Bagaimana cara meningkatkan kemampuan Public Speaking?

public speaking adalah sebuah kemampuan penunjang yang harus Anda kuasai? Tidak sedikit orang yang gemar menghindari kesempatan untuk berbicara di depan umum. Alih-alih menghindar, lebih baik meningkatkan kemampuan public speaking Anda karena skill tersebut dapat dilatih. Bukan asal bicara, public speaking memiliki teknik tersendiri yang dapat Anda taklukkan.

He who loves practice without theory is like the sailor who boards ship without a rudder and compass and never knows where he may cast.” Leonardo da Vinci

Pembicara Publik atau Public Speaking adalah sebuah kemampuan mengekspresikan gagasan di hadapan publik melalui kompetensi berpidato. Public Speaking adalah sebuah kompetensi yang memadukan empat unsur utama : science, skills, arts and soul.

Dale Carnegie (1991) mengungkap bahwa kurangnya pengalaman akan berujung pada kurangnya rasa percaya diri. Oleh karenanya, berlatih, berlatih dan berlatih merupakan solusi terbaik yang dapat direkomendasikan.

Tentu dalam berlatih, setiap orang perlu dihadapkan pada beragam situasi yang memungkinkan dirinya selalu bertumbuh.

hal-hal dasar setiap yang perlu dilatih untuk meningkatkan kemampuan public speaking dan dilakukan secara bertahap adalah, menurut Toastmasters :

  1. Icebreaker – agar belajar merasa nyaman berbicara di hadapan publik

  2. Organize Your Speech – belajar menyusun agenda (pembuka, isi, penutup) dan tujuan berpidato

  3. Get to the Point - belajar menyusun maksud umum dalam berpidato (to inform, to persuade, to entertain, to inspire) serta maksud khususnya (hal yang akan ‘dibawa pulang’ oleh audiens)

  4. How to Say It – belajar melakukan pilihan kata dengan tepat agar inti pesan dapat tersampaikan dengan efektif

  5. Your Body Speaks – belajar menggunakan bahasa tubuh (stance, body movement, gestures, facial expressions, eye contact)

  6. Vocal Variety - belajar menggunakan/memaksimalkan ragam vocal (volume, pitch, rate/pace, pauses)

  7. Research Your Topic – belajar menyusun pidato berdasarkan data.

  8. Get Comfortable with Visual Aids – belajar mengkoordinasikan presentasi dengan dukungan visual (power points, film, sound)

  9. Persuade with Power – belajar menggunakan logical support agar dapat mempengaruhi orang lain secara efektif

  10. Inspire Your Audience – belajar menginspirasi audiens agar menjadi lebih baik dalam kepribadian, emosi, profesi, rohani, dll.

Charles Bonar Sirait (2008), seorang public speaker papan atas, mendefinisikan public speaking sebagai seni yang menggabungkan semua ilmu dan kemampuan yang kita miliki.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa memberanikan berbicara di depan umum artinya siap menyampaiakan pesan kepada orang-orang yang latar belakangnya berbeda. Seorang pembicara publik harus bisa melakukan berbagai tugas sekaligus. Ia harus bisa menyampaikan informasi, menghibur, dan meyakinkan pendengarnya.

Tanpa ilmu pengetahuan, informasi yang disampaikan bisa salah. Tanpa kemampuan mengingat cerita lucu dalam urutan yang betul, maka pembicara tidak akan bisa menghibur pendengar. Selanjutnya, tanpa kepercayaan diri, seorang pembicara tidak akan bisa meyakinkan orang lain untuk percaya.

Dalam kegiatan public speaking, seseorang diminta untuk terus berlatih berbicara, menambah pengetahuan tentang apa saja.

Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah kita harus sering membaca, khususnya topik-topik yang relevan dengan acara yang akan kita pandu, kenudian berlatih menuliskan script pembicaraan yang akan kita tampilkan.

Selain itu, bekal yang tak kalah penting adalah seorang public speaker dituntut mempelajari kebudayaan, menekuni berbagai komunitas, serta aktif dalam sebuah komunitas dan melakukan budaya bicara secara berkelompok. Seorang public speaker yang mampu berkomunikasi dengan baik harus bisa menyampaikan pesan kepada para pendengarnya yang berasal dari beragam budaya, dan ia harus bisa memberikan pengaruh.

Berikut ini tips dari Sirait (2008) yang harus diperhatikan public speaker.

  1. Ungkapkan pujian dan pandangan yang positif kepada publik dan tokoh yang dibicarakan.

  2. Teliti sebelum bicara, hal-hal apa saja yang perlu dihindari untuk diucapkan. Jangan mempermalukan orang di depan publik.

  3. Pujian yang diberikan harus tulus dari dalam hati, bukan menjilat.

  4. Melibatkan emosi atau perasaan dapat juga dijadikan pertimbangan.

  5. Cerita nostalgia dan anekdot yang khas dalam keluarga dapat dimasukkan ke dalam pidato/sisipan materi.

Tidak kalah pentingnya, public speaker juga perlu berlatih untuk memperlancar dan meningkatkan kemampuannya. Lebih lanjut, Sirait menyampaikan beberapa hal yang dapat dilakukan bagi public speaker, antara lain:

  1. berlatih dengan batas waktu;

  2. berlatih berpikir dan berbicara positif;

  3. berlatih kritis memeriksa kekurangan alur acara dan teks;

  4. berkonsultasi dengan orang terdekat ketika ragu akan mengatakan sesuatu yang dianggap lucu tetapi berpotensi melukai perasaan orang lain; dan

  5. bertanya kepada keluarga yang lebih senior tentang peristiwa atau anekdot keluarga yang pantas diucapkan.

Adapun kiat percaya diri ketika berbicara di depan umum sebagai mana disampaikan oleh Larasati (2009) antara lain:

  1. positive thinking;
  2. persiapan matang;
  3. mulai dari sekarang;
  4. rajin berlatih;
  5. rajin membaca; dan
  6. manfaatkan kesempatan.