Bagaimana cara sabun mengangkat kotoran?

cuci tangan

Sabun sering kamu gunakan untuk membersihkan berbagai benda. Mulai dari pakaian, peralatan makan, kendaraan, dan badan kamu sendiri. Tapi, tahukah kamu bagaimana sabun bisa membersihkan benda-benda dari kotoran?

Sabun terbentuk dari berbagai rantai asam lemak. Pada tiap ujung rantai ini terdapat sebuah ion, umumnya ion natrium atau kalium. Nah, pada saat sabun bercampur dengan air, rantai asam lemak ini akan mengikat kotoran, terutama yang berminyak dan berlemak. Kemudian, ion yang terdapat pada ujung rantai asam lemak tadi akan bertugas untuk membawa ikatan asam lemak dan kotoran ini ke dalam air. Akhirnya, kotoran pun bisa diangkat dan dibawa pergi bersama dengan air. Hal ini tidak bisa dilakukan oleh air biasa karena air tidak dapat bercampur dengan minyak, sehingga kotoran tidak akan begitu saja terangkat oleh air.

Umumnya, sabun hanya bekerja pada air tawar dan kebanyakan sabun tidak dapat bekerja pada air laut karena air laut mengandung terlalu banyak mineral, terutama natrium. Akibatnya, ion natrium yang terdapat pada sabun akan kesulitan untuk dapat larut dalam air karena air sudah mengandung banyak ion natrium. Hal ini membuat sabun akan kesulitan untuk mengangkat kotoran dan membawanya pergi. Meski demikian, sabun berbahan kalium umumnya masih dapat bekerja di air laut karena kadar kalium di air laut tidak sebanyak natrium.

Sumber:
sains.me

Sabun adalah kosmetika paling tua yang dikenal manusia, dan merupakan bahan pembersih kulit yang dipakai selain untuk membersihkan juga untuk pengharum kulit. Sabun merupakan istilah umum untuk garam asam lemak rantai panjang. Sabun adalah garam alkali karboksilat (RCOONa). Gugus R bersifat hidrofobik karena bersifat nonpolar dan COONa bersifat hidrofilik (polar) (Anggaraeni, 2014).

Sabun mempunyai sifat sebagai surfaktan, Gambar berikut ini menunjukkan skema ilustrasi monomer-monomer surfaktan yang bergabung membentuk misel.
image

Kotoran yang menempel pada kulit tidak dapat dibersihkan jika hanya menggunakan air, melainkan perlu suatu bahan yang dapat mengangkat kotoran yang menempel tersebut. Karena sabun merupakan surfaktan, maka sabun dapat menurunkan tegangan muka dan tegangan antarmuka, serta mempunyai sifat menyabunkan, dispersibilitas, emulsifikasi, dan membersihkan. Mekanisme pembersihan oleh sabun yaitu: saat kontak dengan air, sabun berpenetrasi di antara kulit dan kotoran untuk menurunkan gaya adhesi dan membuatnya lebih mudah dihilangkan. Kotoran tersebut selanjutnya dapat dihilangkan secara fisik dan kemudian terdispersi dalam larutan sabun sebagai hasil emulsifikasi oleh molekul sabun. Beberapa kotoran dapat dihilangkan dengan cara tersolubilisasi dalam misel yang terbentuk oleh sabun (Mitsui dalam Anggraeni, 2014). Berikut ini merupakan gambar mekanisme pembersihan oleh sabun.

image

Molekul sabun tersusun dari gugus hidrofobik dan hidrofilik. Ketika menggunakan sabun untuk membersihkan kotoran (lemak), gugus hidrofobik sabun akan menempel pada kotoran dan gugus hidrofilik menempel pada air. Pengikatan molekul-molekul sabun tersebut dapat menyebabkan tegangan permukaan air berkurang, sehingga kotoran dapat terbuang saat pembilasan.

Sifat-sifat sabun sebagai berikut :

  1. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.

    CH3(CH2)16COONa + H2O CH3(CH2)16COOH + OH-

  2. Jika larutan sabun dalam air diaduk, maka akan menghasilkan buih, peristiwaini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap.

    CH3(CH2)16COONa + CaSO4 Na2SO4 + Ca(CH3(CH2)16COO)2

  3. Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid, sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar maupun nonpolar karena sabun mempunyai gugus polar dan nonpolar. Molekul sabun mempunyai rantai hidrogen CH3(CH2)16 yang bersifat hidrofobik (tidak suka air). Sedangkan COONa+ bersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam air. Nonpolar : CH3(CH2)16 (larut dalam minyak, hidrofobik dan juga memisahkan kotoran nonpolar) Polar : COONa+ (larut dalam air, hidrofilik dan juga memisahkan kotoran polar)

Proses penghilangan kotoran.


  1. Sabun didalam air menghasilkan busa yang akan menurunkan tegangan permukaan sehingga kain menjadi bersih dan air meresap lebih cepat ke permukaan kain.

  2. Molekul sabun akan mengelilingi kotoran dan mengikat molekul kotoran. Proses ini disebut emulsifikasi karena antara molekul kotoran dan molekul sabun membentuk suatu emulsi.

  3. Sedangkan molekul sabun didalam air pada saat pembilasan menarik molekul kotoran keluar dari kain sehingga kain menjadi bersih.

1 Like