Bagaimana caranya mengukur kepuasan kerja ?

Kepuasan kerja merupakan suatu sikap positif yang menyangkut penyesuaian diri yang sehat dari para karyawan terhadap kondisi dan situasi kerja termasuk di dalamnya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja.

Bagaimana caranya mengukur kepuasan kerja ?

Ada beberapa cara untuk mengukur kepuasan kerja, diantaranya:

  • Menggunakan skala indeks deskripsi jabatan (Job Description Index)

    Skala pengukuran ini dikembangkan oleh Smith, Kendall, dan Hullin pada tahun 1969. Cara penggunaaanya, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada karyawan mengenai pekerjaan. Setiap pertanyaan yang diajukan, harus dijawab oleh karyawan dengan menandai jawaban: ya, tidak, ragu-ragu. Dengan cara ini dapat diketahui tingkat kepuasan kerja karyawan.

  • Menggunakan kuesioner kepuasan kerja Minnesota (minnesota satisfaction questionare)

    Pengukuran kepuasan kerja ini dikembangkan oleh Weiss dan England pada tahun 1967. Skala ini berisi tanggapan yang mengharuskan karyawan untuk memilih salah satu dari alternatif jawaban: sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, dan sangat puas terhadap pertanyaan yang diajukan. Berdasarkan jawaban jawaban tersebut dapat diketahui tingkat kepuasan kerja karyawan.

    Teknik minnesota satisfaction questionare, pada dasarnya sama dengan menggunakan skala Likert. kelebihan teknik ini antara lain :

    1. Teknik ini lebih simpel dibandingkan dengan teknik yang ketiga.
    2. Teknik ini lebih banyak memberikan alternative jawaban untuk responden dibandingkan dengan teknik yang pertama.
  • Pengukuran berdasarkan ekspresi wajah.

    Pengukuran kepuasan kerja dengan cara ini dikembangkan oleh Kunin pada tahun 1955. Responder diharuskan memilih salah satu gambar wajah orang, mulai dari gambar wajah yang sangat gembira, gembira, netral, cemberut dan sangat cemberut. Kepuasan kerja karyawan akan dapat diketahui dengan melihat pilihan gambar yang diambil responden.

Secara jelas tingkat kepuasan kerja dapat diketahui dengan melakukan interview dengan mereka. Konsekuensi yang dapat ditimbulkan oleh tingkat kepuasan kerja yang dirasakan oleh masing-masing individu dalam organisasi di antaranva adalah terkait dengan tingginya tingkat kemangkiran maupun tingkat mutasi atau perpindahan kerja. Bilamana mutasi tidak mungkin diambil oleh individu, maka akibat buruk yang dapat dirasakan adalah terkait dengan rendahnya tingkat kinerja.

Organ dan Near menyarankan bahwa mengukur kepuasan kerja sebaiknya didasarkan pada kondisi dan sikap pekerja, yakni meminta pekerja untuk menilai aspek-aspek yang terkait dengan kondisi pekerjaannya sebagai rujukan, dan bidang pada penilaian yang didasarkan pada emosi atau perasaannya.

Minnesota Satisfaction Ouestionaire (MSQ) merupakan instrumen pengukuran kepuasan kerja yang didasarkan pada orientasi kognitif pekerja, yang meliputi sejumlah kondisi kerja dimana pekerja diminta untuk memberikan penilaian. MSQ terdiri dari dua faktor yang akan mengukur kepuasan kerja intrinsik (intrinsic job satisfaction) dan mengukur kepuasan kerja ekstrinsik (extrinvic.job satisfaction).

MSQ mengukur kepuasan kerja yang terkait dengan kondisi pekerjaan, peluang untuk peningkatan, kebebasan untuk mempergunakan penilaian sendiri, kebanggaan dalam melakukan dan menyelesaikan pekerjaan. Berdasarkan penelusuran pada butir-butir instrumen, maka terdapat sebelas dimensi penting dari kepuasan kerja yang mencakup: pekerjaan itu sendiri, supervise, promosi, hubungan dengan rekan kerja, gaji, otonomi dan kebijakan organisasi.