Bagaimana cara mengumpulkan surat-surat al-quran?

Al-Quran merupakan kalamullah yang diwahyukan kepada utusan-Nya Nabi Muhammad dengan perantaraan Jibril dalam kurun waktu kurang lebih dua puluh tiga tahun. Al-Quran memiliki pengaruh yang amat luas dan mendalam bagi jiwa manusia.

Bagaimana cara mengumpulkan surat-surat di al-quran?

Ada tiga pendapat yang menyatakan tentang bagaimana al-Qur’an dikumpulkan:

  1. Al-Qur’an dikumpulkan semenjak pada zaman Rasulullah Saw dan dengan pengawasan secara langsung dari beliau meski bukan beliau sendiri yang menulis dan mengumpulkannya.

  2. Al-Qur’an yang ada pada zaman sekarang ini dikumpulkan oleh Imam Ali As dan pengumpulannya beliau lakukan selepas Rasulullah Saw wafat dan melakukan hal ini ketika berdiam diri di rumah.

  3. Al-Qur’an dikumpulkan setelah wafatnya Rasulullah Saw oleh sebagian sahabat Nabi Saw.

Mayoritas ulama Syiah menerima pendapat yang pertama, khususnya ulama-ulama kiwari yang meyakini bahwa al-Qur’an dikodifikasi pada masa Rasulullah Saw dan dilakukan di bawah pengawasan beliau.

Sebagian lainnya menerima pandangan kedua dan memandang bahwa Imam Ali As yang mengkodifikasi al-Qur’an ini.

Namun sebagian besar Ahli Sunah memilih pendapat ketiga. Kaum orientalis juga meyakini kebenaran akan pendapat belakangan ini, bahkan mereka menambahkan bahwa al-Qur’an yang dikumpulkan oleh Imam Ali As tidak mendapat perhatian dari para sahabat sendiri.

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa sesuai dengan pendapat yang pertama dan kedua, pengumpulan al-Qur’an disandarkan kepada Allah Swt. Demikian pula dengan keberadaan surat-surat beserta urutannya yang juga merupakan Wahyu Allah Swt. Karena Rasulullah, sesuai dengan penjelasan al-Qur’an bahwa,

“Dan dia tidak berbicara menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Qs. al-Najm [53]: 2-3).

Segala sesuatu yang disabdakan oleh Nabi Saw, khususnya dalam masalah keagamaan, mengikuti petunjuk wahyu, demikian pula para Imam, selepas wafatnya nabi, adalah penerus jalan risalah dan telah diangkat oleh Allah Swt dengan dibekali ilmu laduni.
Kelompok yang menerima pendapat ketiga, mereka bukan saja tidak akan dapat membuktikan bahwa kedua hal ini bersumber dari Tuhan dan memiliki corak Ilahiah; tentang kemunculan surat-surat dan urutannya yang ada di al-Qur’an, namun juga pada hakekatnya mereka mengingkari bahwa kedua hal ini bersumber dari Tuhan. Mereka berpandangan bahwa selera pribadi para sahabat turut andil dalam menentukan urusan ini.