Bagaimana cara Merak Jantan memikat perhatian Merak Betina?

merak

Merak sering kali membuka bulu ekor mereka lebar-lebar, sehingga motif yang sangat indah pun terlihat. Sebenarnya apa sih fungsi motif yang keren itu bagi para merak?

Merak jantan memiliki bulu yang indah, terutama bulu-bulu yang ada di ekornya. Terkadang bulu-bulu ekor tersebut dipamerkan dengan dibuka selebar-lebarnya sehingga terlihat motif warna-warni di setiap helai bulu-bulu ekor tersebut. Muncul pertanyaan, sebenarnya untuk apa bulu-bulu indah dan besar pada merak jantan tersebut?

Pertanyaan tersebut dijawab oleh Charles Darwin dengan menunjukkan bahwa merak jantan memiliki bulu-bulu ekor yang bermotif indah dan besar untuk memromosikan diri ke merak betina. Dengan menunjukkan bulu-bulu ekor tersebut, merak jantan akan menunjukkan bahwa ialah pasangan terbaik bagi merak-merak betina.

Merak betina akan memilih merak jantan dengan ekor yang paling mengesankan dan paling indah. Menurut merak betina, keindahan bulu-bulu ekor merak jantan tersebut menunjukkan mereka sehat dan cukup kuat untuk bertahan hidup di dalam hutan. Bukan hanya itu saja alasanya, merak betina juga menginginkan keturunan merak jantan yang memiliki ekor yang indah dan mudah mencari pasangan.

Penilaian merak betina tergantung pada besarnya ekor merak jantan apabila dibuka dan keserasian warna serta kerapatan eyespot pada bulu-bulu ekor merak jantan tersebut.

Sumber:
sains.me

Merak jantan memikat merak betina dengan cara menari. Perilaku menari dilakukan oleh merak hijau jawa jantan untuk menarik pasangannya. Perilaku menari merak hijau jawa umumnya dilakukan oleh merak hijau jantan dewasa, tetapi jantan remaja muda juga melakukan tarian tetapi lebih bersifat belajar menari. Maryanti 2007 dan Ramadhan 2008, menyatakan bahwa di TNB maupun di TNAP terdapat merak hijau jawa jantan remaja muda belajar menari. Perilaku menari dari merak hijau jantan dewasa pada umumnya dilakukan apabila bulu hiasnya sudah cukup lengkap dan panjang. Hernowo 1995, menghitung bulu hias yang berupa plong (Ocelli) merak hijau jawa dewasa di TNB sekitar 144 -160 bulu dan panjang bulu hias antara 1.00 – 1.300 cm.

Perilaku menari tersebut dilakukan mulai awal musim berbiak sampai akhir musim kawin. Hernowo 1995, menyatakan bahwa merak hijau jawa di TNB mulai menari pada bulan Agustus akhir 1994 dan akhir menari pada bulan Desember akhir 1994. Musim kawin merak hijau jawa di TNB tahun 1994 Oktober sampai Desember (Hernowo, 1995). Musim kawin merak hijau jawa di TNAP tahun 2004 dimulai bulan Agustus dan berkhir pada bulan Nopember (Wasono, 2004). Berdasarkan pengamatan terhadap musim kawin merak hijau jawa di TNB maupun di TNAP telah terjadi pergeseran. Musim kawin merak hijau jawa di TNAP tahun 2006 dimulai bulan September akhir dan berakhir pada bulan Nopember, sedangkan pada tahun 2007 musim kawin dimulai bulan Oktober dan berakhir pada bulan Desember.

Musim kawin di TNB pada tahun 2006 dimulai bulan Oktober dan berkhir bulan Januari, sedangkan tahun 2007 musim kawin dimulai bulan Nopember dan berakhir pada bulan Januari akhir. Perrin dan Birkhead (1983) menyebutkan bahwa salah satu faktor pendorong burung untuk melakukan perkembangbiakan adalah ketersediaan pakan. Carthy (1979) menyatakan bahwa cahaya, suhu dan kelembaban merupakan faktor eksternal yang menentukan waktu perkawinan burung. Merak hijau jawa di TNB maupun di TNAP menari dan kawin pada musim kemarau. Pada musim kawin dan perkembangbiakan merak hijau jawa melatekan telornya hanya satu kali setiap tahunnya (Hernowo 1995, Sativaningsih 2005. Maryanti 2007, Ramadhan 2008).

Perilaku menari merak hijau jawa di lakukan di areal terbuka seperti di savana, areal tumpangsari, padang rumput bahkan rumpang ataupun jalan di TNB dan TNAP (Mulyana 1988, Winarto 1993, Hernowo 1995, Hernawan 2003, Sativaningsih 2005, Maryanti 2007, Yuniar 2007, Risnawati 2008, Ramadhan 2008). Dalam penelitian ini arena tari (lek) merak hijau jawa jantan ditemukan di jalan Batangan – Bekol TNB. Dipilihnya tempat terbuka merupakan strategi merak untuk bisa leleuasa menari (ukuran pegaran bulu hiasnya serta gerakan tarian) dan memudahkan betina untuk menemukan jantan dewasa (Hernowo 1995, Hernawan 2003, Sativaningsih 2005, Maryanti 2007, Ramadhan 2008). Dakin 2008, menyatakan bahwa merak biru melakukan tariannya pada areal yang terkena sinar matahari diduga ada kaitannya dengan penampilan bulu hiasnya.

Ada tiga tahapan kawin pada merak hijau jawa yaitu :

  • Rayuan untuk kawin (pra kopulasi)
  • Kawin (kopulasi)
  • Pasca kopulasi (Dwisatya, 2007).
1 Like