Cara yang paling utama untuk menegakkan keberagaman di Indonesia adalah dengan menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang ada pada Semboyan bangsa Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
Pada hakikatnya semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang diterjemahkan sebagai Berbeda-beda itu Satu (wlaupun berbeda-beda namun tetap satu adanya), mengandung makna filosofi yang amat dalam. Hal tersebut menunjuk pada kesadaran yang amat tinggi terhadap hakikat hidup manusia. Berikut adalah nilai-nilai yang terkandung didalam Bhinneka Tunggal Ika :
Nilai Toleransi
Nilai Toleransi diartikan sebagai sikap mau memahami orang lain demi berlangssungnya komunikasi secara baik. Penjelasan lebih jauh pada nilai ini adalah sikap mau menerima dan sekaligus mengargai pendapat, atau posisi orang lain di sekitar kita. Toleransi mengajarkan untuk bersikap tidak mudah merendahkan atau menyepelekan keberadaan orang lain oleh karena kondisinya. Sikap toleransi mengajak kita untuk berpikir secara utuh dan rendah hati, yakni menyadari bahwa kita (setiap pribadi) hanyalah bagian kecil dari kesemestaan alam/kosmos. Atau, dalam konteks kehidupan bermasyarakat, kita hanyalah satu titik/bagian dari keutuhan. Namun kita dituntut untuk menjadi pelengkap dari kekurangan yang ada.
Nilai Keadilan.
Keadilan senantiasa berkaitan dengan hak hidup, atau hak mem- peroleh sesuatu yang bertalian dengan kepentingan pribadi. Dalam kehidupan bersama, di mana berbagai kepentingan akan bertemu, dan tidak semua kepentingan itu sejalan, tentu akan mengakibatkan terjadinya gesekan bahkan konflik-konflik social. Dalam situasi semacam ini, batas-batas antara hak dan wewenang setiap fihak harus ditetapkan secara jelas, tegas dan proporsional. Bahwa setiap warga Negara bebas menuntut haknya, namun pada saat yang sama iapun wajib menghormati hak orang lain.
Adil/keadilan memiliki makna tidak memihak, tidak bersikap hidup mengelompok dan tertutup (eksklusif). Sebaliknya berlaku adil menghendaki sikap terbuka yang senantiasa mau menyediakan “ruang” bagi kehadiran orang lain. Kebiasaan menyapa orang lain adalah bentuk nyata dari mewujudkan sikap adil. Menyapa orang lain (siapa pun) pada hakikatnya adalah tindakan awal membangun jaringan sosial yang akan menjadi kekuatan agar tidak mudah dipecah belah dan diadu domba.
Nilai Gotong Royong
Gotong-royong,memiliki arti memikul beban bersama. Suatu kebiasaan adat masyarakat yang dapat ditemui dalam kehidupan masyarakat disegenap wilayah tanah air ini. Gotong-royong bertujuan meringankan beban sesamanya, atau guna mewujudkan kepentingan bersama. Karena itu, bergotong royong menunjukkan sikap peduli akan keprihatinan atau kekurangan orang lain, dan dengansukarela membantu. Dalam bergotong royong perlu berbagi tugas sesui kemampuan masing-masing, karena itu diperlukan sikap saling percaya.
Dewasa ini, kebiasaan bergotong royong semakin dikalahkan oleh kepentingan-kepentingan yang lebih bersifat individualis dan materialis. Hal ini menggambarkan semakin renggangnya hubungan social oleh karena sikap peduli sesame yang makin menipis. Karena itu membiasakan berdialog dalam forum-forum lintas etnik/agama adalah hal yang sangat bermanfaat.
Nilai Kerukunan
Salah satu nilai yang menciptakan kerukunan adalah kepercayaan. Kepercayaan kepada diri dan orang lain akan member keyakinan bahwa dunia akan menjadi lebih aman, damai, dan sentosa. Milikilah kepercayaan terhadap diri sendiri dan orang lain tersebut. Apapun yang dikerjakan, di manapun ditempatkan, percayalah bahwa Tuhan telah menempatkan di sana untuk pekerjaan itu, atau agama itu, atau suku itu, dan lain sebagainya. Kesemua itu merupakan pendidikan. Setiap hari dalam setiap kegiatan, pikiran, dan ucapan harus mendekati nilai-nilai kerukunan itu sendiri.
