Bagaimana Caranya Memotivasi Pegawai Kita?

Seringkali kita melihat pegawai kita berkerja tanpa adanya motivasi. Bagaimana cara meningkatkan motivasi mereka ?

Motivasi secara sederhana dapat diartikan “Motivating” yang secara implisit berarti bahwa pimpinan suatu organisasi berada di tengah-tengah bawahannya, dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instruksi, nasehat dan koreksi jika diperlukan (Siagian, 1985). Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsang untuk melakukan tindakan (Winardi, 2000: 312).

Terdapat dua metode dalam motivasi, metode tersebut adalah metode langsung dan metode tidak langsung, menurut Hasibuan (1996:100). Kedua metode motivasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • Metode Langsung (Direct Motivation), merupakan motivasi materiil atau non materiil yang diberikan secara langsung kepada seseorang untuk pemenuhan kebutuhan dan kepuasannya. Motivasi ini dapat diwujudkan misalnya dengan memberikan pujian, penghargaan, bonus dan piagam.

  • Metode Tidak Langsung (Indirect Motivation),merupakan motivasi yang berupa fasilitas dengan maksud untuk mendukung serta menunjang gairah kerja dan kelancaran tugas. Contohnya adalah dengan pemberian ruangan kerja yang nyaman, penciptaan suasana dan kondisi kerja yang baik.

Terdapat dua metode dalam motivasi, metode tersebut adalah metode langsung dan metode tidak langsung, menurut Hasibuan (1996:100). Kedua metode motivasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Menurut Hasibuan (2007) ada dua macam sifat motivasi, yaitu:

1. Motivasi Langsung

Motivasi langsung adalah suatu bentuk motivasi yang diberikan secara langsung kepada setiap karyawan, baik berupa materil maupun non materil untuk memenuhi kebutuhan karyawan tersebut. Jadi, motivasi ini sifatnya khusus seperti pujian, penghargaan, bonus, dan promosi.

  • Pujian
    Pujian dalam memotivasi kerja karyawan sangat diperlukan karena dapat membuat karyawan merasa lebih dihargai, menumbuhkan kepercayaan diri dan meningkatkan motivasi untuk berbuat yang lebih baik.

  • Penghargaan
    Penghargaan dapat diberikan apabila karyawan telah mencapai prestasi dalam pekerjaannya. Sebagai contoh apabila karyawan melebihi target yang sudah ditentukan oleh perusahaan, maka penghargaan dapat diberikan agar dapat memicu semangat kerja karyawan.

  • Bonus
    Ketika karyawan berhasil mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan, maka karyawan tersebut akan mendapatkan bonus. Hal ini juga dapat memicu agar karyawan termotivasi dalam pekerjaannya.

  • Promosi
    Promosi berarti perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan yang lain, yang mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi. Apabila karyawan tersebut naik jabatan, otomatis kompensasi juga akan naik sesuai dengan jabatannya.

2. Motivasi Tidak Langsung

  • Ruang kerja yang nyaman
    Pemberian ruangan kerja yang nyaman bisa meningkatkan performa kerja bagi para karyawan. Misalnya dengan memberikan sistem pencahayaan yang tepat dalam ruangan.

  • Lingkungan kerja yang menyenangkan
    Suasana seperti lingkungan kerja dapat tercipta karena adanya dukungan antara manajer dan karyawan. Selain itu, dengan dukungan rekan kerja yang memberikan dorongan berupa kata-kata pujian dan manajer yang memperlakukan semua karyawan secara adil, maka dapat menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan dan tidak membosankan.

  • Mesin atau teknologi yang baik
    Teknologi yang baik akan membuat karyawan merasa termotivasi untuk melakukan pekerjaannya. Teknologi yang baik juga dapat membantu mengoptimalkan hasil produksi suatu produk dalam organisasi dan membantu kegiatan operasional di perusahaan menjadi lancar.

Herzberg (Hasibuan, 1996) berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi bawahan yaitu :

  1. Hal-hal yang mendorong pegawai/ karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan untuk berprestasi, bertanggungjawab, kemajuan dapat menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas semua itu.

