Bagaimana cara mengukur Aktifitas Fisik?

aktivitas fisik

Aktivitas fisik didefinisikan sebagai setiap gerakan tubuh yang diproduksi oleh kontraksi otot. Aktivitas fisik dapat dikatagorikan oleh beberapa variabel, yang meliputi tipe dan intensitasnya (Haskel dan Kiernan, 2000).

Bagaimana cara mengukur Aktifitas Fisik?

Aktivitas fisik secara positif terkait dengan kebugaran kardiorespirasi pada anak dan remaja, dan baik keduanya dapat mencapai perbaikan kebugaran kardiorespirasi dengan latihan. Selain itu, aktivitas fisik secara positif berhubungan dengan kekuatan otot. Baik anak-anak dan pemuda, partisipasi dalam kegiatan penguatan otot dua atau tiga kali per minggu secara signifikan meningkatkan kekuatan otot. Pada kelompok usia ini, kegiatan memperkuat otot dapat tidak terstruktur dan merupakan bagian dari aktivitas bermain, seperti bermain menggunakan peralatan bermain, memanjat pohon atau gerakan mendorong dan menarik (contoh: tarik tambang) (WHO, 2010). Selain itu, ada kesepakatan bahwa latihan biasa atau aktivitas fisik mempunyai peran penting dalam mengoptimalkan kerja tubuh (Astrand, 1992).

Aktivitas fisik untuk anak sekolah menurut WHO, 2010 adalah meliputi bermain, olahraga, rekreasi atau jalan-jalan, pendidikan, olahraga dan latihan rutin. (WHO, 2010). Dan secara garis besar aktivitas fisik yang dianjurkan agar dapat memperbaiki kebugaran kardiorespirasi dan kekuatan otot, kesehatan tulang, kesehatan kardiovaskular dan metabolisme adalah lebih dari satu jam dan sebagian besar dari aktivitas fisik yang dilakukan dianjurkan adalah aerobik (jalan cepat, berlari, bersepeda, lompat tali, dan berenang) kemudian aktivitas yang berfungsi menguatkan tulang dan otot paling sedikit 3 kali dalam seminggu (WHO, 2010).

Pengukuran Aktivitas Fisik


Aktivitas fisik adalah pengukuran perilaku yang kompleks dan tidak mudah. Banyak pendekatan yang telah digunakan untuk menilai aktivitas fisik atau perubahan aktivitas pada penelitian dimana status kesehatan atau kinerja adalah dampak utama. Self-reported surveys adalah pendekatan yang banyak digunakan, dikarenakan pendekatannya telah meliputi klasifikasi pekerjaan, observasi perilaku, sensor gerakan, tanda physiologic (contoh: detak jantung, doubly labeled water) dan kalorimeter langsung dan tidak langsung. Sebagian besar dari hasil penelitian yang menghubungan aktivitas fisik dengan morbiditas dan mortalitas berasal dari penelitian observasional prospektif yang menggunakan Self-reported surveys sebagai metode pengukuran aktivitas fisik, seperti buku harian, log, recall kuesioner, global self-reports, dan riwayat kuantitatif. Survei ini sering digunakan karena praktis, dapat menilai aktivitas fisik untuk populasi yang besar biaya yang rendah dan jumlah responden yang tidak terlalu banyak (Haskel dan Kiernan, 2000).

  1. Diary
    Diary umumnya memberikan perhitungan rinci pada hampir pada semua aktivitas fisik yang dilakukan dalam waktu satu hari. Indeks ringkasan dari buku harian biasanya adalah skor kJ yang diperoleh dari penjumlahan aktivitas-aktivitas fisik yang diperoleh dari perkalian waktu yang dihabiskan dengan estimasi pengeluaran energi untuk kegiatan itu. Sayangnya, buku harian cenderung hanya bisa digunakan untuk jangka waktu 1-3 hari dan memerlukan upaya intensif dari subyek dan bahkan dapat mempengaruhi mereka untuk mengubah aktivitas fisik ketika dipantau. Selain itu, buku harian menghasilkan data dalam jumlah yang besar, sehingga membutuhkan biaya tambahan untuk pengolahan data (Haskel dan Kiernan, 2000).

  2. Log Aktivitas
    Log aktivitas memberikan catatan berkelanjutan kegiatan responden dalam beberapa jenis aktivitas fisik. Waktu dimulai dan berakhirnya aktivitas fisik dapat dicatat baik segera setelah atau beberapa saat setelah kegiatan. Log berbeda dari buku harian dimana setiap perilaku pada siang hari umumnya tidak dicatat. Log memerlukan banyak waktu sehingga tidak nyaman untuk subjek dalam menyelesaikannya secara akurat, dan dapat mempengaruhi perilaku subjek. Di sisi lain, log dapat sangat berguna untuk merekam kegiatan spesifik seperti program latihan (Haskel dan Kiernan, 2000).

  3. Recall Survey
    Recall Survey cenderung dapat mempengaruhi aktivitas fisik perilaku dan umumnya memerlukan usaha yang lebih dari responden dibanding buku harian atau log, karena responden berusahan untuk mengingat rincian kegiatan fisik sebelumnya, yang kemungkinan sulit dilakukan pada kelompok orang tua atau pasien yang menderita defisit kognitif (kekurangan daya ingat). Recall Survey dapat digunakan untuk jangka waktu dari 1 minggu, 1 bulan, 1 y, dan bahkan untuk kegiatan fisik seumur hidup (Haskel dan Kiernan, 2000).

  4. Retrospective quantitative history
    Metode ini adalah bentuk paling lengkap dari survei aktivitas fisik dan umumnya membutuhkan detail yang spesifik untuk jangka waktu sampai satu tahun. Jika jangka waktu yang cukup panjang, quantitative history dapat cukup mewakili aktivitas fisik musiman. Sayangnya, untuk memperoleh data yang diingikan metode ini membebani responden untuk mengingat semua rincian dan juga membutuhkan biaya yang besar untuk mengelola survei, pelatihan pewawancara, memastikan kontrol kualitas, dan pengolahan data (Haskel dan Kiernan, 2000).

    Sumber lain mengatakan ada tiga cara untuk mengukur kebiasaan aktivitas fisik, yaitu gerakan tubuh, pengawasan denyut jantung menggunakan portable heart rate dan penggunaan buku harian kegiatan di mana subjek mencatat kegiatan mereka. Dengan semua tiga metode ini, informasi yang dikumpulkan hanya untuk waktu yang relatif singkat waktu dan pola jangka panjang dari kebiasaan aktivitas fisik individu tidak dapat diukur. Oleh karena itu dikembangkan sebuah kuesioner (Baecke, et.all, 1982). Baecke (1982) juga menjelaskan dalam hasil penelitiannya bahwa aktivitas fisik mencakup tiga dimensi berbeda, yaitu aktivitas fisik saat bekerja, olahraga saat waktu luang, aktivitas lain di waktu luang sehingga dianjurkan dalam menentukan kebiasaan aktivitas fisik ketiga faktor tersebut diikutsertakan dalam penilaian.

1 Like