Bagaimana cara Sandwich Generation bertahan di Masa Pandemi?

Istilah “Sandwich Generation” mulai melebar luas semenjak masa pandemi. Generasi sandwich merupakan sebuah istilah bagi generasi yang terhimpit secara finansial untuk mencukupi kebutuhan pihak atas dan pihak bawah, dan bukan hanya dirinya saja. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Dorothy Miller pada 1981. Kesulitan yang di alami oleh sebagaian masyarakat bertambah semakin tinggi karena terjadinya PSBB, perlambatan perekonomian, serta kerentanan kondisi kesehatan terjadi secara bersamaan.

Bertahan hidup dalam masa krisis saat ini sangatlah sulit. Terutama untuk para generasi milenial yang berhadapan langsung dengan perubahan global secara drastis. Para generasi milenial sangatlah kreative, aktif, serta inovatif tetapi itu semua bisa terhambat bahkan hancur dalam jeratan sandwich generation ditambah lagi dengan masa pandemi yang sangat menyulitkan ini. Lalu, Bagaimana Sandwich Generation bertahan dalam Masa Pandemi saat ini?

Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh sandwich generation dalam mengatur keuangan di masa pandemi ini yaitu dengan menggunakan rumus living, saving, parents, dan emergency fund. Adapun pos emergency fund yang menggantikan entertainment bisa tempatkan pada investasi produktif. Namun, pastikan instrumen tersebut bersifat likuid sehingga mudah dicairkan bila dibutuhkan sewaktu-waktu. Di luar itu semua ada beberapa hal yang dapat dilakukan seperti hindari pengeluaran besar, tambah sumber pendapatan, dan manfaatkan promo belanja online.

Sepertinya beberapa point-point yang telah disebutkan tadi sepertinya sering kita lakukan terutama di masa pandemi saat ini atau mungkin ada cara lain yang biasa Youdics lakukan sebagai Sandwich Generation untuk bertahan di masa pandemi? Yuk saling share…

Bertahan dan beradaptasi seiring pandemi bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan. Apalagi milenial adalah generasi tahan banting yang akrab dengan dinamika global, tentu mereka bisa bertahan dalam menghadapi krisis ini. Sebuah riset menemukan bahwa milenial Indonesia adalah generasi yang kreatif dan informatif, serta memiliki pola pikir yang berbeda. Milenial dinilai mempunyai pikiran yang terbuka, menjunjung tinggi kebebasan, kritis dan berani.

Jika milenial gagal dari jeratan generasi sandiwich , maka mereka akan jadi generasi yang sibuk menutupi kebutuhan dengan cara berhutang, dan pada akhirnya terancam menjadi miskin.
Untuk itu manajemen keuangan diperlukan agar tidak semakin terjebak dalam keterjepitan. Selain itu, millenial juga perlu menyiapkan generasi bawah (anak-anak) untuk hidup sederhana dan mengesampingkan kebutuhan sekunder dan tersier, seperti ponsel pintar dan jam tangan yang mahal. Dan yang terahkir adalah menabung untuk menyiapkan dana darurat. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengasah kreativitas dan hobi, semisal memasak dan menjual hasilnya melalui media sosial, berjualan hasil kerajinan tangan di lapak-lapak e-commerce , hingga membuka sesi pelatihan komersil via online (yoga, fotografi atau menulis).

1 Like