Bagaimana caranya untuk mendapatkan Minyak Atsiri?

Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman.

Bagaimana caranya atau metode apa yang digunakan untuk mendapatkan Minyak Atsiri ?

Minyak atsiri umumnya diisolasi dengan empat metode yang lazim digunakan sebagai berikut:

  1. Metode destilasi terhadap bagian tanaman yang mengandung minyak.

    Dasar dari metode ini adalah memanfaatkan perbedaan titik didih.

    image
    Gambar Alat distilasi

  2. Metode penyarian dengan menggunakan pelarut penyari yang cocok.

    Dasar dari metode ini adalah adanya perbedaan kelarutan. Minyak atsiri sangat mudah larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Digunakan untuk minyak-minyak atsiri yang tidak tahan pemanasan, seperti cendana. Kebanyakan dipilih metode ini apabila kadar minyak di dalam tanaman sangat rendah/kecil. Bila dipisahkan dengan metode lain, minyaknya akan hilang selama proses pemisahan. Pengambilan minyak atsiri menggunakan cara ini diyakini sangat efektif karena sifat minyak atsiri yang larut sempurna di dalam bahan pelarut organik nonpolar.

  3. Metode pengepresan atau pemerasan.

    Metode ini hanya bisa dilakukan terhadap simplisia yang mengandung minyak atsiri dalam kadar yang cukup besar. Bila tidak, nantinya hanya akan habis di dalam proses. Digunakan untuk jenis minyak atsiri yang mudah mengalami dekomposisi senyawa kandungannya karena pengaruh suhu, dapat disari dengan metode pengepresan, yaitu pemerasan bagian yang mengandung minyak. Contohnya adalah minyak atsiri yang terdapat di dalam jeruk.

  4. Metode perlekatan bau dengan menggunakan media lilin (enfleurage).

    Metode ini disebut juga metode enfleurage. Cara ini memanfaatkan aktivitas enzim yang diyakini masih terus aktif selama sekitar 15 hari sejak bahan minyak atsiri dipanen. Minyak atsiri yang terdapat dalam jumlah kecil di dalam bagian tertentu tanaman, misalnya kelopak bunga, dapat diperoleh dengan metode enfleurage. Metode ini menggunakan minyak lemak yang dioleskan secara merata membentuk lapisan tipis pada lempeng kaca.

Selanjutnya bagian tanaman yang sudah diiris-iris ditaburkan di atas lapisan tersebut dan dibiarkan selama waktu tertentu. Secara teratur, bahan tanaman diganti dengan yang baru sampai minyak lemak jenuh dengan minyak atsiri. Selanjutnya minyak lemak dikumpulkan dan dilakukan penyarian minyak atsiri dengan pelarut organik.

Pelaksanaan Distilasi

Ada beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum pelaksanaan proses distilasi. Salah satu di antaranya adalah penyiapan dan penyimpanan bahan baku. Pada penyiapan bahan baku meliputi perencanaan yang matang tentang beberapa hal, yaitu pemakaian bahan dalam keadaan segar, pemakaian bahan dalam keadaan kering, pemakaian bahan dalam bentuk serbuk, bahan harus diiris atau dipotong-potong.

Minyak atsiri dihasilkan pada bagian tanaman yang berbeda, misalnya rambut kelenjar, kelenjar minyak, sel minyak dan sebagainya. Minyak yang disimpan di dalam sel hanya dapat dikeluarkan melalui proses difusi pada distilasi uap setelah menembus jaringan tanaman. Apabila dinding sel tanaman itu masih berada dalam keadaan utuh, maka gerakan difusi berjalan lambat.

Cara yang paling efisien untuk mempercepat proses difusi adalah dengan merusak dinding sel itu melalui proses penumbukan dan pemotongan bahan. Apabila difusi berjalan lebih cepat, maka dengan sendirinya penguapan akan berlangsung cepat pula. Cara penumbukan dan pemotongan tergantung pada bagian tanaman yang akan dipakai.

  • Bunga, daun, dan bagian lain yang tipis serta tidak berserat relatif tidak memerlukan pengecilan ukuran karena dinding sel nya yang tipis. Kondisi dinding sel itu tidak menjadi penghalang bagi pemindahan dan pergerakan minyak yang dipengaruhi oleh uap air pada proses distilasi.

