Bagaimana cara untuk mendapatkan rasa Khauf atau takut kepada Allah swt dalam diri manusia ?

Khauf

Khauf berkaitan dengan kejadian yang akan datang, sebab seseorang hanya merasa takut jika apa yang dibenci tiba dan yang dicintai sirna.

Bagaimana cara untuk mendapatkan rasa Khauf atau takut kepada Allah swt dalam diri manusia ?

Rasa Khauf dapat diraih dengan dua jalan yang berlainan, yaitu khauf karena ikut-ikutan dan khauf karena ma’rifah. Orang yang mengetahui sebab-sebab ketakutan kepada Allah swt melalui jalan ma’rifah yang timbul dari cahaya hidayah, maka hal itu merupakan kekhususan bagi orang-orang ‘ârifin yang memperhatikan rahasia qadar.

Sesungguhnya takutnya para nabi, bersama nikmat-nikmat yang melimpah ruah kepada mereka, adalah karena mereka tidak merasa aman dari rencana Allah. Dan tidak ada yang merasa aman dari rencana Allah selain orang-orang yang merugi.

Firman Allah Swt.:

“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (Q.S. al-A’raaf: 99)

Dan tidak ada seorang manusia pun yang mengetahui hakikat sifat-sifat Allah Swt. Dan orang yang mengetahui akan hakikat ma’rifah, niscaya akan merasa sangat ketakutan. Maka dikatakan manusia yang paling bodoh adalah orang yang merasa aman daripadanya. Dan Allah menyerukan supaya berhati-hati dari amannya itu. Jika bukan karena kasih sayang Allah kepada hamba-hambaNya yang ber ma’rifah, karena Allah menyemangatkan hati mereka dengan semangat rajâ’, niscaya terbakarlah hati mereka dengan api ketakutan. Maka sebab-sebab rajâ’ adalah rahmat bagi orang-orang yang telah dikhususkan oleh Allah. Orang-orang ‘ârifin senantiasa menoleh pada yang telah lalu dengan ketakutan.

Khauf kepada Allah terdiri atas dua tingkat:

  • Takut kepada azabNya

    Khauf ini merupakan khauf umumnya manusia. Khauf ini berhasil dengan iman akan surga dan neraka.

  • Takut kepada Allah

    Khauf ini adalah khauf para ulama dan orang-orang yang mempunyai hati yang mengetahui sifat-sifat Allah. Khauf ini yang lebih tinggi. Adanya Allah itu yang membawa kepada ketakutan, yaitu takut terhijab dari Allah dan mengharap kedekatan kepadaNya. Bagi umumnya orang mu’min juga mempunyai keuntungan dari ketakutan ini, tetapi semata-mata hanya taqlîd, tidak disandarkan pada penglihatan mata hati. Maka yang demikian ini pasti akan lemah dan hilang dalam waktu dekat. Aqidah taqlîd biasanya lemah, kecuali apabila dikuatkan dengan penyaksian sebab-sebab yang menguatkan aqidah itu terus-menerus.

Siapa yang mendaki ke tingkat ma’rifah dan mengenal Allah Swt., niscaya dengan mudah ia takut kepada Allah.

Menurut Syeikh Abu Ali al-Daqqaq, khauf memiliki tiga tahap, yaitu khauf , khasyyah dan haibah.

  • Khauf merupakan buah dari iman, ketakutan ini condong kepada rasa cemas dan disertai harapan.

  • Khasyyah adalah ketakutan yang dikhususkan kepada Allah yang merupakan buah dari ilmu, karena itu ketakutan ini hanya dimiliki para ulama, sebagaimana firman Allah dalam surah Fâtir ayat 28.

    “…Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

  • Haibah adalah ketakutan dalam menghadapi keagungan Allah yang merupakan buah dari ma’rifah.

Referensi : Al-Ghazali, Ihy â’ ‘Ulûm al-Dîn