Bagaimana cara untuk melakukan strategi manajemen risiko secara efektif dan efisien untuk perusahaan yang baru berkembang ?

Perusahaan yang baru saja berkembang tentunya belum sepenuhnya memiliki pondasi yang kuat. Berbagai ancaman akan kegagalan perusahaan tersebut sangatlah besar, sehingga untuk meminimalkan kegagalan yang akan terjadi diperlukan strategi manajemen risiko yang benar dan efektif. Lalu, bagaimana cara untuk melakukan strategi manajemen resiko secara efektif dan efisien untuk perusahaan yang baru berkembang ?

Untuk perusahaan yang baru saja berkembang strategi manajemen risiko yang baik dan efektif akan sangat membantu perusahaan tersebut. Dengan adanya strategi yang efektif risiko yang terjadi dapat diminimalisir atau bahkan bisa dihilangkan, itu sangat membantu perusahaan untuk menghindari terjadinya kegagalan perusahaan akibat risiko yang ditimbulkan. Jika risiko yang terjadi tidak signifikan dampaknya mungkin perusahaan bisa menghandel risiko tersebut, melainkan jika risiko yang terjadi sangatlah besar, maka kecil kemungkinan perusahaan yang baru berkembang untuk bangkit dari risiko yang telah terjadi. Sehingga, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, berikut akan dijabarkan strategi untuk melakukan manajemen risiko secara efektif dan efisien untuk perusahaan yang sedang berkembang :

1. Melakukan perencanaan manajemen risiko
Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan perencanaan manajemen risiko. Dengan melakukan perencanaan kita dapat memutuskan bagaimana manajemen risiko yang baik dan sesuai untuk proyek yang akan dilakukan. Perencanaan manajemen risiko mempertimbangkan lingkup proyek, rencana manajemen proyek, faktor lingkungan perusahaan, maka tim proyek dapat mendiskusikan dan menganalisis aktivitas manajemen risiko untuk proyek-proyek tertentu. Untuk membuat perencanaan risiko ada hal –hal yang pendukung perencanaan seperti project charter, kebijakan manajemen risiko, susunan peran dan tanggung jawab, toleransi stackholder terhadap risiko, template untuk rencana manajemen risiko dan work breakdown structure (WBS).

2. Melakukan pengidentifikasian risiko
Setelah kita merancang bagaimana manajemen risiko yang akan diterapkan di perusahaan, langkah selanjutnya adalah melakukan pengidentifikasian risiko dengan memahami terlebih dahulu risiko yang akan terjadi pada proyek yang dijalankan. Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan analisis sumber risiko dan analisis masalah Analisis sumber risiko yaitu analisis risiko dengan melihat darimana risiko berasal. Ada tiga sumber risiko yang sudah banyak dikenal yakni Risiko internal yakni risiko yang bersumber dari internal organisasi yang dapat dikategorikan dalam non technical risk (manusia, material, keuangan) dan technical risk (disain, konstruksi dan operasi). Beberapa perusahaan dan industri melihat daftar periksa risiko berdasarkan pengalaman dari proyek-proyek masa lalu. Daftar periksa ini dapat membantu manajer proyek dan tim proyek dalam mengidentifikasi risiko yang spesifik pada daftar periksa dan memperluas pemikiran tim. Pengalaman masa lalu dari tim proyek, pengalaman proyek di dalam perusahaan, dan para ahli di industri ini dapat menjadi sumber berharga untuk mengidentifikasi potensi risiko pada sebuah proyek.

3. Mengevaluasi risiko
Setelah risiko potensial teridentifikasi, tim proyek kemudian mengevaluasi setiap risiko berdasarkan probabilitas kejadian risiko akan terjadi dan potensi kerugian yang terkait dengannya. Tidak semua risikonya sama. Beberapa kejadian berisiko lebih mungkin terjadi daripada yang lain, dan biaya risiko bisa sangat bervariasi. Mengevaluasi kemungkinan terjadinya risiko dan tingkat keparahan atau potensi kerugian proyek adalah langkah selanjutnya dalam proses manajemen risiko.

4. Melakukan rencana mitigasi
Setelah risiko diidentifikasi dan dievaluasi, tim proyek mengembangkan rencana mitigasi risiko, yang merupakan rencana untuk mengurangi dampak kejadian tak terduga. Tim proyek mengurangi risiko dengan berbagai cara yaitu risk avoidance, risk sharing, risk reduction dan risk transfer. Masing-masing teknik mitigasi ini bisa menjadi alat yang efektif dalam mengurangi risiko individu dan profil risiko proyek. Rencana mitigasi risiko akan melakukan pendekatan mitigasi untuk setiap kejadian risiko yang teridentifikasi dan tindakan yang akan diambil oleh tim manajemen proyek untuk mengurangi atau menghilangkan risiko tersebut.

5. Memindahkan Risiko
Jika risiko tidak bisa ditangani oleh perusahaan secara internal, maka risiko tersebut bisa dipindahkan kepada pihak-pihak yang bisa membantu untuk menangani risiko tersbut. Maksud pihak yang bisa membantu menangani risiko yang ada adalah perusahaan asuransi. Jika risiko yang terjadi adalah hal-hal yang berhubungan dengan kejadian tak terduga seperti kebakaran, pencurian atau kerusakan, maka jasa perusahaan asuransi akan meringankan beban perusahaan dalam menangani risikonya.

Referensi :