Bagaimana caranya Mengatasi Hambatan Komunikasi?

Hambatan komunikasi dapat terjadi pada semua unsur komunikasi yaitu komunikator, pesan, media, dan komunikan.

Bagaimana caranya mengatasi hambatan komunikasi ?

Menurut Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita (1997) untuk mengatasi hambatan–hambatan dalam komunikasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  1. Meningkatkan umpan balik, untuk mengetahui apakah pesan atau informasi telah diterima, dipahami, dan dilaksanakan atau tidak.
  2. Empati, penyampaian pesan disesuaikan dengan keadaan penerima.
  3. Pengulangan, untuk menjamin bahwa pesan dapat diterima.
  4. Menggunakan bahasa yang sederhana agar setiap orang dapat memahami isi pesan yang disampaikan.
  5. Penentuan waktu yang efektif, pesan disampaikan pada saat penerima siap menerima pesan.
  6. Mendengarkan secara efektif sehingga komunikasi antar atasan dengan bawahan dapat berlangsung dengan baik.
  7. Mengatur arus informasi, komunikasi harus diatur mutunya, jumlah dan cara penyampaiannya.

Adapun cara lain dalam mengatasi hambatan dalam komunikasi, antara lain:

1. Gunakan Umpan Balik (feedback)

Setiap orang yang berbicara memperhatikan umpan balik yang diberikan lawan bicaranya baik bahasa verbal maupun non verbal, kemudian memberikan penafsiran terhadap umpan balik itu secara benar.

2. Pahami Perbedaan Individu atau Kompleksitas Individu dengan Baik

Setiap individu merupakan pribadi yang khas yang berbeda baik dari latar belakang psikologis, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Dengan memahami, seseorang dapat menggunakan taktik yang tepat dalam berkomunikasi.

3. Gunakan Komunikasi Langsung (face to face)

Komunikasi langsung dapat mengatasi hambatan komunikasi karena sifatnya lebih persuasif. Komunikator dapat memadukan bahasa verbal dan bahasa non verbal. Disamping kata-kata yang selektif dapat pula digunakan kontak mata, mimik wajah, bahasa tubuh lainnya dan juga meta-language (isyarat di luar bahasa) yang membuat komunikasi lebih berdaya guna.

4. Gunakan Bahasa yang Sederhana dan Mudah

Kosa kata yang digunakan hendaknya dapat dimengerti dan dipahami jangan menggunakan istilah-istilah yang sukar dimengerti pendengar. Gunakan pola kalimat sederhana (kanonik) karena kalimat yang mengandung banyak anak kalimat membuat pesan sulit dimengerti.