Bagaimana cara penularan Infeksi Paratifoid pada unggas?

image

Infeksi paratifoid (paratifoid) merupakan suatu penyakit pada unggas yang disebabkan oleh kelompok bakteri Salmonella sp., yang tidak termasuk Salmonella pullorum dan Salmonella gallinarum.

1 Like

Infeksi paratifoid (paratifoid) merupakan suatu penyakit pada unggas yang disebabkan oleh kelompok bakteri Salmonella sp., yang tidak termasuk Salmonella pullorum dan Salmonella gallinarum. Penyakit ini dikenal juga dengan nama salmonelosis. Paratifoid menimbulkan penyakit yang bersifat septisemik akut pada ayam muda ataupun infeksi pencernaan kronis pada ayam dewasa. Penyakit ini ditandai dengan adanya diare dan nekrosis fokal pada berbagai organ.

Salmonelosis mempunyai arti penting secara ekonomi karena penyakit ini menyebabkan mortalitas tinggi pada unggas muda. Para peternak harus mengeluarkan biaya yang tinggi untuk menaggulangi penyakit tersebut. Salmonelosis cenderung menimbulkan penyakit yang bersifat kronis, dan sulit untuk dilakukan eradikasi, maka kelompok penyakit ini dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi peternakan pembibitan karena harus mengeluarkan biaya untuk pengobatan, sanitasi atau disinfeksi, perbaikan manajemen dan rehabilitasi untuk kelompok ayam yang sakit. Salmonelosis akan menimbulkan gangguan pertumbuhan, gangguan produksi, meningkatkan jumlah ayam afkir dan meningkatkan kepekaan ayam terhadap berbagai penyakit lainnya.

Cara Penularan:
Infeksi paratifoid pada kalkun kadang-kadang dapat ditularkan secara langsung melalui ovarium, walaupun tingkat kejadiannya rendah. Pada ayam, penularan secara langsung melalui ovarium jarang terjadi. Sejumlah Salmonella sp. yang tidak mempunyai host yang spesifik dapat menimbulkan infeksi lokal pada ovarium dan peritoneum dari ayam petelur, yang dapat mengakibatkan pencemaran pada yolk dan albumin sebelum pembentukan kerabang telur. Kadang-kadang penularan melalui telur terjadi juga pada Salmonella enteritidis.

Faktor yang terpenting dalam penularan penyakit adalah pencemaran melalui feses pada kerabang telur selama proses bertelur atau pencemaran melalui tempat bertelur, litter atau inkubator. Sumber utama pencemaran Salmonella sp. pada isi telur adalah akibat pencemaran pada kerabang yang terkontaminasi feses. Dilaporkan bahwa feses yang dicampur dengan Salmonella typhimurium yang dioleskan pada permukaan telur ayam dapat menembus kerabang dan mengadakan multiplikasi di dalam telur. Pencemaran kerabang telur oleh kuman Salmonella sp., akan penetrasi melalui kerabang dapat merupakan salah satu cara penularan paratifoid. Kuman Salmonella sp. dapat mencapai inkubator melalui telur yang tercemar dan selanjutnya menyebar ke anak ayam yang baru menetas. Kuman yang dapat masuk ke dalam telur akan memperbanyak diri di dalam yolk dan selanjutnya
menginfeksi embrio, yang dapat mati atau menetas dan bertindak sebagai sumber infeksi bagi anak ayam lainnya.

Sumber kuman Salmonella sp. yang umum dan penting dapat melalui pakan atau bahan baku pakan, walaupun tingkat pencemaran biasanya rendah. Dilaporkan bahwa adanya hubungan yang erat antara serotipe Salmonella yang diisolasi dari bahan baku pakan dan Salmonella yang berasal dari karkas. Tikus dan mencit kerapkali merupakan carrier organisme tersebut dan kotorannya dapat mencemari pakan ayam. Burung merpati, burung gereja dan berbagai jenis burung liar dapat bertindak sebagai sumber infeksi untuk unggas peliharaan. Disamping itu, anjing, kucing, sapi, babi, domba dan kambing dapat merupakan sumber infeksi bagi ayam. Pekerja, pengunjung atau pemilik peternakan dapat juga merupakan sumber infeksi Salmonella sp.; termasuk juga limbah yang dihasilkan peternakan dapat merupakan sumber infeksi.

Ayam carrier merupakan sumber penularan Salmonella sp. yang terpenting pada ayam dewasa melalui fesesnya. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya infeksi Salmonella antara lain adalah populasi bakteri dan tingkat pencemaran lingkungan. Dilaporkan bahwa penyebaran Salmonella pada ayam yang ditempatkan di dalam kandang yang tercemar oleh kuman tersebut pada periode pemeliharaan sebelumnya merupakan cara penyebaran Salmonella yang efektif diantara periode pemeliharaan ayam sehingga penyucihamaan setelah kasus merupakan pencegahan penularan yang baik.