Menurut Lazarus & Folkman (1984), dalam mengatasi stres dapat dibedakan menjadi 2 macam strategi, yaitu:
Problem-focused coping

Problem-focused coping, yaitu usaha mengatasi stres dengan cara mengatur atau mengubah masalah yang dihadapi dan lingkungan sekitarnya yang menyebabkan terjadinya tekanan…
Suatu studi dilakukan oleh Folkman, problem-focused coping terdiri atas tiga variasi, yaitu:
-
Confrontatif coping, adalah usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang agresif, tingkat kemarahan yang cukup tinggi dan pengambilan resiko.
-
Seeking social support, adalah usaha untuk mendapatkan kenyamanan emosional dari bantuan informasi
-
Planful problem solving, adalah usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang hati-hati, bertahap dan analitis.
Menurut Aldwin & Revenson (1987) mengemukakan bahwa aspek strategi pengatasan masalah yang berorientasi pada masalah adalah :
Kehati-hatian (cautiouness), adalah ketika individu mengalami masalah, individu memikirkan dan mempertimbangkan secara matang beberapa alternatif pemecahan masalah yang mungkin dilakukan, meminta pendapat dan pandangan dari orang lain tentang masalah yang dihadapi, serta bersikap hati-hati sebelum memutuskan sesuatu dan mengevaluasi strategi yang pernah dilakukan.
Tindakan instrumental (instrumental action), Individu mengambil tindakan yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah secara langsung serta menyusun rencana serta langkah apapun yang diperlukan.
Negosiasi (Negotiation), individu melakukan usaha-usaha yang ditujukan kepada orang lain yang terlibat untuk ikut serta memikirkan atau menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Emotion-focused coping.

Emotion-focused coping, merupakan usaha mengatasi stres dengan cara mengatur respon emosional dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang dianggap penuh tekanan.
Emotion-focused coping menurut Folkman terdiri dari 5 variasi:
-
Self-control, adalah usaha untuk mengatur perasaan ketika menghadapi situasi yang menekan.
-
Distancing, adalah usaha untuk tidak terlibat dalam permasalahan, seperti menghindar dari permasalahan seakan tidak terjadi apa-apa atau menciptakan pandangan-pandangan yang positif, seperti menganggap masalah lelucon.
-
Positif reappraisal, adalah usaha mencari makna positif dari permasalahan dengan terfokus pada pengembangan diri, biasanya juga melihatkan hal-hal yang bersifat religius.
-
Accepting responsibility, adalah usaha untuk menyadari tanggung jawab diri sendiri dalam permasalahan yang dihadapinya, dan mencoba menerimanya untuk membuat semuanya menjadi lebih baik. Strategi ini baik, terlebih bila masalah terjadi karena pikiran dan tindakannya sendiri. Namun strategi ini menjadi tidak baik bila individu tidak seharusnya bertanggung jawab atas masalah tersebut.
-
Escape avoidance, adalah usaha untuk mengatasi situasi menekan dengan lari dari situasi tersebut atau menghindarinya dengan beralih pada hal lain seperti makan, minu, merokok atau menggunakan obat-obatan.
Sedangkan menurut Aldwin & Revenson (1987), Strategi pengatasan masalah yang berorientasi pada emosi terdiri dari:
-
Pelarian diri dari masalah (Escapism). Individu berusaha menghindari masalah dengan makan, tidur, merokok berlebihan, atau mengandaikan dirinya berada pada situasi lain yang menyenangkan.
-
Pengurangan beban masalah (Minimization), meliputi usaha SMM yang disadari untuk tidak memikirkan masalah dan bersikap seolaholah tidak ada sesuatu yang terjadi.
-
Menyalahkan diri (self blame ), merupakan bentuk SMM yang lebih diarahkan kedalam daripada berusaha untuk keluar dari masalah.
-
Pencarian makna (seeking meaning), merupakan usaha pencarian makna kegagalan yang dialami dan mencoba untuk menemukan jawaban dari masalah dengan melihat segi-segi penting dalam kehidupan.