Bagaimana cara untuk mencegah tindakan Bunuh Diri?

Ada beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan, menurut Edwin Sneidman seorang pelopor yang mengembangkan strategi umum dalam pencegahan bunuh diri mengungkapkan tiga hal yaitu sebagai berikut: (Davison. 2006)

  • Mengurangi penderitaan dan rasa sakit psikologis yang mendalam Menurut beberapa ahli pelaku percobaan bunuh diri biasanya memiliki setidaknya satu gangguan psikologis yang mendasarinya, sehingga penangganan secara psikologis dianggap upaya yang sangat tepat untuk mencegah bunuh diri.

  • Membuka pandangan, yaitu memperluas pandangan yang terbatas dengan membantu individu melihat berbagai pilihan selain pilihan ekstreem dengan membiarkan penderitaan dan ketiadaan terus berlangsung.

  • Mendorong orang yang bersangkutan meskipun hanya selangkah dari tindakan yang menghancurkan diri sendiri.

Cara mencegah keinginan orang bunuh diri

  1. Jadilah rekan bicara yang baik
    Ketika seseorang sedang berada pada masa sulit, maka disinilah kita untuk memberikan perhatian kepadanya, dengan menjadi rekan bicara yang baik untuknya.

    Anda dapat bertanya tentang kondisi perasaannya, kemudian dengarkan setiap perkataannya dengan baik dan sabar.

    Seseorang yang menghadapi masa sulit dan berputus asa, maka akan merasa lebih tenang dan bahagia ketika memperoleh rekan bicara yang peduli.

  2. Jauhkan barang-barang berbahaya
    Untuk orang dekat, usahakan sebisa mungkin menjauhkan benda-benda tajam di rumah dari jangkauannya, yang bisa digunakannya untuk bunuh diri.

    Benda-benda yang perlu dijauhkan seperti pisau, silet, gunting, garpu dan semacamnya. Demikian juga, simpan jauh-jauh obat-obatan dan cairan yang mengandung racun.

  3. Selalu memberikan semangat
    Jangan pernah lelah untuk memberikan semangat, katakan hal-hal yang bagus dan memotivasi, berikan motivasi yang intinya bahwa dirinya dapat dengan mudah mengatasi masalah yang dihadapi.

    Kalau bisa sekalian memberikan solusi nyata atas masalah yang dihadapinya, maka ini sangat bagus untuk mencegah orang bunuh diri.

    Tanamkan pada benaknya hal-hal yang positif, sehingga dirinya dapat berubah menjadi seseorang yang dapat berpikir positif, yang dapat menyembuhkan masalah depresi.
    Kemudian, hindari kata-kata yang memicu perdebatan, yang justru membuat mentalnya lebih tertekan (down).

  4. Ajak dirinya bergerak
    Masalah stres dan depresi yang dialami seseorang dapat diminimalisir dengan melakukan aktivitas yang memicu semangat, ajak dirinya berolahraga atau jalan-jalan ke taman bermain.

    Menurut penelitian ahli psikologi, melakukan kegiatan fisik mampu untuk meredakan stres, serta berolahraga (aktivitas fisik) dapat meningkatkan hormon yang membuat seseorang merasa senang.

    Hal ini sangat baik untuk memperbaiki mood (suasana hati), sehingga berguna untuk meminimalisir keinginannya untuk bunuh diri.

  5. Jangan membiarkannya menyendiri terlalu lama
    Kondisi orang yang sedang berjiwa labil, stres dan depresi, maka perlu butuh didampingi. Namun, mereka memang akan cenderung menjauhkan diri dari lingkungan sosial. Untuk itu, saatnya kita mengambil peran penting untuk mendekatkan diri kepadanya.

    Usahakan untuk selalu menemani dia dalam menjalani aktivitasnya, sembari mengucapkan kata-kata yang baik dan memotivasi. Selain itu, bisa juga mengajaknya bergabung ke sebuah komunitas sosial, yayasan panti asuhan, tempat-tempat terkena bencana alam, melihat orang sakit atau pergi ke rimah sakit, dan tempat-tempat lain yang membutuhkan pertolongan sosial.

    Maka ajaklah dirinya kesana, guna meringankan penderitaan orang-orang yang kurang beruntung, atau tertimpa bencana.

    Menurut penelitian, bahwa seseorang yang meluangkan waktu untuk menolong orang lain atau menjadi relawan, memiliki kesehatan mental yang lebih baik dibandingkan orang normal yang tidak melakukan kegiatan sosiall seperti itu.

