Bagaimana Cara Menulis Cerpen?

image

Cerita pendek adalah cerita yang membatasi diri dalam membahas salah satu unsur fiksi dalam aspeknya yang terkecil. Kependekan sebuah cerita pendek bukan karena bentuknya yang jauh lebih pendek dari novel, tetapi karena aspek masalahnya yang sangat dibatasi.

Bagaimana Cara Menulis Cerpen ?

Pengertian menulis dalam arti sederhana dapat diartikan sama dengan mengarang yaitu mencorat coret dengan alat tulis pada sebuah lembaran kertas atau sejenisnya. Dalam kegiatan ini, menulis belum tentu menghasilkan tulisan atau karangan yang teratur dan mengandung sebuah satu kesatuan ide atau tujuan yang hendak dicapai.

Sedangkan dalam arti sesungguhnya menulis adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa yang dimiliki dan digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi tidak langsung antara mereka. Kegiatan menulis baru dapat tertulis setelah manusia “belajar” dahulu mengenai bahasa tertulis karena keterampilan menulis berbeda dengan keterampilan berbahsa lain, dengan perkataan lain menulis merupakan keterampilan berbahasa yang tidak sederhana. (Syamsudin, 1994)

Dalam sastra khususnya menulis cerpen ada beberapa fase yang dilalui :

  1. Fase Persiapan, pada fase ini seorang penulis sebelum menulis tentunya memiliki ide atau gagasan, menentukan topik, mengumpulkan bahan, dan membuat kerangka karangan dengan apa yang akan ditulisnya. Persiapan menulis yang baik nantinya diharapkan pula akan menghasilkan sebuah tulisan yang baik.

  2. Fase Penulisan, dalam penulisan tentunya berpatokan pada apa yang telah diuraikan dalam fase persiapan dalam sastra struktur yang digunakan kita kenal dengan istilah alur dan plot.

  3. Fase Perbaikan, adalah fase terakhir ketika semua ide sudah tertuang dalam bentuk draf, draf adalah tulisan kasar yang dianggap belum selesai karena masih perlu diadakan perbaikan.(Jauhari, 2013)

Dalam menulis cerpen perlu kita perhatikan unsur-unsur pembangun cerpen agar sebuah cerpen menjadi sebuah hasil karya satra yang sempurna.

Menulis cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Sehingga dalam proses penulisannya perlu digali sumber-sumber ide atau ilham. Ide inilah sebagai bahan mentah dalam menulis cerpen karena tanpa ide tiadk ada bakal cerita. Ide harus digali jangan hanya menunggu datangnya ilham atau harus merenung untuk mendapatkan ide tersebut.

Ada beberapa sumber untuk mendapatkan ide menulis cerpen melalui pengalaman pribadi diantaranya :

  1. Sepenggal peristiwa dalam kehidupan pribadi seseorang,
  2. Obrolan dengan orang lain,
  3. Sejarah,
  4. Peristiwa-peristiwa yang ditulis koran,
  5. Peristiwa yang terjadi secara kebetulan,
  6. Petualangan,
  7. Gejolak sosial politik,
  8. Mimpi.

Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novel. Karena singkatnya, cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis. Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi penceritaan lisan.

Ahli bahsa lain menjelaskan cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen dipisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan (Kosasih dkk, 2004).

Teknik untuk menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi, menurut penulis Keke Taruli Aritonang ( 2013) adalah melalui beberapa langkah yaitu:

  • Langkah pertama, menceritakan terlebih dahulu kejadian yang pernah dialami dan tidak pernah dilupakan. Dari peristiwa yang diceritakan dapat dibuat ditentukan sebuah judul cerpen.

  • Langkah kedua, menetapkan unsur-unsur instrinsik cerpen yang terdiri dari: tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa. Dengan memperhatikan unsur instrinsik cerpen diharapkan sebuah cerita akan menjadi terarah dan sistematis.

  • Langkah ketiga, supaya cerita tersebut menjadi menarik, maka menentukan dulu alur cerita yang terdiri dari:

    1. Pengantar, berupa gambaran waktu atau tempat yang menuntun pembaca mengikuti jalan cerita,
    2. Penampilan masalah, yang menceritakan persoalan yang dihadapi pelaku,
    3. Puncak ketegangan, yang menggambarkan masalah dalam cerita.
    4. Ketegangan menurun, yaitu masalah yang telah berangsur-angsur dapat diatasi.
    5. Penyelesaian, yaitu masalah yang dapat diatasi oleh pelaku.