Bagaimana cara untuk mengontrol burn rate dalam sebuah startup?

burn rate

Istilah “burn rate” biasanya menunjukan “laju dari perusahaan baru dalam mengeluarkan modal usaha untuk membiayai keperluan aktivitas bisnis sebelum menghasilkan positif cash flow. Dengan kata lain “burn rate” merupakan negatif cash flow, dimana uang yang digunakan startup tersebut pada tiap bulan untuk tetap menjalankan operasinya.

Ada beberapa cara untuk mengontrol burn rate dalam sebuah startup:

  • Outsourcing
    Mempekerjakan tim outsourcing merupakan cara terbaik untuk mengurangi biaya yang tidak perlu saat membuat produk berkualitas tinggi dan memerlukan waktu cepat untuk dipasarkan.

  • Bergerak Gesit
    Kemampuan untuk mengidentifikasi dengan cepat konsep-konsep yang tidak bekerja dan berporos cepat sangat penting untuk sebuah startup, hal tersebut dapat mengurangi burn rate.

  • Fokus terhadap Return On Investment

  • Mengelola Pengeluaran
    Dengan melacak cash flow serta menganalisis sumber biaya, dapat dietahui kemana dana telah digunakan dan juga bisa menghilangkan biaya-biaya yang tidak perlu dalam mejalankan aktivitas bisnis.

  • Tumbuh pada tingkat yang bisa dikelola
    Pertumbuhan yang tidak terkendali bisa lebih membahayakan sebuah startup daripada tidak adanya pertumbuhan sama sekali. Burn rate dapat mengidentifikasi jumlah waktu yang dimiliki sebuah startup sebelum kehabisan modal, pertumbuhan yang tidak terkendali dapat membuat jumlah waktu yang dimiliki akan semakin sempit(kecuali startup tersebut bisa mendapatkan lebih banyak modal dengan cepat).

Bagaimana cara untuk mengontrol burn rate dalam sebuah startup ?

Referensi: How to Reduce Startup Burn Rate. With a startup, as well as in any other… | by Eastern Peak | Medium

Ada beberapa cara untuk menjaga agar burn rate tetap rendah, yaitu:

  1. Ukur dan kelola.
    Sebagai aturan, Anda perlu meninjau burn rate Anda setiap bulan, dan mengelolanya setiap hari. Komponennya sederhana - biaya dan pendapatan. Jika Anda tidak memiliki penghasilan, pekerjaan itu bahkan lebih sederhana lagi, kendalikan biaya dengan ketat. Pikirkan dua kali, paling tidak, sebelum melakukan pengeluaran besar, dan tambahkan yang kecil.

  2. Sertakan buffer saat Anda mengumpulkan uang.
    Biaya untuk menyerahkan ekuitas lebih awal seringkali lebih banyak daripada diimbangi oleh peningkatan fleksibilitas untuk pulih dari kesalahan. Startup Anda akan membutuhkan lebih banyak uang daripada yang Anda harapkan, dan biaya untuk kembali ke awal sangat tinggi. Ini membutuhkan waktu yang lama.

  3. Membayar orang dengan ekuitas atau pendapatan di masa depan.
    Ketika saya diwawancarai untuk pekerjaan CEO startup pertama saya, saya mengharapkan gaji 150.000, namun diberi kesempatan untuk berkontribusi 50.000 untuk bisnis ini, dan bekerja untuk ekuitas saja. Strategi hebat. Satu lagi untuk menghindari uang tunai untuk pengembangan perangkat lunak adalah kontrak untuk persentase pendapatan masa depan.

  4. Lakukan sendiri dan barter untuk layanan.
    Apakah Anda benar-benar membutuhkan asisten penuh waktu, pembukuan reguler, dan pengacara besar? Ada pengaruh yang luar biasa dalam belajar menggunakan Microsoft Office, QuickBooks, dan cara Google untuk kontrak sampel dan perubahan pajak terbaru. Jadilah rendah hati dan tawarkan untuk membersihkan semua kantor, jika Anda bisa menggunakannya secara gratis.

Referensi

Burn rate sendiri adalah suatu hal yang ingin dicegah pada suatu startup. Dan berikut adalah cara mengontrol dan menghadapi burn rate :

  • Membuat daftar pos – pos pengeluaran
    Dengan membuat pos pos pengeluaran sebuah startup akan menjadi tau, sebenarnya apa saja yang menjadi pengeluaran mereka saat ini.

  • Mengurutkan pengeluaran berdasarkan nilai yang terbesar (descending)
    Setelah sudah di daftar, lalu dikelompokkan berdasarkan pengeluaran yang terbesar. Hal ini berfungsi untuk mengetahui tingkat terbesar dari pengeluaran pada sebuah startup.

  • Review dari pengeluaran terbesar
    Lalu dilakukannya review pada pengeluaran – pengeluaran tersebut apalagi pengeluaran dari yang terbesar. Pada sebuah startup akan menjadi tau bahwa pengeluaran tersebut perlu atau tidak dan apakah masih bisa disiasati atau tidak.

  • Potong yang dirasa tidak memberikan hasil
    Setelah itu, jika pada sebuah startup merasa pengeluaran – pengeluaran terebut tidak lagi memberi benefit pada startupnya, maka bisa saja pengeluaran tersebut dihilangkan dan diganti dengan yang lebih efisien dan pengeluaran yang tidak terlalu besar.

  • Ulangi proses diatas
    Hal ini berfungsi untuk mengevaluasi agar burn rate pada sebuah start up bisa diminimalisir.