  6. Upaya pencegahan bunuh diri oleh pihak keluarga
    Anggota keluarga perlu mengidentifikasi tanda-tanda dari stres dan kecenderungan bunuh diri. Keluarga adalah orang terdekat, maka dapat lebih mudah mengenali kecenderungan ke arah tersebut. Tunjukkan sinyal positif bahwa keluarga sangat peduli dan ingin menolongnya.

    Pihak keluarga, lebih baik membangun potensi kelebihan yang dimilikinya, sehingga dia akan memiliki harapan dan keinginan hidup yang lebih kuat. Hindari menyebutkan kekurangan-kekurangan dirinya, atau kesalahannya yang mengakibatkan dirinya semakin putus asa. Hindari meninggalkan seorang diri anggota keluarga yang mempunyai keinginan bunuh diri.

  7. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru
    Sekolah dan perguruan tinggi memainkan peranan penting dalam mencegah perilaku yang merusak diri pada anak muda, Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru atau pendidik:
    Memberikan pendidikan keterampilan hidup, dengan dikombinasikan latihan pemecahan masalah yang konkret, hal ini berguna untuk membangun jiwa positif pada anak muda.
    Pihak sekolah perlu melakukan strategi yang baik dalam usaha membentuk karakter pelajar, sehingga pelajar tidak terombang-ambing dalam masa “mencari identitas” dirinya.

    Penganiayaan anak sering terjadi di sekolah, terutama dari pelajar ke pelajar lainnya, hal ini perlu dipikirkan oleh pihak sekolah untuk mengatsinya. Guru-gruru yang ada di sekolah hendaknya memiliki peran sangat super aktif untuk mencegah terjadinya “Bully” di sekolah.
    Sebagai guru, hendaknya memiliki skill mngajar yang tinggi, Guru perlu berusaha memberikan keterampilan sosial dan ketempailannya lainnya pada anak didiknya, sehingga anak dapat tumbuh dengan memiliki skill, yang akan membangun rasa percaya dirinya.

  8. Jadilah seorang yang mau mendengarkan mereka.
    Perhatikan dengan baik setiap luapan emosi atau perasaan yang mereka utarakan, seperti kepedihan hati maupun keputusasaan dirinya. Hindari respon yang konyol seperti: “ah, itu perasaan kamu saja!”. Mengatakan hal seperti itu, membuat dirinya menganggap Anda tidak memberikan perhatian yang dibutuhkannya.

  9. Jangan pernah mengabaikan kalimat seperti “saya mau mati saja”, “lebih baik saya hilang dari dunia ini” dan semacamnya.
    Bantulah dirinya untuk melihat sisi positif dalam dirinya, perubahan-perubahan yang jauh lebih baik kedepannya. Hindari memberikan komentar yang menyudutkanya, yang seolah dirinya-lah penyebab masalah.

Pencegahan bunuh diri sangat penting dan direkomendasikan untuk strategi pengembangan dan penerapan penurunan angka bunuh diri. Berikut adalah macam-macam pencegahan tindakan bunuh diri:

  • Pencegahan primer yaitu program dalam latar pendidikan, meliputi Program Berbasis Sekolah, Krisis Hotline, Pembatasan Metode yang Mematikan, Edukasi melalui Media serta Mengidentifikasi Anak dan Remaja dengan Faktor Resiko Tinggi Bunuh Diri.

  • Pencegahan sekunder berkaitan dengan mengidentifikasi dan penatalaksanaan yang adekuat terhadap mereka yang memilki risiko bunuh diri, berupa penatalaksanaan psikososial dan penatalaksanaan secara biologi dengan pemberian antidepresan (AACAP, 2001; Pelkonen dan Marttunen, 2003).

  • Pencegahan tersier bertujuan mengembangkan penatalaksanaan yang tepat untuk anak dan remaja, khususnya modalitas terapi yang tepat setelah melakukan percobaan bunuh diri, sehingga dapat mencegah terjadinya bunuh diri(AACAP, 2001; Pelkonen dan Marttunen, 2003).

  • Postvention adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan intervensi yang dilakukan setelah terjadi bunuh diri. Setelah anak atau remaja melakukan bunuh diri, sangat dianjurkan untuk melakukan krisis intervensi pada orang-orang terdekatnya karena mereka berisiko menderita depresi, gangguan stres paska trauma atau reaksi duka cita yang patologis. Bila hal ini tidak dilakukan, maka jumlah kejadian bunuh diri pada kerabat dan orang terdekat pelaku selama setahun setelah kejadian bunuh diri akan meningkat (AACAP, 2001; Gould dan Kramer, 2001; Pelkonen dan Marttunen, 2003).