nama penting dalam industri musik. Dia sangat menyukai musik, dan telah berkontribusi dengan caranya sendiri.

Karir

Dia mendirikan bisnis pertamanya pada usia 14 pada tahun 1997. Dia telah mendaftarkan diri di Institut Teknologi KTH Royal, namun tidak dapat menyelesaikan studinya, dan berhenti tanpa gelar. Dia adalah pendiri Advertigo, perusahaan periklanan yang diakuisisi oleh TradeDoubler, juga menjadi bagian dari Tradera, perusahaan lelang Nordik dan Evertigo. Dia sebelumnya bekerja sebagai CEO untuk μTorrent.

Asal usul Spotify

Daniel Ek mendirikan Spotify pada tahun 2006, bersama dengan Martin Lorentzon, salah satu pendiri TradeDoubler. Penyelesaiannya dilakukan di Stockholm, dan layanan resmi pertamanya untuk streaming musik diluncurkan pada tahun 2008. Perusahaan ini berkembang dengan cukup cepat, dan ribuan orang dari Swedia menganggapnya sebagai layanan musik yang mereka cari-cari selama ini.

Saat menggunakan Spotify, pengguna tidak perlu mendownload setiap lagu atau album yang ingin didengarnya. Musik yang diinginkan bisa di-stream via internet baik lewat handphone ataupc. Saat ini, Daniel bertugas sebagai CEO Spotify, dan bertanggung jawab atas semua tugas operasinya dan distribusi. Spotify memiliki sekitar 10 juta pengguna aktif, dan database memiliki lebih dari 15 juta lagu. Semua ini tersedia secara gratis, hanya dengan biaya mendengar iklan di antara lagu-lagunya.

Mudah dan secepat iTunes, fleksibel seperti Napster, dan murah seperti radio online. Tidak seperti kebanyakan layanan, ini terbuka untuk semua, dan tidak mendukung pembajakan. Hal ini juga dapat diakses melalui FaceBook, di mana Anda dapat melihat daftar putar teman Anda, dan membuat jukebox Anda sendiri. Daniel Ek menerima gitar dan komputer Commodore 20 dari kakek neneknya pada usia 5 tahun, yang ia gunakan untuk mengasah bakatnya, dan menjadi pemimpin di industri musik. Saat ini, dengan kegiatan usahanya, ia telah menjadi salah satu pengusaha paling sukses di Swedia, bahkan dunia.

Sumber:
https://successstory.com/people/daniel-ek

“Pengusaha pasti pernah gagal”, kalimat itu seolah menjadi pedoman bahwa kegagalan bukanlah sebuah akhir, untuk meraih sukses terkadang perlu jatuh terlebih dahulu untuk mempelajari hal-hal yang dibutuhkan kelak saat berada dipuncak kesuksesan. Orang yang hebat bukan dinilai dari seberapa banyak keberhasilannya, namun dilihat dari bagaimana ia bangkit dari kegagalan dan memperbaiki kesalahannya untuk menjadi lebih baik. Begitu juga yang dialami Founder aplikasi musik yang sangat populer saat ini, yaitu Daniel Ek, Founder sekaligus CEO Spotify. Berdasarkan interview yang dilakukan Slush Conference di Helsinski, Daniel Ek menceritakan beberapa kesalahan yang membuatnya belajar dan menjadi sukses:

  1. Gagal bukanlah hal yang serius jika kita dengan cepat memperbaikinya
    Perusahaannya berfokus pada start up desktop, startup mobile hanya pekerjaan sampingan. Bahkan tidak ada satupun start up mobile yang ia ciptakan telah memiliki lisensi atau hak paten. Segala bentuk start up yang ia dan tim ciptakan sangat profit oriented, atau hanya dapat digunakan oleh premium user. Dengan usaha itu Daniel sudah mendapatkan pendapatan yang cukup, namun belum besar. Hingga akhirnya dia menciptakan aplikasi musik desktop yang bisa dinikmati secara gratis oleh pengguna. Sejak saat itu Daniel lebih berfokus bagaimana keterlibatan pengguna dengan layanan, dan komunitas pengguna. Banyak investor yang mulai berdatangan namun beberapa saat kemudian masyarakat mulai beralih ke penggunaan handphone. Pada saat itu Daniel mulai merasakan ironi yang pernah dilakukannya dulu saat mengabaikan mobile handphone. Selama 18 bulan Daniel memperbaiki produknya dan memikirkan bagaimana cara orang akan membayar lewat aplikasi freeware. Hingga akhirnya munculah Spotify. Saat interview, Daniel berkata “jika saja kami terus seperti itu hingga 6 bulan kedepan, kami akan mati sebagai perusahaan”.

