Bagaimana Cara Penyembuhan Fobia Sosial?

Fobia Sosial

Fobia Sosial atau Social Anxiety Disorder (SAD) adalah sebuah gangguan rasa kecemasan berlebihan yang terjadi pada penderita saat mereka sedang sedang dalam lingkungan sosial. Hal ini membuat penderita mengalami rasa gugup, grogi, dan tangan gemetaran yang akhirnya berkakibat buruk terhadap kehidupan bersosial mereka.

Lalu bagaimana cara penyembuhan Fobia Sosial?

Phobia sosial merupakan gangguan mental atau termasuk dalam gangguan psikologis, jadi cara yang efektif untuk menyembuhkan phobia sosial dengan melakukan terapi phobia sosial. Obat phobia sosial dengan terapi yang dapat Anda gunakan adalah Terapi Anti Sosial.

Terapi merupakan suatu bentuk penerapan teknik pengobatan, penyembuhan dan penanganan berbagai masalah oleh para ahli dengan memanfaatkan alam bawah sadar Anda untuk menemukan dan melepaskan akar penyebab masalah yang Anda hadapi. Saat Anda melakukan terapi, Anda akan dibawa masuk menuju kondisi trance dan melakukan visualisasi yang digunakan untuk bersantai yang akan memandu Anda untuk mengenali hal positif dan kemampuan Anda dalam diri Anda.

Terapi Anti Sosial merupakan sebuah metode terapi dengan menggunakan visualisasi diri yang digunakan untuk mengatasi masalah phobia sosial yang saat ini sedang Anda hadapi. Orang yang mendengarkan CD Terapi ini, akan mendapatkan sugesti ke pikiran alam bawah sadar mereka untuk tidak takut dan tenang saat bersosialisasi dengan orang lain. Hal ini akan membuat Anda dapat menyembuhkan phobia sosial dengan mudah.

Terdapat dua cara untuk mengatasi atau menyembuhkan fobia sosial pada seseorang, yaitu dengan menggunakan obat dan Terapi Psikologi.

Untuk melakukan pengobatan, harus dilakukan oleh dokter atau terapi psikologi.

Obat


Untuk menyembuhkan fobia sosial, obat yang paling sering digunakan adalah inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI), dan serotonin dan norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI). Keduanya dapat membantu serotonin dan norepinefrin untuk melanjutkan keseimbangan, sehingga memperbaiki gejala dan menyembuhkan fobia sosial dengan efek samping yang kurang.

  • Penghambat reuptake serotonin selektif (SSRI)

    SSRI yang umum digunakan adalah Paroxetine, Sertraline, Fluvoxamine, dan lain-lain. Hal ini dapat menyebabkan mual, insomnia, kelelahan, dll. Jangka pendek, namun ketika efek medis dimulai, efek sampingnya akan berkurang atau hilang secara bertahap.

  • Serotonin dan norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI)

    Salah satu contohnya adalah Venlafaxine. Efeknya lebih cepat dari pada SSRI. Pada awal penggunaan obat-obatan, efek samping seperti pusing, sakit kepala, mual, insomnia, dll dapat terjadi, namun akan berkurang atau hilang setelah pasien menyesuaikannya.

  • Benzodiazepin

    Jenis obat anti-kecemasan ini dapat mengurangi tingkat kecemasan pasien dalam waktu singkat, namun ini adalah pembentuk kebiasaan dengan efek samping jangka panjang yang signifikan. Oleh karena itu, hanya ditentukan untuk penggunaan jangka pendek.

  • Beta blocker

    Obat-obat ini membantu pasien dalam situasi tertentu seperti memberi pidato melalui pengurangan denyut jantung, tekanan darah, suara gemetar dan anggota badan yang gemetar. Obat-obatan ini, bagaimanapun, tidak akan membantu mengobati fobia sosial.

Psikoterapi

Terapi perilaku kognitif adalah metode psikoterapi yang umum digunakan sejauh ini. Psikolog klinis pertama akan mengembangkan rasa saling percaya dengan pasien. Melalui wawancara, analisis dan berbagai keterampilan yang dikerahkan, psikolog klinis membantu pasien memperbaiki kesalahan dalam berpikir, sehingga memungkinkan seseorang untuk mengubah perilaku lupanya dan untuk mengurangi tingkat kecemasannya. Selama terapi, pasien mengikuti jadwal yang disepakati antara dia dan psikolog klinis. Pasien diajar untuk mempraktikkan bagaimana menghadapi situasi yang dia hadapi secara bertahap dan untuk memperbaiki kemampuan mengelolanya, sehingga memungkinkan dia untuk memulihkan kepercayaan diri dalam menghadapi situasi ini.

