Bagaimana Cara Menemukan Makna Hidup?

Makna hidup

Makna hidup adalah seluruh keyakinan dan cita-cita paling mulia yang seseorang miliki. Dengan keyakinan itu pula, seseorang dapat menjalankan misi kehidupan melalui sikap dan perilaku yang bertanggung jawab dan berbudi luhur.

Bagaimana cara menemukan makna hidup ?

Menurut Bastaman dalam bukunya “Menemukan Makna Hidup: Prinsip dan Teknik" dan dalam makalah “Panca Cara Temuan Makna” mencoba membuat metode untuk membantu seseorang dalam menemukan makna hidupnya. Metode itu adalah :

  1. Pemahaman Pribadi

    Mengenali keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan pribadi dan kondisi lingkungannya; menyadari keinginan keinginan, serta memahami kebutuhan-kebutuhan apa yang mendasari keinginan- keinginan itu; merumuskan secara lebih jelas dan nyata hal-hal yang diinginkan untuk masa mendatang, dan menyusun rencana yang relialistis untuk mencapainya.

  1. Bertindak Positif

    Metode ini dapat dikatakan sebagai kelanjutan dari metode “berpikir positif” (positive thinking) dari Norman Vincent Peale. Kalau pada “berpikir positif” di dalam pikiran ditanamkan hal-hal yang serba baik dan bermanfaat dengan harapan akan terungkap dalam perilaku- nyata, maka metode “bertindak positif” benar-benar mencoba menerapkan hal-hal yang baik itu dalam perilaku dan tindakan-nyata sehari-hari.

    Metode “bertindak positif” didasari oleh pemikiran bahwa dengan cara membiasakan diri melakukan tindakan-tindakan positif, akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan pribadi dan kehidupan sosial seseorang.

  2. Pengakraban Hubungan

    Hubungan sesama manusia adalah sangat azasi dan kerenanya merupakan salah satu sumber makna bagi manusia sendiri. Inilah pandangan yang melandasi metode Pengakraban Hubungan. Hubungan akrab yang dimaksud adalah hubungan antara seorang pribadi dengan pribadi lain sedemikian rupa, sehingga dihayati sebagai hubungan yang dekat, mendalam, saling percaya dan saling memahami. Selain itu, hubungan itu juga bisa dirasakan sangat berarti bagi masing- masing pihak.

  3. Pendalaman Tri-Nilai

    Yang dimaksud dengan “Pendalaman Tri-Nilai” adalah usaha- usaha untuk memahami benar-benar nilai-nilai berkarya (creative values), nilai-nilai penghayatan (experiental values) dan nilai-nilai bersikap (attitudinal values) yang dapat menjadi sumber makna hidup bagi seseorang.

  1. Ibadah

    Ibadah yang dilakukan secara khidmat sering menimbulkan perasaan tenteram, mantab dan tabah, serta tak jarang pula menimbulkan perasaan seakan-akan mendapat bimbingan dalam melakukan tindakan-tindakan penting. Menjalani ibadah sesuai dengan tuntutan agama memberikan corak penghayatan bahagia dan bermakna bagi si pelaku.

Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan dalam kehidupan (the purpose in life ). Makna hidup dapat ditemukan dalam setiap keadaan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, keadaan bahagia, dan penderitaan, ungkapan seperti “makna dalam penderitaan” (meaning in suffering) atau “hikmah dalam musibah” (blessing in disguise) . Bila hasrat dapat dipenuhi maka kehidupan akan terasa berguna dan berarti (meaningfull) , atau sebaliknya bila tidak dapat dipenuhi maka hidup akan terasa tidak berguna atau berarti (meaningless).

Sumber – sumber makna hidup


Selanjutnya bahwa makna hidup berasal dari beberapa sumber, menurut Bastaman (2007) sumber-sumber makna hidup terdiri dari: Creative Value, Experiental Value dan Attitudinal Value. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:

  • Nilai-Nilai Kreatif (Creative values )
    Kegiatan berkarya, bekerja, serta melaksanakan tugas dan kewajiban dengan sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab. Bekerja itu dapat menimbulkan makna dalam hidup. Karena kita merasa berarti dengan memiliki pekerjaan. Pekerjaan adalah sarana untuk menemukan dan mengembangkan makna hidup; makna hidup tidak terletak dalam pekerjaan, tetapi tergantung pada pribadi yang bersangkutan.

