Bagaimana Cara untuk Membentuk Karakter Anak Usia Dini?

pembentukan karakter anak

Anak dibawah usia 10 tahun memang sudah bisa berpikir dan menilai hal-hal yang mereka lihat atau mereka dengar. Namun sayangnya mereka belum memiliki pondasi yang kuat untuk tidak mengikuti hal baik dan buruk, serta menilai apa yang mereka lakukan bisa bebas diikuti asal mereka senang.

Hal seperti ini yang membuat orang tua dan guru yang membimbing mereka baik dirumah atau sekolah harus bekerja secara ekstra. Dimana usia dini memang waktunya mereka mengerti apa yang mereka lihat dan dengar atau yang mereka rasakan, namun mereka masih belum bisa mencerna dengan baik. Untuk itu pembentukan karakter sangatlah penting, terutama di Indonesia.

Bagaimana cara membentuk karakter anak usia dini ?

Beberapa cara untuk membentuk karakter anak usia dini yaitu :

  1. Bersikap Konsisten
    Ketika anda menjadi orang tua dan anak cenderung melihat apa yang anda lakukan, pembangunan karakter bisa dimulai dari sikap konsisten yang anda tunjukan dan lakukan. Dimana anak akan melakukan apa yang anda perintahkan, seperti jangan memakan benda asing, jangan duduk sembarangan, atau jangan membuang mainan sembarangan.

  2. Pendidikan Keagamaan
    Dimanapun anda berada dan apapun agama yang dianut, pendidikan aan takut mengenai Tuhan, bagaimana anda beribadah dan memiliki keyakinan harus ditanaman dari kecil. Mengajak mereka pergi ke masjid, gereja dan lainnya.

  3. Anak adalah Peniru yang Baik
    Hal yang harus diperhatikan sebelum menerapkan cara membentuk karakter anak usia dini, adalah memahami anak adalah seorang ahli peniru. Ketika anda mendidik karakter anak sejak dini, secara tidak langsung anda mengintrospeksi sikap dan perilaku anda kembali. Karena anak-anak sangat mudah belajar dan juga meniru. Apa yang mereka lihat maka akan ditiru tanpa tahu baik atau buruk.

  4. Tidak Memanjakan
    Siapa orang tua yang tidak memanjakan anak? bagi mereka anak adalah harta yang berharga dan apapun yang mereka inginkan dan membuatnya bahagia bisa membuat anda bahagia. Salahnya teori ini berdampak pada sikap dan sifat anak-anak baik ketika masih kecil maupun sudah beranjak remaja hingga dewasa.
    Mereka yang hanya tahu merengek dan terkabul keinginannya akan menjadi karakter yang lemah, cepat putus asa, dan memiliki ego yang besar. Cobalah untuk memikirkan jangka panjang akan sikap dan sifat mereka, jangan selalu biasakan untuk memberikan mainan atau apa yang mereka inginkan.

  5. Nyatakan Salah Jika Memang Salah
    Apa anda tahu bahwa dengan membela anak yang salah anda telah sengaja membuat anak menjadi seseorang yang pengecut? apa anda mau ketika besar nanti akan banyak orang yang mengatakan bahwa anak anda adalah seorang “losser”. Tentu saja tidak, anda pasti merasa sedih jika mendengar orang lain berkata buruk akan anak anda.
    Namun ketika mereka salah dan anda membelanya mati-matian hal tersebut pun salah. Bagaimana anda ingin membentuk karakter dengan baik, jika anda membenarkan hal yang salah. Untuk itu jika anda masih melakukannya stop sekarang juga. Hal ini apabila dibiarkan, akan memberikan efek negatif pada anak yang cenderung membenarkan sesuatu yang salah bahkan setelah ia mulai bersosialisasi di masyarakat.

Menurut Freud, kegagalan penanaman kepribadian yang baik di usia dini ini akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. Kesuksesan orang tua membimbing anaknya dalam mengatasi konflik kepribadian di usia dini sangat menentukan kesuksesan anak dalam kehidupan sosial di masa dewasanya kelak (Erikson, 1968).

Pernyataan di atas mempertegas penelitian yang dilakukan penulis bahwa pembentukan karakter anak usia dini ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dalam penelitian ini, penulis mengangkat tiga faktor, yaitu keluarga, sekolah, dan komunitas. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, para informan sepakat bahwa keluarga merupakan faktor yang pertama dan utama yang mempengaruhi pembentukan karakter anak usia dini di masa-masa keemasannya.

  1. Peran keluarga dalam Pembentukan karakter Anak Usia Dini
    Keluarga dalam hal ini adalah aktor yang sangat menentukan masa depan perkembangan anak. Dalam hal ini, penulis juga melihat bahwa para informan pun menyepakati keluarga sebagai hal utama dan pertama yang mempengaruhi pembentukan karakter anak usia dini. Selain itu, Lc, psikolog anak yang juga menjadi pengajar, menyampaikan kepada penulis bahwa jika dilihat dari konsep pencegahan bullying bagi anak, maka keluarga lah yang menjadi jawabannya.

  2. Peran Sekolah dalam Pembentukan karakter Anak Usia Dini
    Selain keluarga, ada faktor lainnya yang berasal dari lingkungan sekolah. Peran sekolah sebagai lembaga formal yang mengajarkan pendidikan kepada anak usia dini adalah pada lembaga PAUD. Lembaga PAUD sebagai lembaga sekolah formal yang membantu menerapkan pendidikan berkarakter pada anak-anak usia dini. Di lingkungan sekolah, ada guru-gurunya, teman-temannya, yang secara tidak langsung berinteraksi dengan anak, lalu mereka saling mengamati dan bahkan bisa juga mengikuti kebiasaan dari temannya tersebut. Oleh karena itu, dalam hal ini yang menjadi self control agar anak tetap memiliki karakter yang baik adalah keluarganya.

  3. Peran Komunitas atau Kelompok Bermain dalam Pembentukan karakter Anak Usia Dini
    Faktor lainnya adalah lingkungan kelompok bermain yang terdiri dari teman-teman sepermainan dari anak tersebut. Komunitas ini bisa merupakan juga kelompok non formal pengembangan bakat yang diikuti anak, misalnya saja les renang, menari, memanah, sepak bola, bahasa asing, dan keterampilan atau peminatan bakat lainnya. Ketika anak berinteraksi satu sama lain, mereka saling mengamati dan jika mereka menyukai sesuatu, maka ada kecenderungan akan mencoba mengikuti kebiasaan tersebut. Oleh karena itu, dalam hal ini juga yang menjadi self control kembali lagi pada keluarga.