Bagaimana caranya menggambarkan grafik analisa break even point yang baik?

Break event point atau titik impas adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya).

Bagaimana caranya menggambarkan grafik analisa break even point yang baik?

Besarnya volume produksi / penjualan dalam unit terlihat pada sumbu horizontal (sumbu X) dan besarnya biaya dan penghasilan penjualan akan terlihat pada sumbu vertikal (sumbu Y).

Dalam metode grafis, BEP dapat ditentukan yaitu pada titik persilangan antara garis penghasilan penjualan dengan garis biaya total. Apabila dari titik tersebut ditarik garis lurus vertikal kebawah sampai sumbu Y akan nampak besarnya “BE” dalam unit. Jika dari titk tersebut ditarik garis lurus horizontal ke samping sampai sumbu Y, maka akan nampak besarnya “BE” dalam Rupiah.

Contoh :

Suatu perusahaan bekerja dengan biaya tetap sebesar Rp. 3 juta, biaya variabel per unit Rp. 400.000. Harga jual per unit Rp. 1 juta, kapasitas produksi maksimal 10.000 unit.

Terdapat 2 cara dalam menggambarkan garis biaya tetap dalam break even point :

a. Dengan menggambarkan garis biaya tetap secara horizontal sejajar dengan sumbu X

image

b. Dengan menggambarkan garis biaya tetap sejajar dengan garis biaya variabel.

Untuk cara ini, besarnya Contribution Margin (Penghasilan penjualan setelah dikurangi biaya variabel yang merupakan bagian dari penghasilan penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap) akan nampak pada gambar break even tersebut.

Menurut Hansen dan Mowen (2009) mengatakan bahwa :

Grafik biaya-volume-laba (cost volume profit graph) menggambarkan hubungan antara biaya, volume dan laba.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci perlu dibuat grafik dengan dua garis terpisah, yaitu garis total pendaptan dan garis total biaya”. Tiap-tiap garis itu disajikan dengan persamaan berikut :

Pendapatan = Harga x Unit
Total biaya = (Biaya variabel per unit x unit) + Biaya tetap

Dalam pendekatan grafik, break even point (titik impas) digambarkan dengan titik perpotongan antara garis penjualan dengan garis biaya total.

Biaya total = Biaya tetap total + Biaya variabel total

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam menentukan grafik break even point menurut M. Fuad (2003) yaitu :

  • Langkah 1
    Membuat grafik X dan Y , dengan sumbu X menunjukan jumlah unit (output) dan sumbu Y menunjukan biaya dan permintaan.

  • Langkah 2
    Membuat titik pada sumbu Y yang menunjukan nilai Biaya tetap total (Total Fixed cost = TFC), kemudian tariklah garis lurus dari titik tersebut sejajar sumbu X.

  • Langkah 3
    Membuat titik pertemuan antara jumlah unit terjual dengan jumlah rupiah dari unit terjual, kemudian menarik garis dari titik 0 melalui titik tersebut. Garis yang terbentuk disebut garis penerimaan total (Total Revenue = TR)

  • Langkah 4
    Menarik garis dari titik perpotongan biaya tetap dengan sumbu Y (pada langkah 2 di atas) yang menunjukan garis biaya total (TC).

Berikut ini merupakan analisis break even point dengan menggunakan pendekatan grafik.

Keterangan

  1. Sumbu datar (sumbu x) menyatakan volume penjualan yang dapat dinyatakan dalam satuan kuantitas atau rupiah pendapatan penjualan.

  2. Sumbu tegak (sumbu y) menyatakan pendapatan penjualan dan biaya dalam rupiah.

  3. Impas adalah terletak pada perpotongan garis pendapatan penjualan dengan garis biaya. Bila dari titik perpotongan tersebut ditarik garis tegak ke sumbu x, akan diketahui pencapaian impas berdasarkan volume penjualan. Jika dari titik impas ditarik garis tegak lurus ke sumbu y, akan diketahui pencapaian impas berdasarkan pendapatan penjualan.

  4. Daerah sebelah kiri titik impas, yaitu bidang diantara garis total biaya dengan garis pendapatan penjualan merupakan daerah rugi, karena pendapatan penjualan lebih rendah dari total biaya. Sedangkan daerah di sebelah kanan titik impas yaitu, bidang diantara garis pendapatan penjualan dengan garis total biaya merupakan daerah laba, karena pendapatan penjualan lebih tinggi dari total biaya.