Bagaimana cara menyembuhkan penyakit hipertiroidisme?

Ini merupakan salah satu penyakit yang menyerang kelenjar tiroid. Bagaimana cara menyembuhkan penyakit ini?

Pengobatan yang diberikan terhadap penderita hipertiroidisme bergantung pada faktor usia, gejala yang dialami, dan kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid dalam darah. Di bawah ini adalah jenis-jenis pengobatan yang biasanya disarankan untuk mengatasi hipertiroidisme, di antaranya:

  • Thionamide Thionamide adalah kelompok obat-obatan yang digunakan untuk menekan produksi hormon tiroksin dan triiodotironin. Contoh obat-obatan thionamide adalah carbimazole dan propylthiouracil. Obat ini perlu dikonsumsi sekitar 1-2 bulan agar bisa dilihat efektivitasnya terhadap hipertiroidisme.

  • Dosis thionamide akan diturunkan secara perlahan setelah produksi hormon oleh kelenjar tiroid mulai terkendali. Efek samping yang mungkin terjadi meliputi pusing, mual, sakit persendian, nyeri perut dan ruam kulit yang gatal. Risiko mengalami hipotiroidisme (kelenjar tiroid yang kurang aktif) akibat pengobatan ini lebih kecil dibandingkan radioterapi. Pastikan untuk rutin memonitor kadar sel darah putih selama mengonsumsi obat-obatan ini.

  • Radioterapi Radioiodine adalah sejenis prosedur radioterapi untuk mengobati hipertiroidisme. Hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid akan berkurang ketika radioactive iodine (dalam tingkat rendah dan tidak berbahaya) menyusutkan kelenjar tiroid. Pengobatan radioiodine dapat berbentuk cair atau kapsul.

  • Pengobatan dengan bahan radioaktif ini tidak dianjurkan bagi:

  • Wanita yang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.

  • Orang yang mengalami gangguan mata, seperti pandangan kabur dan bola mata yang menonjol.

  • Setelah menjalani pengobatan radioiodine, seorang wanita tidak boleh hamil setidaknya enam bulan setelah pengobatan berakhir. Dan untuk pria, tidak boleh menghamili wanita setidaknya empat bulan setelah pengobatan radioiodine. Hindari juga kontak dengan wanita hamil atau anak-anak saat minggu awal pengobatan untuk menghindari penularan paparan radiasi.

  • Dosis pengobatan dengan radioiodine hanya diberikan satu kali. Jika diperlukan, pengobatan lanjutan diberikan setelah dosis pertama dengan jeda sekitar 6 bulan hingga 1 tahun. Untuk mempercepat pemulihan gejala, thionamide akan diberikan beberapa minggu sebelum pasien melakukan pengobatan radioiodine.

  • Keuntungan dari pengobatan dengan radioiodine adalah tingkat keberhasilannya yang sangat tinggi. Sedangkan kekurangannya adalah risiko terjadinya hipotiroidisme (kelenjar tiroid yang kurang aktif) yang ditandai dengan gejala mulut atau mata kering, sakit tenggorokan, dan perubahan rasa di mulut. Disarankan untuk menggunakan obat ini dalam jangka waktu pendek untuk mengurangi bahaya paparan radiasi.

  • Beta-blocker Beta-blocker atau penghambat beta adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gejala yang muncul akibat hipertiroidisme, seperti hiperaktif, detak jantung cepat, dan tremor. Obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh penderita asma.

  • Beta-blocker diberikan setelah produksi hormon kelenjar tiroid bisa dikendalikan dengan thionamide. Efek samping yang paling umum akibat obat ini adalah mual, nyeri perut, konstipasi, diare, pusing, kaki dan tangan menggigil, insomnia, dan selalu merasa lelah.

  • Operasi tiroid Operasi pengangkatan kelenjar tiroid atau tiroidektomi bisa bersifat parsial atau total. Disebut parsial jika hanya sebagian jaringan kelenjar yang diangkat, dan total jika seluruhnya diangkat. Berikut ini adalah beberapa alasan perlu dilakukannya prosedur operasi pengangkatan kelenjar tiroid, yaitu:

  • Jika hipertiroidisme muncul kembali setelah sebelumnya menjalani penanganan dengan thionamide.

  • Terjadi pembengkakan yang cukup parah pada kelenjar tiroid.

  • Tidak bisa dilakukan pengobatan radioiodine karena sedang hamil atau menyusui, serta tidak bisa dan/atau tidak mau melewati prosedur pengobatan dengan thionamide.

  • Pasien menderita gejala mata yang parah akibat penyakit Graves.

  • Untuk menghilangkan kemungkinan kambuh atau muncul kembali, disarankan untuk mengangkat seluruh kelenjar tiroid yang ada. Mereka yang menjalani operasi tiroidektomi total diharuskan mengonsumsi obat-obatan seumur hidup untuk mengatasi hilangnya fungsi kelenjar tiroid di dalam tubuh.