  2. Hal-hal yang mengecewakan pegawai/ karyawan adalah terutama faktor yang bersifat embel-embel saja pada pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat, sebutan jabatan, hak, gaji, tunjangan dan lain-lainnya.

  3. Pegawai/ karyawan, jika peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.

Herzberg (Hasibuan, 1996: 109) menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu :

  • Maintenance Factor

Adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan kesehatan ini menurut Herzberg merupakan kebutuhan yang berlangsung terus menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. Misalnya orang lapar akan makan, kemudian lapar lagi lalu makan lagi dan seterusnya.

Faktor-faktor pemeliharaan ini meliputi hal-hal yang masuk dalam kelompok dissatisfiers seperti gaji, kondisi kerja fisik, kepastian pekerjaan, supervisi yang menyenangkan, kendaraan dinas, rumah dinas dan macam-macam tunjangan lainnya. Hilangnya faktor pemeliharaan ini dapat menyebabkan timbulnya ketidakpuasan dan absennya pegawai/ karyawan, bahkan dapat menyebabkan banyak pegawai/ karyawan yang keluar.

Faktor-faktor pemeliharaan ini perlu mendapat perhatian yang wajar dari pimpinan, agar kepuasan dan kegairahan bekerja bawahan dapat ditingkatkan. Menurut Herzberg maintenance factors bukanlah alat motivator melainkan keharusan yang harus diberikan oleh pimpinannya kepada mereka demi kesehatan dan kepuasan bawahannya, sedangkan menurut Maslow merupakan alat motivator bagi pegawai/ karyawan.

  • Motivation Factors

Motivation Factors adalah faktor motivasi yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Faktor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan, misalnya kursi yang empuk, ruangan yang nyaman, penempatan yang tepat dan lain sebagainya.

Hal tersebut merupakan kelompok Satisfiers, adapun yang masuk dalam kelompok satisfiers antara lain:

  • Prestasi

  • Pengakuan

  • Pekerjaan itu sendiri

  • Tanggungjawab

  • Pengembangan potensi individu (Hasibuan, 1996).

Sementara itu Suzanne Bates (2009) menyatakan bahwa meskipun seseorang tidak dapat memotivasi setiap orang, akan tetapi semua orang dapat menginspirasi semua orang untuk menemukan apa yang paling memotivasi mereka. Untuk itu Bates menyebutkan adanya delapan prinsip sebagai berikut:

  1. Dimulai dari diri Anda Sendiri

Menurut Bates, orang akan termotivasi oleh orang yang termotivasi. Karena itu menjadi penting bagi pimpinan yang akan memotivasi anak buahnya untuk “menunjukkan” bahwa dirinya juga termotivasi. Kalimat seperti: “Sudah, kamu saja. Saya kan sudah tua, sebentar lagi pensiun” sering diartikan anak buah sebagai sudah tidak bergairah, sudah tidak termotivasi. Dan ini menjadi contoh yang buruk. Karena itu sebaiknya tidak terucap dari pemimpin yang akan memotivasi anak buah mereka. Tunjukkanlah semangat dan kecintaan melakukan sesuatu yang diinginkan pemimpin untuk dilakukan oleh anak buahnya.

  1. Komunikasikan dengan Jelas

Mengkomunikasikan kepada anak buah dapat membuat hubungan baik secara intelektual maupun emosional, dan anak buah akan merasa lebih termotivasi apabila mereka mengerti apa yang sebenarnya terjadi dan merasa ada hubungan dengan mereka. Seperti yang dikatakan oleh Ken Leibler, mantan Presiden dan CEO Liberty Financial Companies, Inc.,

“I always start from the premise that people want to feel something They want to know why they are there and feel good about it. It is beyond financial success and the logic. Once you do that, you can get them excited about changing the industry, changing the world.”

  1. Pelajari Apa yang Paling Memotivasi Anak Buah Anda

Artinya, banyaknya teori motivasi sebagaimana diuraikan di atas menunjukkan bahwa orang mempunyai motivasi yang berbeda-beda. Karenanya pemimpin haruslah menyadari bahwa apa yang memotivasi bagi pemimpin tersebut belum tentu akan memotivasi anak buahnya. Untuk itu menjadi sangat penting bagi pemimpin untuk mengetahui apa yang paling memotivasi anak buahnya. Sebagai contoh, Bates mengutip pernyataan Rich Krueger, CEO dari DynamicOps sebagai berikut:

“When you tell engineers that what you are doing is going to change how people do things, it really motivates them. Engineers have to be working on new and interesting things; they want to feel valued and that what they are doing is significant. They are inventing; they want to create something, and you want to give them an environment where they can express their creativity. They are the hardest people to manage. You have to manage them one on one.”

