Bagaimana cara menjaga diri dari ghibah dalam islam ?

Ghibah

Wanita biasanya tak terlepas dati ghibah. Ghibah memiliki banyak mudharat. Oleh karena itu, islam secara tegas melarangnya. Bagaimana cara menjaga diri dari ghibah dalam islam ?

1 Like

“Perumpamaan teman yang soleh dan teman yang buruk adalah ibarat penjual minyak wangi dan peniup tungku. Penjual minyak wangi bisa memberimu tanpa kita harus membeli, atau (paling tidak) engkau akan mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan peniup tungku bisa membakar pakaianmu atau engkau akan mencium bau busuk darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kualitas diri kita sangat ditentukan oleh kualitas teman-teman di sekitar kita, sehingga apabila kita berteman dengan orang-orang yang suka ber-ghibah atau membiarkan diri kita melakukan ghibah, maka kita akan menjadi seperti mereka, yaitu suka ber-ghibah.

Oleh karena itu, salah satu cara menjaga diri dari ghibah adalah dengan cara memilih teman yang baik, atau berpotensi untuk membuat diri kita menjadi lebih baik.

Selain itu, cara yang paling efektif untuk menghindari ghibah adalah dengan memperbanyak diam. Diam merupakan salah satu metode yang sangat dianjurkan Rasulullah Saw. untuk menghindari bahayanya lisan. Karena diam akan menjauhkan dari hawa nafsu, memberikan kenikmatan ibadah,

“Diceritakan dari Abu Bakr, diceritakan dari Abu al-Ahwas dari Abî Hasîn dari Abi Sâlih, dari Abu Hurairah berkata, bersabda Rasulullah Saw: Barang siapa yang beriman kepada Allah Swt. dan hari akhir, hendaknya mengatakan perkataan yang baik atau lebih baik diam”. (HR. Ibnu Mâjah)

Saran dari Nabi Muhammad SAW sudah sangat jelas, yaitu selalu berusaha untuk berbicara dengan perkataan-perkataan yang baik, dan apabila tidak bisa, maka sebaiknya kita diam.

Ucapan yang baik di dalam Islam dikenal dengan ucapan kalimat at-tayyib Kalimat at-tayyib ini terbagi menjadi tiga bagian, di antaranya :

  • Qaulan Karima
    Secara harfiah adalah perkataan yang mulia. Artinya ucapan yang mengandung kemuliaan. Seperti, takbir, tahlil, tahmid, tasbih, dan lainlain.

  • Qaulan Sadida
    Secara harfiah berarti perkataan yang benar. Artinya ucapan yang mengandung kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt. dan manusia.

  • Qaulan Ma’rufa
    Secara harfiah berarti perkataan yang membangun, perkataan yang mengandung kesopanan, kesantunan, nasehat, dan lain-lain.