Analisis yang dilakukan oleh Zenger Folkman dari lebih dari sejuta orang mengungkap bahwa kecepatan pemimpin menjadi faktor yang kuat dalam menentukan efektivitas kepemimpinan secara menyeluruh. Tak perlu dikatakan lagi, bahwa menjadi cepat merupakan nilai yang kecil, kecuali ditemani dengan melakukan hal dengan benar. Tetapi sekali kualitas standard tercapai dan dijaga, makan akan menambah kecepatan dalam mendapatkan keuntungan. Ini disebut kecepatan kepemimpinan.
Bagaiman para pemimpin dapat menyelesaikan tugasnya dengan cepat dan kualitas yang baik? Dalam pengujian yang lebih lanjut ditemukan bahwa perilaku yang paling dibutuhkan adalah inovasi. Inovasi muncul dan memberikan dampak yang besar terhadap kecepatan dan efisiensi kerja.
Apa kualitas yang menjadi awal seseorang untuk menjadi sangat inovatif dan tidak dibatasi oleh yang lain? Sesuatu mendorong mereka untuk keluar dari apa yang sudah ada, untuk melihat dunia dari sisi baru dan segar, dan mereka mempunya rasa ingin tahu untuk mencoba sesuatu yang baru.
Ada beberapa opini yang dapat menjawab pertanyaan ini:
1. Kerelaan untuk berubah
Berawal dari kegelisahan dan kerelaan to mengadakan suatu perubahan. Banyak orang dapat berpikir baru,lebih cepat, dan lebih efisien untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Tetapi, perubahan memerlukan energi, disiplin, dan keyakinan untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Mungkin terasa aneh ketika kita melakukan perubahan dari sesuatu yang sudah kita kuasai ke sesuatu yang belum kita kuasai sama sekali. Hal yang baru tersebut membuat kita merasa sangat tidak nyaman dan dalam kondisi kompetensi terburuk.
Kita memerlukan waktu untuk latihan agar kemampuan kita kembali ke kemampuan awal, Namun sedikit demi sedikit kita akan melihat perubahan nilai pada hal tersebut dan bahkan kita akan bertanya-tanya mengapa kita melakukan hal yang tidak efisiensi sebelumnya. Kerelaan untuk berubah seringkali disebabkan oleh loyalitas tak kenal takut untuk melakukan apa yang benar bagi organisasi dan pelanggan.
Salah satu responden mengatakan,
”Agar inovasi ada pada dirimu, kamu harus merasa terinspirasi.” Ini datang dari niat dan tujuan yang bersih dalam bekerja.
2. Tidak cukup dengan pencapaian yang bagus
Orang-orang yang inovatif tidak puas hanya dengan performa yang bagus namu mereka tidak berhenti mencari cara untuk menaikkannya lagi. Mereka memiliki filosofi “ kamu memilih untuk bunuh diri ketika kamu selesai untuk pilihan terbaik yang kedua.” Orang yang inovatif terus mencari cara dan opsi yang lebih baik untuk meraih tujuan mereka. Mereka unggul dengan mengatur tujuan yang luas. Tujuan ini akan menuntut seseorang untuk berkelana lebih jauh diluar bekerja keras, tetapi menuntut mereka untuk menemukan cara baru dengan tujuan untuk meraih target mereka.
Tantangan untuk meraih target seringkali diungkapkan sebagai “menuju ke level berikutnya.”
Pikirkan tentang situasimu. Aktivitas mana yang memerlukan waktu banyak dan bagaimana caranya agar mereka lebih efisien?
3. Menghimpun sebuah komunitas inovatif
Keluarga medici sangat terkemuka. Pada abad ke-15 mereka mengumpulkan dan mendanai banyak sekali artis, filosofis, arsitektur, dan ahli keuangan di Florence, Italy. Efek medici ini mengacu kepada efek besar dari inovasi dan kreatifitas dari hasil mengumpulkan orang-orang hebat dengan talenta yang berbeda-beda. Hasilnya kita kenal dengan nama the Renaissance. Beberapa inovasi berasal dari pemikiran sendiri yang belum pernah dilakukan orang lain dan beberapa invoasi diambil dari suatu disiplin dan diterapkan pada disiplin yang lain. Orang yang inovatif akan mendapatkan keperceyaan dari rekan-rekannya karena orang itu dapat memimpin teman-temannya dan organisasinya untuk mencapai target dari organisasi tersebut.
Referensi