“Salespeople want to make money, so you just say you‟re going to make money, show them how, make your case, and if they believe that, it‟s very easy to motivate them They will work hard if they believe they will make money.”

  1. Buat hubungan yang Bersifat Personal dengan Anak Buah Anda

Sebagaimana dikemukakan oleh Bates, hubungan yang sekecil apapun dapat mengubah perilaku seseorang, dan hal ini bukan hanya menyenangkan anak buah, tetapi menyenangkan diri Anda juga. Selain itu, anak buah juga akan lebih menghargai pimpinan bila ia mau membuat hubungan yang bersifat personal. Apakah Anda memperhatikan bagaimana orang Indonesia memberikan apresiasi kepada Barack Obama bukan karena beliau adalah Presiden Amerika Serikat yang wajar apabila dihargai, tetapi lebih karena beliau masih ingat bagaimana Abang Tukang Sate dan Abang Tukang Bakso menjajakan dagangan mereka? Padahal dia sudah lama kembali ke Amerika dan ia hanya “singgah” beberapa tahun saat kecil dulu.

  1. Lakukan Percakapan dengan Anak Buah Anda Tentang Diri Mereka

Selain berbicara secara personal, materi pembicaraan dengan anak buah juga jangan berpusat pada diri Anda tetapi akan lebih berpengaruh secara emosional apabila topik pembicaraannya adalah tentang diri dan (atau) masalah mereka.

  1. Berikan pujian, akui hal baik yang anak buah lakukan, dan berikan penghargaan.

Pujian dan penghargaan dapat membentuk perilaku yang dikehendaki serta memberikan nilai bagi keberhasilan organisasi, dan bagi orang yang dipuji, pujian itu akan dikenang bertahun-tahun, bahkan apabila pelaksana yang sudah bekerja dengan baik kemudian dipuji oleh Menteri secara tulus, mungkin tidak akan terlupakan seumur hidupnya. Hal serupa, meski mungkin tidak seumur hidup, dirasakan oleh bawahan langsung yang mendapat pujian dari atasan langsungnya.

Apa dampaknya bagi bawahan selain kesenangan? Pujian dan penghargaan (apalagi yang diberikan secara rutin dan bisa berkali-kali seperti employee of the month) dapat membuat bawahan untuk terus berperilaku seperti yang mendapat pujian dan penghargaan tersebut.

Bayangkan apabila pujian tersebut karena berprestasi kerja yang luar biasa, maka pengulangan prestasi kerja yang luar biasa akan menguntungkan pula bagi organisasi.

  1. Kerjakan Apa yang Anda Ucapkan, Alias Jangan Hanya Omong

Kalau Anda melakukan apa yang Anda ucapkan, maka bawahan akan percaya pada Anda dan organisasi, yang sekaligus akan membuat keberhasilan bagi atasan sebagai pemimpin. Apabila tindakan pimpinan tersebut menunjukkan integritas, maka pemimpin akan dapat melihat bagaimana organisasi secara keseluruhan akan terbentuk. Menurut Bates hal ini bahkan menjadi prasyarat apabila pemimpin hendak melakukan transformasi. Hanya saja memang hal ini perlu waktu, terlebih dalam organisasi yang pernah mengalami kesulitan, saling tidak percaya, masing-masing bagian mengutamakan kepentingan bagiannya sendiri, dan sebagainya.

  1. Berikan kewenangan ( empower ) Anak Buah Anda

Menurut Bates cara ini sangat bagus bahkan berdampak secara positif bagi organisasi karena beberapa alasan sebagai berikut:

  • Orang akan sangat termotivasi apabila Anda memberi kepercayaan pada orang lain untuk mengerjakan apa yang harus mereka kerjakan karena belum tentu mereka akan mengerjakan seperti cara Anda melakukannya.