  • Buah dan biji harus ditumbuk untuk menghancurkan dinding sel, sehingga minyak menjadi mudah mengalir dan terbawa uap air.

  • Akar, cabang, tangkai dan bahan lain yang berkayu sebaiknya dipotong-potong menjadi bagian yang berukuran lebih kecil agar kelenjar minyak terbuka. Hal itu dimaksudkan untuk mencegah uap air melewati ruang kosong yang berada di antara bahan akar dan cabang yang tidak dipotong-potong. Uap yang demikian tidak akan mengadakan kontak dengan partikel tanaman yang mengandung minyak atsiri. Dengan alasan itu, maka bagian kayu harus digergaji sebelum didestilasi.

Dengan demikian, sebenarnya tujuan utama dilakukannya pemotongan, penyerbukan atau penghancuran adalah untuk memudahkan proses pengaliran minyak atsiri keluar dari sel akibat dorongan uap air yang melewati sel tersebut. Hal yang perlu dipertimbangkan pula adalah fakta bahwa hilangnya minyak akibat penguapan dan oksidasi sebenarnya justru terjadi pada saat bahan baku tanaman diserbukkan dengan alat mesin penumbuk yang berputar.

Dalam hal ini, panas yang ditimbulkan oleh mesin memberikan kontribusi terhadap kehilangan minyak, disamping faktor sirkulasi udara dan komposisi senyawa kandungan minyak. Pekerjaan distilasi harus segera dilakukan pada bagian tanaman yang sudah dipotong, diserbuk atau dihancurkan itu. Apabila tidak demikian, maka akan terjadi dua peristiwa yang merugikan, yaitu:

  1. Penguapan minyak atsiri
  2. Perubahan komposisi minyak yang menyebabkan perubahan bau.

Penyebab utama terjadinya perubahan komposisi adalah karena minyak atsiri memang tersusun atas banyak senyawa yang mempunyai titik didih berbeda.

Sebagai contoh adalah minyak kandungan biji caraway yang mengandung senyawa lemonen dengan titik didih lebih rendah dari senyawa karvon. Kehilangan senyawa yang mempunyai perbedaan titik didih pada biji caraway yang sudah dihancurkan dan terlalu lama berhubungan dengan udara bebas akan menyebabkan perubahan berat jenis minyak atsiri.

Pada penyimpanan bahan baku secara benar harus dilakukan terhadap bahan baku yang tidak langsung didistilasi setelah pemanenan. Perlakuan selama penyimpanan itu menentukan banyak sedikitnya minyak atsiri yang hilang secara perlahan-lahan sebagai akibat terjadinya peristiwa oksidasi atau resinifikasi. Untuk menghindari keadaan kehilangan, bahan baku harus disimpan di dalam ruangan yang mempunyai suhu rendah dan bebas aliran udara. Kalau memungkinkan, sebaiknya ruang penyimpanan dilengkapi dengan mesin pendingin ruang.

Hilangnya minyak atsiri selama penyimpanan bahan baku kering ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu keadaan umum bahan, lama dan cara penyimpanan, dan komposisi kimiawi senyawa kandungan minyak.

Walaupun banyak perkecualian, bahan tanaman yang relatif lunak, seperti mahkota bunga dan daun, akan lebih banyak berpeluang kehilangan minyak atsiri selama penyimpanan. Biji, kayu dan buah relatif lebih mampu menahan minyak yang terkandung, bahkan sampai bertahun-tahun dalam penyimpanan.

Minyak atsiri yang diperoleh melalui distilasi bahan baku tanaman basah, layu, dan kering dapat mempunyai perbedaan sifat fisiko kimia. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan untuk mencantumkan keadaan bahan baku itu pada label tempat penyimpanan minyak. Ada bahan baku yang apabila didistilasi dalam keadaan kering akan menghasilkan minyak yang bercampur dengan bahan yang bersifat kental, seperti resin. Ada pula bahan baku yang apabila disuling dalam keadaan segar akan menghasilkan minyak atsiri yang mempunyai kelarutan dalam pelarut organik lebih tinggi dibandingkan minyak hasil penyulingan bahan kering.