Bagaimana cara merawat tanaman aglonema dengan baik dan benar?

aglo

Aglonema berasal dari bahasa Yunani yaitu aglaos (terang) dan nema (benang sari yang bersinar). Tanaman aglonema memiliki ragam spesies yang cukup banyak misalnya Aglaonema commutatum yang memiliki bentuk daun seperti mata tombak dan berwarna hijau dengan panjang daun sekitar 20 cm dan lebar 5 cm. Jenis aglonema yang lain diantaranya yaitu A. commutatum maculatum yang memiliki daun berwarna hijau gelap dan A. commutatum treubi berdaun hijau kebiru-biruan. Aglonema cocok diletakkan sebagai penghias teras, tanaman indoor, table plant atau ditanam di lahan yang teduh. Dikarenakan daya tariknya untuk dijadikan tanaman hias, lantas bagaimana cara merawat tanaman aglonema dengan baik dan benar?

Cara merawat tanaman aglonema yang baik dan benar menurut Purwadaksi et al . (2007) yaitu:

  1. Pemilihan media tanam yang tepat
    Media tanam merupakan material yang bersentuhan langsung dengan akar yang merupakan bagian penting dalam penyerapan air dan unsur hara. Media tanam yang umum digunakan adalah tanah, humus, sekam, coco peat , pasir dan akar pakis. Setiap media tanam mempunyai daya ikat air yang berbeda-beda.

  2. Pemupukan
    Pupuk yang digunakan untuk aglonema berbeda dengan tanaman hias lainnya karena aglonema termasuk dalam tanaman hias daun. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan:

    • Penggunaan NPK dengan kandungan N yang tinggi. Nitrogen berfungsi untuk membuat daun lebih segar, tidak pucat, memperlebar daun, pertumbuhan tanaman lebih cepat dengan ukuran yang relatif besar dan aglonema terlihat lebih menarik.

    • Menurut beberapa ahli, beberapa jenis aglonema (merah, merah muda, putih) cukup diberi pupuk NPK dengan kadar N yang rendah. Pemberian NPK dengan kadar N tinggi dapat menyebabkan warna daun menjadi pudar.

  3. Penyiraman
    Penyiraman tanaman aglonema harus memperhatikan beberapa hal: a) Menggunakan air tanah atau tadah hujan, b) Menghindari menyiram melalui puncak tanaman karena menyebabkan perubahan kelembaban dan mengakibatkan tanaman cepat busuk, c) Menghindari menyiram daun tanaman secara langsung, d) Memastikan air mengalr keluar melalui lubang pot, e) Memeriksa media tanam apakah sudah cukup basah atau belum dan f) Menggunakan handspray berbutiran halus apabila ingin menyiram daun aglonema.

  4. Repotting
    Repotting atau penggantian pot merupakan salah satu perawatan tanaman agar senantiasa sehat, menarik dan impresif. Salah satu indikasi yang dapat dijadikan untuk mengetahui aglonema membutuhkan repotting adalah bila ukuran tanaman sudah tidak seimbang dengan kapasitas pot.

  5. Mencegah serangan penyakit
    Tanaman aglonema merupakan jenis tanaman perdu tidak berkayu, banyak mengandung air sehingga mudah sekali busuk bila kelebihan air siraman. Gulma pengganggu seperti rumput liar dan daun tua harus rutin dibuang Pencegahan serangan penyakit dapat dilakukan dengan menutup permukaan pot dengan kerikil tanaman agar tanaman terlihat lebih bersih penampilannya.