  • Nilai-Nilai Penghayatan (Experiential values)
    Yaitu keyakinan dan penghayatan akan nilai-nilai kebenaran, kebajikan, keindahan, keimanan, serta cinta kasih. Cinta kasih dapat menjadikan seseorang menghayati perasaan berarti dalam hidupnya. Dengan mencintai dan merasa dicintai, seseorang akan merasakan hidupnya dengan pengalaman yang membahagiakan.

  • Nilai-Nilai Sikap (Attitudinal value)
    Yaitu menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran, dan keberanian segala bentuk penderitaan yang tidak mungin dielakkan lagi.

Teknik Menemukan Makna Hidup


Masih menurut Bastaman (2007), berikut adalah beberapa teknik untuk menemukan makna dalam kehidupan :

  1. Pemahaman diri
    Mengenali dan memahami diri sendiri sangat bermanfaat untuk mengembangkan potensi-potensi positif dan mengurangi hal yang negatif masing-masing pribadi. Hal ini dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain, misalnya dengan merenungkan pengalaman-pengalaman sendiri, menimbang – nimbang kebaikan dan kesalahan yang pernah dilakukan, mempelajari kembali buku harian, dan sebagainya (Bastaman, 2007).

  2. Bertindak positif
    Dengan berpikir positif kita menanamkan dalam pikiran kita hal-hal yang serba baik dan bermanfaat dengan harapan terungkap perilaku yang nyata, tindakan nyata yang mencerminkan pikiran dan sikap yang baik dan positif (Bastaman, 2007).

  3. Mengakrabkan hubungan
    Adalah hubungan antara seorang pribadi dengan pribadi lain sehingga dihayati sebagai hubungan yang dekat, mendalam, saling percaya, dan saling memahami, serta merasakan makna bagi masing-masing pihak. Pihak- pihak tersebut bisa keluarga, teman, rekan sekerja, dan sebagainya (Bastaman, 2007).

  4. Pendalaman Catur Nilai
    Berupaya untuk memahami dan memenuhi empat macam nilai yang dianggap sebagai sumber makna hidup yaitu nilai-nilai kreatif (kerja, karya, mencipta), nilai-nilai penghayatan (kebenaran, keindahan, kasih, iman), nilai-nilai bersikap (menerima dan mengambil sikap yang tepat atas derita yang tidak dapat dihindari lagi), dan nilai pengharapan (percaya adanya perubahan yang lebih baik di masa mendatang) (Bastaman, 2007).

  5. Ibadah
    Ibadah adalah mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara-cara yang diajarkan-Nya, yaitu agama. Ibadah yang dilakukan secara khusu` mendatangkan perasaan tentram, mantap, tabah, serta tidak jarang menimbulkan perasaan seakan-akan kita mendapatkan bimbingan dan petunjuk dalam melakukan suatu perbuatan. Apabila prinsip-prinsip makna hidup telah dipahami, serta latihan-latihan dalam menemukan makna hidup telah diterapkan dan ternyata seseorang berhasil menyadari adanya hal-hal yang berarti bagi dirinya sendiri, keluarga, dan lingkungannya, ini menunjukkan bahwa makna hidup telah ditemukan. Usaha yang harus dilakukan selanjutnya adalah merealisasikannya dalam kegiatan sehari-hari yang terarah dengan penuh komitmen dalam dirinya (Bastaman, 2007)

Dalam Frankl (1977), menyatakan bahwa dalam kehidupannya manusia tidak dapat dilepaskan dari penderitaan. Namun, melalui berbagai penderitaan yang dialami dapat memberikan makna baru bagi kehidupan seseorang. Hal ini dijelaskan Frankl (1963), bahwa melalui berbagai penderitaan yang dilalui dapat menjadikan kehidupan seseorang menjadi lengkap, karena melaluinya seseorang dapat memperoleh pelajaran baru (dalam Gutmann, 1996).

Frankl dalam Fabry (1980), juga menuturkan bahwa inti ajaran dari logoterapi adalah untuk mengembangkan sikap yang tepat atas penderitaan yang dialami. Hal tersebut dapat dicapai dengan meninjau masalah yang dihadapi dengan sudut pandang yang berbeda dan berusaha memperoleh makna hidup kembali dari berbagai sumber-sumber makna hidup.

Dalam usaha meraih acceptance untuk mencapai kembali kebermaknaan hidup, dr. Kubler Ross dalam bukunya “ Life After Death ”, (dalam Bastaman, 1996), mengemukakan lima proses sikap yang umum dilewati seseorang setelah mengalami peristiwa tragis sampai orang tersebut dapat menerima dengan pasrah kondisi yang terjadi pada dirinya ( acceptance ). Kelima proses sikap tersebut adalah :

  1. Denial and Isolation : pada tahap ini seseorang tidak percaya dan menyangkal penderitaan yang terjadi, jika penderitaan yang terjadi dikarenakan terdiagnosis suatu penyakit kronis, maka seseorang dapat menyangkal diagnosis dokter dan berusaha mencari second opinion . Seringkali penderita juga mulai mengisolasi diri dari kehidupan luar.