Psikolog klinis juga akan memberi tahu pasien tentang beberapa keterampilan interaksi sosial dan manajemen relaksasi, dengan harapan dapat meningkatkan kinerjanya dalam situasi sosial, sehingga memperkuat kepercayaan dirinya.

Pemulihan

Untuk menyembuhkan fobia sosial, tidak masalah obat atau psikoterapi yang diadopsi, diperlukan waktu lebih lama. Pasien harus bertahan dalam menerima perawatan dan mendapatkan pemeriksaan lanjutan serta tidak menyerah di tengah perawatan. Di sisi lain, pasien juga dapat mempertimbangkan saran berikut yang membantu pemulihan dini:

  • Menjangkau orang-orang dengan siapa Anda merasa nyaman
  • Lakukan lebih banyak latihan relaksasi
  • Minumlah sedikit minuman yang mengandung kafein
  • Terus lakukan latihan dan lakukan diet seimbang
  • Tidur yang cukup
  • Berhenti minum alkohol dan jangan menyalahgunakan narkoba

Sumber : Hospital Authority, Hongkong

Cara penyembuhan fobia sosial dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan pemberian obat atau tanpa pemberian obat. Selain itu, dapat dilakukan dengan kombinasi keduanya, yatiu dengan terapi dan pemberian obat.

Farmakologik

Penderita fobia sosial dapat diberikan obat, antara lain :

  1. Benzodiazepin: diazepam (dosis dewasa: 2-40 mg/hari), alprazolam (0,5-6 mg/hari), dan klonazepam (0,5-4,0 mg/hari);

  2. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs): fluvoksamin (50-300 mg/hari), fluoksetin (10-40 mg/hari), paroksetin (10-30 mg/hari), sertralin (50-100 mg/hari);

  3. Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs): fenelzin 45-90 mg/hari;

  4. Reversible inhibitors of monoamine oxidase A (RIMA): moklobemid 300-450 mg/hari;

  5. β-Adrenergic receptor antagonists: propranolol 20-40 mg, atenolol 50-100 mg setiap pagi atau satu jam sebelum tampil.

Nonfarmakologik

Penelitian menunjukkan bahwa terapi perilaku kognitif (cognitive behaviour therapy) secara profesional akan sangat efektif. Terapi perilaku kognitif dapat dilakukan sendiri atau dalam bentuk kelompok.

Terapi perilaku dengan cara desensitisasi (memperkenalkan/mendekatkan kepada objek/situasi yang ditakuti secara bertahap mulai dari ringan sampai pada situasi yang paling ditakuti) atau melalui latihan berulang-ulang, latihan di rumah (homework) dan latihan relaksasi. Terapi perilaku kognitif dengan cara exposure (membawa pasien langsung pada situasi yang ditakutinya), atau melalui feedback videotape atau dengan fantasi, cukup menolong beberapa individu yang takut bicara di depan umum dan bentuk fobia lainnya.

Pada terapi perilaku kognitif, kemungkinan relaps kecil jika dihentikan karena active coping dan adanya dorongan yang menumbuhkan kepercayaan diri pasien.

Kombinasi terapi farmakologik dan terapi perilaku kognitif bisa memberikan perbaikan lebih bermakna khususnya pada pasien dengan gangguan berat dengan hendaya cukup tinggi.

Referensi :

  1. Kaplan & Sadock’s. Anxiety disorder. In: Synopsis of psychiatry. 10th ed. Philadelphia-USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2007.
  2. Shelton RC. Anxiety disorder. In: Ebert MH, Nurcombe B, Loosen PT, Leckman JF, editors. Current diagnosis & treatment psychiatry. 2nd ed. The Mc Graw Hill Co. Inc.; 2008.
  3. SmollerJW, Sheidley BK, Tsuang MI. Anxiety disorder. In: Psychiatry genetics application in practical practice. USA: American Psychiatric Publishing Inc.; 2008.
  4. Social anxiety disorder. NEJM. 2006.
  5. Moscovitch DA, Hofmann SG, Suvak MK, Albon TI. Mediation of changes in anxiety and depression during treatment of social phobia. J Consult Clin Psychol. 2005.

Upaya Penanganan Kecemasan Sosial melalui Behavior Rehearsal


Menurut Thorpe & Olson (Elford: 2016) ketika mengimplementasikan behavioral rehearsal, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dimain-perankan oleh klien dan konselor profesional sebagai upaya untuk mengurangi kecemasan apapun yang dialami klien ketika mengekpresikan dirinya yaitu dengan melakukan beberapa hal berikut ini :

  1. Klien bertindak sebagai dirinya, dan konselor prodesional memainkan peran orang dengan siapa klien yang meiliki kecemasan.
  2. Konselor mengintruksikan untuk mengkomunikasikan perasaannya tentang orang atau keadaan yang mengakibatkan kecemasan.
  3. Klien perlu menggunakan suara kuat dan mengulang-ulang sebuah pertanyaan tentang perasaan atau perilaku yang tepat guna,
  4. Sementara itu, konselor memberikan umpan balik kepada klien
  5. Klien terus berlatih sampai konselor mengatakan bahwa pernyataan tersebut telah dikomunikasikan secara efektif.