Referensi

Purwadaksi, R., Agung, S., Astuti, N., Bagus & Topan, M. 2007. Agar Tanaman Hias Tampil Cantik . Jakarta: AgroMedia Pustaka

Perawatan Tanaman Aglonema
Perawatan tanaman berhubungan erat dengan penampilan. Jika dirawat dengan baik dan benar aglonema bisa tampil menawan. Tanaman terlihat kompak dengan daun-daun subur dan mengkilap. Perawatan aglonema meliputi penyiraman dan pemupukan

  1. Penyiraman
    Disebabkan habitat aslinya yang lembap di bawah naungan pepohonan hutan, aglonema membutuhkan air dalam jumlah relative besar untuk pertumbuhan optimalnya. Untuk menciptakan kondisi lembap pada media tanamnya, penyiraman aglonema dapat dilakukan setiap hari dengan jumlah air secukupnya. Karena disiram setiap hari, harus dipastikan media tanam benar-benar bersifat porous. Itulah alasan komposisi media tanam aglonema tidak menyertakan tanah liat yang bersifat mengikat air. Dengan demikian, meskipun setiap hari disiram medi tanam tidak akan terlalu lembap karena air yang berlebih akan segera mengalir keluar.

    Menyiram aglonema dianjurkan menggunakan selang plastic dengan cara mengarahkan mulutnya ke permukaan media tanam. Aliran air yang keluar dari mulut selang harus diusahakan tidak terlalu deras agar tidak mengikis permukaan media tanam. Di samping itu, karena daya tarik aglonema adalah daunnya, sesekali tanaman ini perlu pula disiram menggunakan gembor atau sprayer dari atas, sehingga air mengenai seluruh bagian tanaman, terutama daun-daunnya agar terlihat segar dan seluruh kotoran yang melekat terbilas. Cara ini juga memenuhi kebutuhan tanaman terhadap kelembapan tertentu seperti di habitat aslinya.

    Hal yang merepotkan adalah jika aglonema ditinggal bepergian dalam waktu yang relative lama, misalnya seminggu, sehingga tidak ada yang menyiraminya setiap hari. Aglonema yang kekeringan dalam waktu cukup lama daun-daunnya bisa mongering dan bahkan berakibat fatal. Kondisi ini berbeda dengan tanaman hias sukulen seperti kaktus, adenium, atau euphorbia yang tahan tidak disiram air selama seminggu asalkan diletakkan ditempat yang teduh. Beberapa hal yang bisa dilakukan jika aglonema akan ditinggal bepergian dalam waktu yang relatif lama sebagai berikut :

    • Pengairan menggunakan sumbu
      Pengairan menggunakan sumbu ini memanfaatkan prinsip kapilaritas, yaitu meresapnya air ke media tanam melalui sumbu yang basah. Caranya adalah dengan menggunakan sumbu kompor yang belum dipakai sepanjang kira-kira 50 cm. jika pot hanya memiliki satu lubang, ujung sumbu dimasukkan sampai menembus 1/3 media tanam dan sisanya terjulur keluar. Jika pot memiliki dua lubang, ujung sumbu dimasukkan ke salah satu lubang dan menembus keluar melalui lubang lainnya. Setelah itu, pot dimasukkan ke dalam bak yang telah diisi air secukupnya. Agar dasar pot tidak terendam air, pot perlu disangga atau diganjal dengan dua buah batu bata. Dengan cara ini, seara otomatis air akan naik melalui sumbu untuk melembapkan media tanam.
      agg

    • Pengairan tetes
      Prinsip pengairan tetes adalah memberikan air kepada tanaman dengan tetesan. Alat yang diperlukan adalah wadah penampung air yang bagian bawahnya berlubang, selang plastic, dan regulator atau pengatur tetesan air yang bisa dibeli di took perlengkapan akuarium. Ujung selang dimasukkan ke dalam lubang wadah penampung air dan diusahakan air merembes di sekitar lubang tersebut karena kebocoran. Di dekat ujung satunya lagi, regulator dipasang untuk mengatur keluarnya tetesan air. Wadah berisi air tersebut diletakkan di atas pot, sehingga air menetes ke media tanam melalui ujung selang. Regulator harus diatur agar air menetes pelan, tetapi pasti membasahi media tanam.
      aggg