  2. Anger : keadaan dimana penderita mulai merasa marah, baik terhadap dirinya maupun terhadap orang lain ketika mendapatkan kepastian mengenai keadaannya. Reaksi penederita biasanya dengan megungkapkan pertanyaan “mengapa saya?” dan “mengapa bukan orang lain?”

  3. Bargaining : berusaha melakukan ‘tawar-menawar’ dengan Tuhan. Pada tahapan ini, penderita menjadi lebih giat dalam menjalankan ibadah pada Tuhan agar diberikan kesempatan lebih lama untuk hidup. Pada periode ini juga biasanya disertai dengan janji atau nazar.

  4. Depression : keadaan ini terjadi ketika penyakit tidak dapat dielakkan lagi dan harus menjalani berbagai pengobatan dan perawatan medis, kemudian pasien menjadi depresi karena ia mulai sadar bahwa ia sudah menghadapi akhir hayat.

  5. Acceptance : suatu tahapan dimana pasien mulai dapat menerima kondisinya. Pasien juga dapat menerima apapun yang terjadi, sembuh ataupun tidak sembuh. Dan jika tahapan ini berhasil dilalui pasien dapat menjadi tenang dan pasrah dalam menghadapi penyakitnya.

Komponen-komponen yang Menentukan Tercapainya Makna Hidup

Proses yang mereka lalui untuk sampai pada tahap acceptance , sesuai dengan komponen-komponen yang dikemukakan oleh Bastaman (1996), yaitu :

  1. Pemahaman diri ( self-insight ) : menyadari keadaan yang buruk saat ini dan berusaha untuk melakukan perbaikan.

  2. Makna hidup ( the meaning of life ) : nilai-nilai yang dianggap penting yang berperan sebagai tujuan hidup dan pedoman hidup yang harus dipenuhi.

  3. Pengubahan sikap ( changing attitude ) : yang semula tidak tepat menjadi lebih tepat dalam menghadapi masalah atau musibah yang tak terelakkan.

  4. Keikatan diri ( self commitment ) : memiliki komitmen yang kuat dalam memenuhi makna hidup yang telah ditentukan.

  5. Kegiatan terarah ( directed activities ) : segala upaya yang dilakukan demi meraih makna hidup dengan berbagai pengembangan minat, potensi dan kemampuan positif.

  6. Dukungan sosial ( social support ) : seseorang atau sejumlah orang yang dipercaya dan bersedia serta mampu memberikan dukungan dan bantuan jika diperlukan.

Proses-proses Penemuan Makna Hidup

Bastaman (1996) membagi proses penemuan makna hidup berdasarkan urutan yang dialami. Bastaman (1996), menggolongkannya kedalam lima tahapan, yaitu :

  1. Tahap Derita (Peristiwa Tragis, Penghayatan Tanpa Makna)
  2. Tahap Penerimaan Diri (Pemahaman Diri, Perubahan Sikap)
  3. Tahap Penemuan Makna Hidup (Penemuan Makna dan Penentuan Tujuan Hidup)
  4. Tahap Realisasi Makna (Keterikatan Diri, Kegiatan Terarah, dan Pemenuhan Makna Hidup)
  5. Tahap Kehidupan Bermakna (Penghayatan Bermakna, Kebahagiaan)

Kalau kita bicara tentang makna hidup maka akan erat kaitannya dengan sebuah kejadian/peristiwa yang ada di masa lalu. Sering sekali pemahaman akan makna hidup lahir dari sebuah luka ataupun tragedi yang tak pernah disangka-sangka kehadirannya. Makna hidup juga terletak bagaimana kita memberi arti pada sebuah peristiwa. Karena dalam sebuah pengertian maka akan timbul sebuah pemahaman yang baik. Selain itu, waktu adalah sahabat untuk menemukan sebuah makna hidup. Terkadang kita membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahami sesuatu bukan karena kita bodoh. Tapi karena tahu bahwa kita belum siap untuk memahami itu. Oleh karena itu, waktu akan selalu mengobati setiap luka yang ada di dalam diri sehingga pada akhirnya kita masing-masing akan memahami sebuah kehidupan.

1 Like