  • Memberikan kebebasan dan fleksibilitas untuk menggunakan pertimbangan dan bakat mereka akan sangat mempercepat progres pelaksanaan pekerjaan itu sendiri.

  • Pemimpin secara tersirat menunjukkan pesan penghargaan dan keinginan agar anak buahnya bertindak kreatif serta menggunakan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.

  • Micromanaging atau one man show yang berarti bos ngatur semuanya adalah sangat tidak memotivasi. Secara individu agar faktor-faktor tersebut dan micromanaging tidak menjadi virus, maka setiap orang dapat membuat lingkaran seperti yang dibuat oleh Sri Rama dalam hikayat Ramayana dan menempatkan diri yang bersangkutan dalam lingkaran tersebut. Sebagaimana dalam hikayat Ramayana, Sri Rama mengatakan kepada istrinya, Dewi Sinta, bahwa selama Dewi Sinta berada dalam lingkaran tersebut maka ia akan aman. Tetapi karena godaan kijang kencana, Dewi Sinta mengulurkan tangannya keluar dari lingkaran tersebut dan pada saat tangan tersebut keluar dari lingkaran itulah kijang kencana berubah menjadi bentuk aslinya, Dasa Muka, yang menarik Dewi Sinta keluar dan membawanya pergi. Dalam kaitannya dengan lingkaran tersebut, sepanjang Anda tetap berada dalam lingkaran maka Anda akan tetap termotivasi.

Bagaimana cara seorang pemimpin dn manajer dalam memotivasi tim kerja mereka agar melakukan yang terbaik yang bisa dilakukan?

Dikutip dari buku Leading the Professionals – How to Inspire and Motivate Professional Service Teams oleh Smith.

  • Pertama, tim membutuhkan pemimpin yang bersemangat dan antusias dalam mengerjakan.

  • Kedua, keterampilan dalam kepemimpinan tertentu seperti memberikan pengakuan dari kinerja yang dilakukan, mengetahui anggota dari tim dengan baik, dan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan dapat menginspirasi dan memotivasi tim.

  • Ketiga, menciptakan keleluasaan dalam metode bekerja selama kualitas dari penanganan dan hasil dari pekerjaan tersebut tidak mambahayakan atau memberikan hasil yang buruk.

Ketika pemimpin dan manajer tidak berhasil dalam menginspirasi dan memotivasi tim kerja mereka, akan ada masalah yang timbul antara staff yang bekerja, akan ada perselisihan diantara anggota tim, kurangnya kinerja, penanganan buruk, tidak efisien dan lain-lain. Lain halnya dengan kebanyakan orang percaya, tidak hanya keterampilan dalam memimpin saja yang dibutuhkan untuk menginspirasi dan memotivasi tim kerja, tetapi juga manajemen.

Salah satu aktivitas paling penting yang dilakukan kepemimpinan dan manajemen adalah untuk membantu tim mengelola perubahan. Perubahan adalah tantangan untuk semua tim kerja.

Dikutip dari kata-kata Arnold Bennet, “Any change, even a change for the better is always accompanied by drawbacks and discomfort” yang memiliki makna “Segala macam perubahan, bahkan perubahan untuk menjadi lebih baik, selalu disertai dengan kelemahan dan ketidaknyamanan”.

Referensi

  • Pettinger, Richard. 2015. Towards an Agreed Body of Knowledge, Understanding, Skills and Expertise for Managers: Managing in Turbulent Times. School of Management, University College London, London WC1E 6BT, England.
  • Rusu, Costache. 2015. From Quality Management to Managing Quality. “Gh. Asachi” Technical University of Iasi, Romania.
  • Shaban, Aya. 2016. Managing and Leading a Diverse Workforce: One of the Main Challenges in Management. Zayed University, Khalifa City, Abu Dhabi, P.O. Box 144534 United Arab of Emirates.
  • Seow, Eillyne. 2013. Leading and Managing an Emergency Departement – A Personal view. Emergency Departement, Tan Tock Seng Hospital, Jalan Tan Tock Seng, Singapore.
  • Isaacson, Walter. 2012. The Real Leadership Lessons of Steve Jobs. Harvard Business Review, England.