    • Pot ganda
      Cara lain menyiram untuk mengatasi keadaan jika aglonema akan ditinggal bepergian dalam waktu relatif lama adalah menggunakan dua pot. Pot pertama adalah pot yang berisi tanaman aglonema dan pot kedua berukuran lebih besar tetapi lebih pendek. Pot kedua ini diisi moss atau pasir basah. Selanjutnya, pot berisi tanaman dimasukkan ke dalam pot berisi moss tersebut. Moss atau pasir basah akan mempertahankan kelembapan media tanam sesuai dengan kebutuhan tanaman.ag

  2. Pemupukan
    Pada dasarnya pupuk adalah bahan yang mengandung unsur-unsur hara yang dibutukan tanaman, baik hara makro maupun mikro. Pupuk diberikan kepada tanaman agar tumbuh optimal, karena tanah tempat tumbuh tanaman tersebut tidak cukup mengandung hara yang diperlukan untuk pertumbuhannya.

    Ada dua jenis pupuk yang biasa diberikan kepada tanaman, yaitu pupuk akar diaplikasikan melalui akar dan pupuk daun yang diberikan lewat daun. Pupuk daun memiliki kelebihan, yakni cepat dimanfaatkan tanaman karena langsung diaplikasikan pada daun yang bertugas mengolah hara menjadi zat-zat yang diperlukan tanaman. Meskipun demikian, pupuk daun memiliki kelemahan, yakni mudah tercuci atau hilang akibat air hujan atau air siraman. Sementara itu, pupuk akar tidak mudah tercuci air hujan, tetapi relative lebih lama terserap tanaman dibandingkan dengan pupuk daun. Pemberian kedua jenis pupuk tersebut dapat dilakukan secara bersamaan untuk memperoleh efek yang optimal.

    Pemupukan untuk tanaman hias harus disesuaikan dengan sifat tanaman hias itu sendiri, terutama pesona yang ditampilkannya. Dalam hal ini harus diperhatikan apakah tanaman hias tersebut tergolong tanaman hias daun atau tanaman hias berbunga.
    Aglonema termasuk tanaman hias daun, sehingga pupuk yang diberikan sebaiknya memiliki kandungan N (nitrogen) tinggi karena nitrogen berperan dalam pembentukan daun yang sehat dan segar. Unsur K (kalium) yang berfungsi memperlancar semua proses di dalam jaringan tanaman dan memperkuat tanaman diberikan dalm jumlah yang cukup. Sementara itu, unsure P (fosfor) yang memacu tanaman berbunga dan berbiji diberikan dalam kadar kecil.

    Pupuk akar yang sering direkomendasikan untuk aglonema adalah NPK 3:1:2 dengan dosis satu sendok makan dilarutkan dalam 10 liter air dan diberikan dua minggu sekali. Jika dirasa pertumbuhan tanaman belum maksimal bisa ditambah pupuk daun dengan kandungan N tinggi, seperti Gandasil D,Hyponex 25-5-20, Dekastar 22-8-4, atau Uno D dengan dosis 2 cc liter air atau 2 gram per liter air. Pemberian dilakukan dua minggu sekali karena aglonema tergolong tanaman yang tidak rakus terhadap hara.

    Belakangan ini di pasaran beredar beberapa jenis pupuk plus, yaitu pupuk yang ditambah dengan zat aktif tertentu, sehingga selain member hara yang diperlukan tanaman juga memacu pertumbuhannya. Misalnya, Novelgo yang mengandung zat aktif sitokinin, yaitu zat yang mampu meningkatkan dan mempertahankan klorofil yang berperan dalam fotosintesis tanaman. Efeknya, pertumbuhan dan perkembangan sel tanaman lebih sempurna, yakni jumlah kepadatan sel di permukaan daun dan batang menjadi lebih tinggi. Daun-daun aglonema yang diberi pupuk ini akan tumbuh lebih lebar, segar, tebal, dan mengkilap, sehingga semakin indah jika dipandang.

