Bagaimana caranya seorang pemimpin dapat mengambil keputusan yang baik ?

Dalam dunia kepemimpinan, sudah tidak asing lagi dengan yang namanya “Make good decisions” atau membuat keputusan yang baik. “Make good decisions” adalah salah satu dari sekian banyak poin yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Dalam kehidupan sosial, pasti ada masalah yang relatif pelik dan sulit untuk diselesaikan. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.

Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan ?

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia.

Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.

Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.

Lalu seperti apakah keputusan yang baik itu ?

Keputusan yang baik itu adalah suatu pendapat atau tindakan untuk menyelesaikan masalah dengan teknik tertentu, dimana cara tersebut bisa diterima oleh semua pihak.

Jadi dalam membuat keputusan, seorang pemimpin tidak hanya melihat dari sudut pandang pribadi. Melainkan harus memperhatikan beberapa pandangan orang lain agar keputusan yang diambil dapat diterima oleh semua pihak yang bersangkutan. Bagimana cara melakukan pengambilan keputusan yang baik ?

Ada berbagai macam cara untuk mengambil keputusan yang bijak dan tepat. Namun, disini saya merangkum dalam 4 poin. Yaitu :

  1. Menguasai persoalan
    Dalam memutuskan suatu hal, pemimpin perlu menguasai persoalan terlebih dahulu. Pemimpin harus mengetahui apa yang akan dihadapi. Setelah itu, lmelakukan penyelidikan terhadap persoalan tersebut. Setelah itu, mempertimbangkan nilai plus dan minus dari setiap pilihan.

  2. Meminta pendapat
    Jika keputusan yang akan diambil melibatkan orang banyak, maka harus meminta pendapat dari pihak yang bersangkutan. Agar di kemudian hari, keputusan yang diambil tidak menimbulkan suatu permasalahan atau konflik. Singkatnya, agar keputusan tersebut bisa diterima oleh semua pihak.

  3. Membuat keputusan dan lakukan dengan sepenuh hati
    Setelah menguasai persoalan dan meminta pendapat orang lain, maka selanjutnya adalah membuat keputusan. Setelah membuat keputusan, maka pemimpin harus melakukan keputusan itu dengan sepenuh hati dan tidak ada keraguan.

  4. Evaluasi keputusan
    Ini adalah langkah yang penting. Pemimpin harus melakukan evaluasi secara berkala, untuk mengetahui apakah keputusan yang telah diambil memiliki hasil seperti yang diharapkan.

Bagaimana menurut anda ?

2 Likes

Dalam mengambil keputusan seorang pemimpin dituntut bijak dan keputusan yang diambil adalah keputusan yang baik. Berikut adalah cara dalam mengambil keputusan yang baik :

  1. Khawatirlah sebelum melangkah, namun buanglah kekhawatiran itu begitu mulai melangkah.

    Leon Utterback, seorang psikiater ternama Los Angeles menyarankan kita untuk melampiaskan semua kekhawatiran kita sebelum kita mulai melangkah, dan jangan setelah tindakan mulai diambil. Dalam bahasanya ia mengatakan, “Kita boleh khawatir sebelum taruhan dipasang, tetapi kita tidak boleh khawatir lagi sedikitpun begitu dadu sudah dilempar”.

    Jadi pada intinya, lakukanlah apapun yang dapat kita lakukan lebih dahulu untuk meyakinkan bahwa keputusan yang kita buat itu benar. Tetapi sekali kita telahmembuat keputusan itu dan melaksanakannya, maka berhentilah untuk khawatir dan gelisah tentang hasilnya karena hal itu sudah berada di luar jangkauan kita.

  2. Ajukan lima pertanyaan pokok kepada diri sendiri.

    • Apakah saya harus membuat keputusan ini?
      Sejak awal kita harus mengetahui batas-batas tugas kita, dan apa saja yang menjadi tugas orang lain. Kita harus mengetahui keputusan mana yang harus kita buat sendiri dan keputusan mana yang dapat dibuat oleh bawahan kita. Pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab itu sendiri sudah merupakan sebuah keputusan yang bijaksana.
    • Apa sesungguhnya yang harus saya putuskan?
      Makna inti dari pertanyaan ini adalah kita hendak memastikan apakah benar-benar ada suatu masalah yang memang membutuhkan perhatian kita, sehingga kita lebih mudah menentukan perlu tidaknya kita membuat keputusan serta apa yang harus kita lakukan demi memperoleh suatu keputusan yang handal dan tepat pada waktunya.
    • Kapan saya harus membuat keputusan?
      Pastikan sejak dini, apakah waktu merupakan faktor penting dalam keputusan kita, apakah kita harus langsung bertindak atau dapatkah kita menunggu beberapa saat tanpa memperumit atau memperburuk konsekuensi-konsekuensi yang mungkin muncul dari masalah tersebut. Kepastian perlu dan tidaknya kita menunggu atau bertindak sekarang merupakan suatu keputusan tersendiri yang cukup berat dan menuntut pertimbangan yang masak.
    • Apa saja yang harus saya ketahui sebelumnya?
      Apakah saat ini kita sudah memiliki semua fakta yang diperlukan untuk membuat suatu keputusan dan tepat waktunya? Sekiranya belum, maka ketahuilah secara pasti apa yang kurang dan di mana kita dapat memperoleh kekurangan informasi tersebut. Siapakah yang dapat membantu kita dalam membuat keputusan?Apakah kita juga telah mempertimbangkan semua akibat atau konsekuensi dari keputusan kita? Apakah keputusan tersebut akan mempengaruhi nasib orang lain? Kalau memang mempengaruhi, maka pastikan terlebih dahulu respon mereka terhadap keputusan itu.
    • Bagaimana caranya saya membuat keputusan ini?
      Jika semua kumpulan fakta yang diperlukan dan kemungkinan konsekuensi yang timbul telah tersedia dan jelas dalam pikiran kita, maka buatlah sebuah neraca. Timbanglah secara seksama keuntungan dan kerugian dari setiap tindakan. Suatu pertimbangan yang seksama atas berbagai kemungkinan pemecahan tersebut akan memungkinkan kita untuk memilih alternatif pemecahan yang terbaik. Begitu kita memilih alternatif terbaik dan memutuskan pilihan langkah kita, maka selanjutnya tinggal satu hal yang harus kita kerjakan: Bertindak!