Dalam kegiatan tersebut, Naugle dan Maher (2008) menyarankan bahwa konselor dan klien seharusnya mengupayakan dan menguasai keterampilan-keterampilan sederhana terlebih dahulu, baru pindah keketerampilan- keterampilan yang lebih kompleks.

Naugle dan Maher (2008) memberikan langkah-langkah untuk digunakan konselor dalam mengimplementasikan teknik behavioral rehearsal :

  • Praktikum perilaku dicontohkan melalup modelling
  • Bangun motovasi klien melalui strategi- strategi reinforcement (penguatan) positif
  • Beri klien banyak umpan balik konkrit terfokus untuk membantu klien menguasai keterampilan dimaksud;
  • Berbincang sebagai orang pertama, dengan menggunakan kata saya secara reguler
  • Menyetujui pujian konselor;
  • Berimprovisasi, hidup untuk saat ini

Dalam implementasi Behavioral Rehearsal, beberapa kegunaan yang dapat dirasakan oleh klien. Turner, Calhoun dan Adam (Erford, 2016) menyebutkan teknik ini telah digunakan dengan kesuksesan pada klien yang yang berusaha mengatasi kemarahan, frustasi, kecemasan, fobia, serangan panik, dan depresi.

Walsh (2002) menjelaskan teknik behavior rehearsal berguna ketika menangani orang-orang yang mengalami kecemasan sosial. Klien mula-mula mempelajari cara berfikir atau perilaku baru dan mempraktekannya respon baru tersebut dalam situasi konseling. Setelah itu klien mempraktekan prilaku baru dalam sebuah ranah alamiah. Dengan mula-mula mempraktekannya dalam sebuah lingkungan yang aman, klien mampu mengembangan rasa percaya diri yang lebih besar sebelum harus bertindak di dalam setting kehidupan nyata.

Turner (Erford, 2016) menemukan teknik ini berguna menangani para laki-laki heteroseksual yang memiliki kecemasan di seputar berkencang, yang hasilnya adalah berkuranynya kecemasan dan meningkatkan asertivitas dan jumlah kencan yang dijadwalkan selam periode tindak lanjut.

Konseling Kelompok dengan Pendekatan Behavioral Rehearsal


Dalam penggunaan konseling kelompok di kalangan konselor, pendekatan behavioral merupakan pendekatan yang sudah populer. Kepopuleran pendekatan ini menurut Krumboltz dan Thoresen (1976) antara lain disebabkan oleh penekanan pendekatan ini terhadap upaya
melatih atau mengajar konseli terhadap pengelolaan diri yang dapat digunakannya untuk mengendalikan kehidupannya, untuk menangani masalah masa kini tanpa terapi yang terus menerus.

Memberikan behavior rehearsal dalam bentuk latihan. Teknik behavior rehearsal diterapkan dalam bentuk bermain peran dimana klien mempelajari suatu tipe perilaku baru di luar situasi konseling. behavior rehearsal memasukkan beberapa komponen kunci yaitu: menirukan prilaku, menerima umpan balik dari konselor, dan sering mempraktekkan/melatih perilaku yang diinginkan (Elford:2016). Upaya yang dilakukan bersama dalam satu kelompok, dengan tujuan untuk memberikan pengalaman belajar bersama dalam penangan masalah kecemasan tersebut. Demikian dijelaskan Walsh (2002) menemukan teknik behavior rehearsal berguna ketika menangani orang-orang yang mengalami kecemasan sosial.

Penerapan behavioral rehearsal ini dalam bentuk konseling kelompok. Konseling sebagai sebuah profesi yang sifatnya membantu (helping profession), sebagai sebuah helping professional, konseling dilakukan dengan berbagai prosedur, salah satunya melalui prosedur kelompok (Kurnanto, 2013). Konseling kelompok dapat memberikan individu berbagai pengalaman kelompok yang membantu mereka belajar secara efektif, mengembangkan toleransi terhadap stres dan kecemasan, dan menemukan kepuasan dalam bekerja dan hidup bersama orang lain (Corey, 2012).

Upaya yang dilakukan teknik behavior rehearsal dengan bentuk konseling kelompok akan memberikan pengalaman belajar yang dapat merubah perilaku.