Bagaimana caranya mengelola konflik antar negara?

Konflik antarnegara adalah konflik yang terjadi antara dua negara atau lebih. Mereka memiliki perbedaan tujuan dan berupaya memaksakan kehendak negaranya kepada negara lain.

Bagaimana caranya mengelola konflik antar negara ?

konflik antar negara

Ada berbagai pendekatan untuk menangani konflik, yang kadang juga dipandang sebagai tahap-tahap dalam suatu proses. Masing-masing tahap akan melibatkan tahap sebelumnya. Tahap-tahap itu antara lain :

  • Pencegahan konflik yang bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik yang keras.

  • Penyelesaian konflik bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan melalui suatu persetujuan perdamaian.

  • Pengelolaan konflik bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong perubahan perilaku yang positif bagi pihak-pihak yang terlibat.

  • Resolusi konflik yang menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru dan yang bisa tahan lama di antara kelompok-kelompok yang bermusuhan.

  • Transformasi konflik yang mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan politik yang lebih luas serta berusaha mengubah kekuatan negatif dari peperangan menjadi kekuatan sosial dan politik yang positif.

Salah satu cara untuk mengelola konflik adalah dengan cara menerapkan strategi untuk mengeliminir konflik laten dan konflik di permukaan yang mungkin muncul, seperti apa yang disampaikan oleh Simon Fisher dkk di atas.

Berdasarkan teori-teori mengenai bagaimana cara mengelola konflik maka sasaran-sasaran yang akan dicapai adalah dengan meningkatkan komunikasi, toleransi, dialog serta pencapaian kesepakatan bersama yang mengakui identitas.

Konflik laten yang sifatnya tersembunyi seringkali muncul dalam batasan-batasan etnisitas.

Untuk memahami cara-cara mengelola konflik, ada beberapa teori utama mengenai sebab-sebab konflik dimana masing-masing memiliki sasaran dan metode yang berbeda, yaitu :

  1. Teori Hubungan Masyarakat, yang menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan diantara kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat.

    Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah :

    • Meningkatkan komunikasi dan saling pengertian antara kelompok-kelompok yang mengalami konflik.

    • Mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih bisa saling menerima keragaman yang ada di dalamnya.

  2. Teori Negosiasi Prinsip, yang menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflik.

    Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah :

    • Membantu pihak-pihak yang mengalami konflik untuk memisahkan perasaan pribadi dengan berbagai masalah dan isu dan memampukan mereka untuk melakukan negosiasi berdasarkan kepentingan-kepentingan mereka posisi tertentu yang sudah tetap.

    • Melancarkan proses pencapaian kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak atau semua pihak.

  3. Teori Kebutuhan Manusia, yang berasumsi bahwa konflik yang berakar dalam disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia – fisik, mental dan sosial – yang tidak terpenuhi atau dihalangi. Keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi dan otonomi sering merupakan inti dari konflik.

    Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah :

    • Membantu pihak-pihak yang mengalami konflik untuk mengidentifikasi dan mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi, dan menghasilkan pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.

    • Agar pihak-pihak yang mengalami konflik mencapai kesepakatan untuk memenuhi kebutuhan dasar semua pihak.

  4. Teori Identitas, yang berasumsi bahwa konflik disebabkan karena identitas yang terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang tidak terselesaikan.

    Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah :

    • Melalui fasilitasi lokakarya dan dialog antara pihak-pihak yang mengalami konflik sehingga diharapkan mereka dapat mengidentifikasi ancaman-ancaman dan ketakutan yang mereka rasakan masing-masing dan untuk membangun empati dan rekonsiliasi di antara mereka.

    • Meraih kesepakatan bersama yang mengakui kebutuhan identitas pokok semua pihak.

  5. Teori Kesalahpahaman Antar Budaya, yang berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh ketidakcocokan dalam cara-cara berkomunikasi di antara berbagai budaya yang berbeda.

    Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah :

    • Menambah pengetahuan pihak-pihak yang mengalami konflik mengenai budaya pihak lain.

    • Mengurangi stereotip negatif yang mereka miliki tentang pihak lain.

    • Meningkatkan keefektifan komunikasi antar budaya.

  6. Teori Transformasi Konflik, yang berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh masalah-masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah-masalah sosial, budaya dan ekonomi.

    Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah :

    • Mengubah berbagai struktur dan kerangka kerja yang menyebabkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan, termasuk kesenjangan ekonomi.

    • Meningkatkan jalinan hubungan dan sikap jangka panjang di antara pihak-pihak yang mengalami konflik.

    • Mengembangkan berbagai proses dan sistem untuk mempromosikan pemberdayaan, keadilan, perdamaian, pengampunan, rekonsiliasi, pengakuan.