Kecepatan dan ketepatan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan lazimnya menjadi tolak ukur kompetensi dan kredibilitas yang dimilikinya. Jika pemimpin lamban dan ragu-ragu dalam bertindak, anak buah akan melihat Anda sebagai orang yang indecisive, takut, dan tidak tegas sehingga membuat mereka mempertanyakan kemampuan Anda bahkan kehilangan kepercayaan terhadap Anda.

Terbiasa cepat dalam pengambilan keputusan memang bukan pekerjaan mudah, butuh rasio yang jernih dan intuisi yang tajam agar bisa menghasilkan keputusan yang tepat. Namun bukan berarti kemampuan tersebut tidak bisa diasah dan dipertajam. Berikut ini adalah beberapa cara-cara yang dapat dilakukan agar menjadi seorang pembuat keputusan yang baik :

  • Taklukkan rasa takut berbuat kesalahan.. Rasa takut merupakan penghambat dan musuh bagi keberhasilan. Takut untuk membuat keputusan hingga merugikan organisasi merupakan salah satu penyebab untuk menunda bahkan memilih untuk tidak memutuskan sama sekali. Malah kalau bisa, ia akan melemparkan tanggung jawab ini kepada orang lain. Singkirkan rasa takut Anda dengan selalu mengingat bahwa setiap proses dalam mengambil keputusan adalah langkah yang akan membantu mendewasakan karakter dan mengasah intuisi. Ingatlah bahwa takut dapat membuat Anda kehilangan kesempatan.

  • Asah kemampuan problem-solving Anda.. Keputusan yang salah tidak selamanya terjadi akibat salah memilih atau bad choice. Kesalahan umum yang dilakukan justru berawal dari ketidaktelitian sang pemimpin dalam mengidentifikasi masalah yang terjadi. Jika masalahnya saja sudah tidak benar, maka solusinya dipastikan tidak akan tepat sasaran. Oleh karena itu, usahakan Anda mengetahui secara detil permasalahan yang terjadi, kumpulkan informasi dan data lengkap, dan berorientasilah pada solusi.

  • Tetapkan deadline. Dibutuhkan waktu untuk mengidentifikasi masalah memutuskan. Banyak faktor yang mempengaruhi proses ini. Namun, jika Anda pemimpin yang memerlukan banyak pertimbangan, bahkan cenderung indecisive, maka buatlah deadline bagi diri sendiri agar tidak berlama-lama berada pada fase analisis. Jangan sampai waktu Anda terbuang sia-sia jika saat Anda memutuskan sesuatu yang sudah terlambat.

  • Back-up keputusan Anda dengan data dan dukungan dari co-worker. Saat mengumumkan keputusan pastikan Anda berpegang pada informasi dan data yang akurat. Inilah yang akan membantu Anda saat ada argumentasi. Libatkan juga pihak lain dalam proses pengambilan keputusan Anda agar dapat masukan dan saran. Dengan cara ini Anda secara otomatis mengundang mereka untuk berkomitmen.

  • Apapun hasilnya, be firm with your decision. Meralat atau menarik kembali keputusan yang baru saja Anda keluarkan karena desakan pihak yang merasa dirugikan atau keragu-raguan dari dalam diri hanya akan membuat Anda kelihatan plin-plan dan tidak tegas. Oleh karena itu pikirkan kembali berbagai reaksi yang mungkin ditunjukkan oleh anggota tim Anda atau rekan kerja. Jangan lupa untuk memantau pelaksanaan keputusan itu sebagai bagian dari tanggung jawab sang pengambil keputusan. Jangan lupakan monitor untuk memastikan hasilnya sesuai harapan. Jangan ragu melakukan penyesuaian jika memang diperlukan.