  2. Boleh gagal dalam penentuan strategis tapi jangan dalam penentuan goals
    Bagi Daniel, saat kita gagal menentukan goals, seberapa banyak kegagalan yang dialami pada proses pelaksanaan, dan sekeras apapun kita memperbaiki kesalahan itu, akan berujung pada kegagalan juga. Penentuan goals merupakan yang terpenting baginya.

  3. Jangan menganggap remeh Human Resource
    Rating perusahaan selalu buruk, sampai pada akhirnya Daniel berani berinvestasi di HR menaikan gaji mereka, setelah itu perusahaan mulai mengalami peningkatan moral, dan rating terus naik.

  4. Lima orang rekan kerja pertama akan menjadi partner paling penting
    Orang yang memiliki pengetahuan tentang berjalannya sebuah perusahaan akan lebih bisa diandalkan.

  5. CEO berganti posisi setiap dua tahun
    Hal ini Daniel lakukan untuk mendapatkan pengalaman serta mendalami apa yang dirasakan karyawan atau rekan kerjanya sehingga terjalin hubungan yang baik dengan memahami satu sama lain.

  6. Demi perusahaan, kita perlu berubah
    Tanggung jawab yang besar memerlukan effort yang besar juga, Daniel selalu bermeditasi untuk memikirkan kesalahan apa yang ia lakukan hari ini dan mencoba untuk memperbaikinya dikemudian hari. Sehingga kita terus berkembang menjadi manusia yang lebih baik, dan siap menanggung tanggung jawab besar disebuah perusahaan.

Spotify adalah sebuah platform musik dimana kita bisa mendengarkan playlist2 lagu di seluruh dunia dengan mudah. Layanan ini sudah sangat populer dan terkenal di Eropa dan Amerika, di Asia pun sudah termasuk favorit salah satunya Indonesia.

Daniel, CEO dari Spotify usianya masih sangat muda, tapi pengalamannya sudah sangat banyak. Di usia 14 tahun, dia sudah membuat perusahaannya sendiri yang membantu orang untuk membuat halaman web page (di tahun 1997 ketika bikin web belum semudah sekarang). Lalu di usia 22 tahun, dia juga sudah menjadi CEO dari layanan UTorrent, software untuk mendistribusikan dan mengambil data dengan paket yang sangat efisien. Daniel menjadi CEO Spotify di usianya yang 23 tahun. Saat ini, Spotify sudah mempunyai banyak karyawan dan kantor di berbagai negara di dunia.

Kunci utama dari kesuksesan Spotify adalah fokus. Ada satu pertanyaan yang menanyakan, kenapa hanya musik? kenapa tidak video? Sebenernya bisa saja spotify menaruh video di layanannya, tapi jadinya tidak akan fokus. Kita tidak bisa melakukan semua hal yang bisa menyenangkang semua orang. Setiap segmen punya perilakunya sendiri-sendiri dan kita harus fokus. Lebih lagi, dia menggambarkan bahwa musik dan video itu berbeda. Orang mau denger musik yang sama berulang-ulang, tapi belum tentu mau nonton film yang sama berkali-kali. Pendekatannya berbeda, designnya berbeda. Dari segi market, tentu menggoda. Tapi buat apa membuat produk yang tidak ideal untuk banyak segmen. Lebih baik fokus, membuat satu produk, yang paling mudah diakses, paling gampang dinikmati, yang menjawab masalah, dan sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

Referensi : Fokus dan Eksekusi adalah Kunci Kesuksesan Spotify – Ardisaz