Referensi

Subono, M. dan Agus, A. 2004. Meningkatkan Kualitas Aglonema Sang Ratu Pembawa Rezeki. Jakarta : AgroMedia Pustaka

Terdapat beberapa poin penting yang harus diperhatikan dalam merawat aglonema. Dimana berdasarkan buku “Aglonema Spektakuler” yang ditulis oleh Dr. Purbo Djojokusumo beberapa poin yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Tempat Budidaya

Kebutuhan aglonema terhadap tempat budidaya bervariasi antara satu jenis aglonema dan jenis lainnya. Terdapat satu jenis aglonema yang cocok di dataran tinggi, ada pula jenis lain yang lebih cocok di dataran rendah. Namun pada umumnya, ketinggian tempat yang sangat ideal bagi pertumbuhan aglonema adalah antara 300-400 m dpl. Pada ketinggian tersebut, aglonema dapat tumbuh dengan memiliki daun yang cukup tebal, warna dan corak daun yang tampak nyata, serta batang yang tegap.

Ketinggian ideal untuk pertumbuhan aglonema tergantung dari spesies asal indukan aglonema yang ditanam. Contohnya apabila indukan berasal dari hutan dataran rendah (< 300 m), maka hasil silangnya lebih ideal ditanam di dataran rendah pula.

Selain ketinggian, suhu yang ideal bagi pertumbuhan aglonema adalah sekitar 30°C pada siang hari dan 23°C pada malam hari. Di dataran rendah, pertumbuhan aglonema relatif cepat karena suhu udara lebih hangat dengan sinar matahari yang cukup lama. Sedangkan di dataran sedang dan tinggi, pertumbuhan aglonema relatif lambat karena suhu udara yang lebih dingin dengan sinar matahari yang redup.

Di dataran rendah, perumbuhan satu helai daun aglonema membutuhkan waktu sekitar 25 hari. Sedangkan di dataran sedang dan tinggi, pertumbuhan satu helai daun aglonema membutuhkan waktu kurang lebih 35 hari.

image

2. Sinar dan Panas Matahari

Pada umumnya, aglonema membutuhukan tempat yang teduh dengan pencahayaan terbatas untuk tumbuh. Di dataran rendah, aglonema hanya membutuhkan 10% sinar matahari. Sedangkan di dataran sedang, aglonema membutuhkan sekitar 30% sinar matahari. Sehingga untuk mencukupi tingkat kebutuhan aglonema tersebut dapat dilakukan dengan pemasangan paranet atau shading.

Paranet

3. Kelembapan Udara

Kelembaban yang dibutuhkan bagai pertumbuhan aglonema berkisar antara 50-60%. Namun pada kondisi di dataran rendah degan tingginya sinar matahari dan hembusan angin, kelembaban dapat turun menjadi <50%. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan pengabutan (misspraying). Misspraying dapat dilakukan dengan menggunakan air untuk membasahi daun-daun tanaman. Akan tetapi misspraying tersebut tidak boleh sampai mengenai media tanam, sebab dapat mengakibatkan aglonema menjadi layu karena penguapan yang berlebih.

Referensi

Djojokusumo, Purbo. (2007). Aglonema Spektakuler. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.

Merawat Aglaonema cukup mudah, dapat dilakukan dengan hal-hal berikut:

  1. Siapkan medium tanah yang sesuai
  2. Beri pupuk secara berkala
  3. Sesuaikan kadar air dengan kelembapan tanah (cukup disiram sehari sekali)
  4. Hindari pencahayaan secara langsung

Tanaman aglonema ini memang membutuhkan cahaya matahari akan tetapi tidak boleh langsung terkena cahaya matahari sehingga harus ditaruh dibawah tempat yang ada atapnya atau penghalang sinar matahari secara langsung. Siramlah hingga tanahnya lembab. Jangan terlalu sering menyiramnya karena dapat membuat akar busuk dan bunganya akan mati. Jika tanahnya kering juga akan menyebabkan daunnya kering dan mati. Jadi harus dijaga ya kelembabannya. Gemburkan juga tanahnya agar mudah berkembang biak. Bersihkan juga gulma disekitar aglonema tadi karena dapat mengambil nutrisinya. Pangkas daun yang layu dan lap atau bersihkan daunnya agar terlihat cantik.