Upaya Penanganan Kecemasan Sosial melalui Behavior Rehearsal
Menurut Thorpe & Olson (Elford: 2016) ketika mengimplementasikan behavioral rehearsal, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dimain-perankan oleh klien dan konselor profesional sebagai upaya untuk mengurangi kecemasan apapun yang dialami klien ketika mengekpresikan dirinya yaitu dengan melakukan beberapa hal berikut ini :
- Klien bertindak sebagai dirinya, dan konselor prodesional memainkan peran orang dengan siapa klien yang meiliki kecemasan.
- Konselor mengintruksikan untuk mengkomunikasikan perasaannya tentang orang atau keadaan yang mengakibatkan kecemasan.
- Klien perlu menggunakan suara kuat dan mengulang-ulang sebuah pertanyaan tentang perasaan atau perilaku yang tepat guna,
- Sementara itu, konselor memberikan umpan balik kepada klien
- Klien terus berlatih sampai konselor mengatakan bahwa pernyataan tersebut telah dikomunikasikan secara efektif.
Dalam kegiatan tersebut, Naugle dan Maher (2008) menyarankan bahwa konselor dan klien seharusnya mengupayakan dan menguasai keterampilan-keterampilan sederhana terlebih dahulu, baru pindah keketerampilan- keterampilan yang lebih kompleks.
Naugle dan Maher (2008) memberikan langkah-langkah untuk digunakan konselor dalam mengimplementasikan teknik behavioral rehearsal :
- Praktikum perilaku dicontohkan melalup modelling
- Bangun motovasi klien melalui strategi- strategi reinforcement (penguatan) positif
- Beri klien banyak umpan balik konkrit terfokus untuk membantu klien menguasai keterampilan dimaksud;
- Berbincang sebagai orang pertama, dengan menggunakan kata saya secara reguler
- Menyetujui pujian konselor;
- Berimprovisasi, hidup untuk saat ini
Dalam implementasi Behavioral Rehearsal, beberapa kegunaan yang dapat dirasakan oleh klien. Turner, Calhoun dan Adam (Erford, 2016) menyebutkan teknik ini telah digunakan dengan kesuksesan pada klien yang yang berusaha mengatasi kemarahan, frustasi, kecemasan, fobia, serangan panik, dan depresi.
Walsh (2002) menjelaskan teknik behavior rehearsal berguna ketika menangani orang-orang yang mengalami kecemasan sosial. Klien mula-mula mempelajari cara berfikir atau perilaku baru dan mempraktekannya respon baru tersebut dalam situasi konseling. Setelah itu klien mempraktekan prilaku baru dalam sebuah ranah alamiah. Dengan mula-mula mempraktekannya dalam sebuah lingkungan yang aman, klien mampu mengembangan rasa percaya diri yang lebih besar sebelum harus bertindak di dalam setting kehidupan nyata.
Turner (Erford, 2016) menemukan teknik ini berguna menangani para laki-laki heteroseksual yang memiliki kecemasan di seputar berkencang, yang hasilnya adalah berkuranynya kecemasan dan meningkatkan asertivitas dan jumlah kencan yang dijadwalkan selam periode tindak lanjut.
Konseling Kelompok dengan Pendekatan Behavioral Rehearsal
Dalam penggunaan konseling kelompok di kalangan konselor, pendekatan behavioral merupakan pendekatan yang sudah populer. Kepopuleran pendekatan ini menurut Krumboltz dan Thoresen (1976) antara lain disebabkan oleh penekanan pendekatan ini terhadap upaya
melatih atau mengajar konseli terhadap pengelolaan diri yang dapat digunakannya untuk mengendalikan kehidupannya, untuk menangani masalah masa kini tanpa terapi yang terus menerus.
Memberikan behavior rehearsal dalam bentuk latihan. Teknik behavior rehearsal diterapkan dalam bentuk bermain peran dimana klien mempelajari suatu tipe perilaku baru di luar situasi konseling. behavior rehearsal memasukkan beberapa komponen kunci yaitu: menirukan prilaku, menerima umpan balik dari konselor, dan sering mempraktekkan/melatih perilaku yang diinginkan (Elford:2016). Upaya yang dilakukan bersama dalam satu kelompok, dengan tujuan untuk memberikan pengalaman belajar bersama dalam penangan masalah kecemasan tersebut. Demikian dijelaskan Walsh (2002) menemukan teknik behavior rehearsal berguna ketika menangani orang-orang yang mengalami kecemasan sosial.
Penerapan behavioral rehearsal ini dalam bentuk konseling kelompok. Konseling sebagai sebuah profesi yang sifatnya membantu (helping profession), sebagai sebuah helping professional, konseling dilakukan dengan berbagai prosedur, salah satunya melalui prosedur kelompok (Kurnanto, 2013). Konseling kelompok dapat memberikan individu berbagai pengalaman kelompok yang membantu mereka belajar secara efektif, mengembangkan toleransi terhadap stres dan kecemasan, dan menemukan kepuasan dalam bekerja dan hidup bersama orang lain (Corey, 2012).
Upaya yang dilakukan teknik behavior rehearsal dengan bentuk konseling kelompok akan memberikan pengalaman belajar yang dapat merubah perilaku.