Kerukunan harus dilihat dengan cara disiplin rohani yang teratur. Janganlah melibatkan diri dalam kebimbangan dan keraguan. Jalani disiplin itu dan bersihkan kesadaran bahwa eksistensi orang, suku, dan agama lain adalah utama. Apabila nilai kerukunan bersemayam di hati sanubari manusia, maka ketentraman, kerukunan, dan kebahagian akan tercipta dengan sendirinya. Ada gula dalam mangkuk tetapi air itu tetap terasa tawar, karena gula itu belum diaduk baik-baik. Sadhana adalah proses mengaduk gula tersebut sehingga air yang tadinya tawar akan terasa manis.
Nilai kerukunan lainnya adalah apresiasi terhadap orang, agama, atau suku lain. Sikap mengecam adalah tidak baik, karena kecaman adalah cermin dari kegelapan. Untuk mempraktekkan nilai kerukunan secara konkret,seseorang harus mengikuti prosedur tertentu secara sungguh- sungguh, teliti dan suci. Untuk mewujudkan kerukunan, seseorang atau sekelompok orang harus menerima susah payahnya usaha, derita, dan cobaan. Kalau idilakukan secara sungguh-sungguh, kerukunan pasti akan dengan mudah diciptakan.Kerukunan adalah perjuangan, perlombaan, dan pencapaian. Tak seorangpun dapat memperoleh buahnya tanpa kesiagaan, ketekunan, dan keteguhan. Tidak ada jalan pintas untuk keberhasilan yang terpuji, dan hanya perjuangan yang kukuh yang menjamin kerukunan itu.Berbeda-beda yang didapat tanpa perjuangan tidak berharga untuk disukuri. Di mana pengejaran kepuasan materi akan menjadi seperti madu pada permulaan, tetapi akan menjadi racun pada akhirnya.
Nilai kerukunan yang lain lagi adalah kesempatan untuk menolong, menghibur, dan menumbuhkan keberanian orang lain di sepamjamg jalan spiritual.Jadilah orang yang rendah hati, jangan sombong akan kemakmuran, kedudukan, kekuasaan, keterpelajaran dan lainsebagainya. Bertindaklah dengan seluruh kemampuan, keterampilan, kemampuan, keberanian, dan kepercayaan diri, maka kerukunan itu akan dengan mudah diciptakan. Dengan semuanya ini, secara pelan kelepasan dari keterikatan yang menyesatkan akan dihindarkan. Hanya dengan demikian, kerukunan akan dapat berdiri tegak tanpa membungkuk di bawah beban yang berat.
Berbicara hanya bila diperlukan dan dianggap penting. Bila kaki tergelincir,luka dapat disembuhkan, tetapi bila lidah tergelincir, luka yang ditimbulkan dalam hati orang lain akan bernanah seumur hidupnya. Lidah bertanggung jawab atas empat kesalahan, yaitu: berbicara palsu, berkata jahat, membicrakan kesalahan orang lain, dan kebanyakan bicara. Semua ini harus dihindari bila ingin menciptakan kerukunan dan kedamaian. Prinsip hidup rukun harus dapat diciptakan dengan cari disiplin pada lima hal, yaitu:
W : maksudnya word , artinya jagalah kata-kata;
A : maksudnya action , artinya jagalah tindakan;
T : maksudnya thought artinya jagalah pikiran;
C : maksudnya character, artinya jagalah watak;
H : maksudnya heart, artinya jagalah hati.
Menjelma sebagai manusia itu adalah sungguh-sungguh utama, karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara dan berbahagialah menjelma sebagai manusia (Kajeng,dkk, 2000).
Manusia dikarunai ingatan dan kelupaan sekaligus. Keduanya merupakan kemampuan yang berguna. Dengan demikian, hendaknya senantiasa berterima kasih kepada yang telah melayani. Hormati diri sendiri dan orang lain sebagai orang yang selalu menunjukkan jalan, memperhatikan kemajuan, dan kesejahteraanmu.