Bagaimana cara mengobati Gangguan Perilaku Menyimpang Anak atau Conduct Disorder?

Gangguan Perilaku Menyimpang Anak

Gangguan Perilaku Menyimpang Anak atau Conduct disorder adalah sebuah gangguan perilaku yang menyimpang dan melanggar norma-norma yang telah diajarkan oleh orang tua maupun sekolah. Beberapa contohnya seperti mencuri, berbohong, merusak, dan tindakan kekerasan pada hewan. Conduct disorder biasa terjadi pada anak-anak usia 6-8 tahun, biasanya sering terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki.

Bagaimana cara mengobati Gangguan Perilaku Menyimpang Anak atau Conduct Disorder ?

Mengobati Gangguan perilaku menyimpang anak atau conduct disorder dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu ; menggunakan pendekatan biofiskal, pendekatan psikodinamik dan kombinasi kedua pendekatan tersebut,

Pendekatan Biofisikal

Terapi bagi anak yang mengalami penyimpangan tingkah laku bertujuan untuk mengurangi prilaku yang mengganggu, memperbaiki prestasi sekolah dan hubungan dengan lingkungannya, serta lebih mandiri di rumah dan di sekolah. Disamping itu, terapi ditunjukan untuk meningkatkan kepercayaan diri anak dan perilaku yang lebih aman di komunitas.

Saat dilaksanakan terapi disarankan keluarga penderita dilibatkan agar terapi dapat berlangsung dengan lebih efektif. Keterlibatan anggota keluarga lainnya dan guru sangat diperlukan dalam penanganannya. Dalam hal ini dokter berperan sebagai edukator dan konsultan bagi penderita dan keluarga penderita. Terapi biofisikal dilakukan dengan cara mengontrol zat-zat yang ada dalam otak. Pilihan utama terapi adalah obat dari golongan psikostimulan. Salah satunya adalah Methylphenidate.

Obat tersebut diberikann bila gejalannya cukup mengganggu, terjadinya hambatan fungsi sosial, edukasi dan emosional. Dengan memberi obat terapi lainnya bias berhasil. Biasanya pengobatan diberikan sesudah jam sekolah. Berdasarkan penelitian, methylphenidate dapat dipakai sebagai pengobatan. Seminggu sejak pengobatan terjadi perbailkan tingkah laku dan memperbaiki produktifitas, akurasi, dan efesiensi. Mekanisme kerja methylphenidate adalah meningkatkan pelepasan dopamine dan noradrenalin di dalam otak. Zat terbesbut juga memblokir masuknya kembali kedua neurotransmiter itu ke dalam otak. Saat ini methylphenidate dikembangkan dengan teknologi mutakhir yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan penderita dalam mengontrol kadar neorotransmiter.

Pendekatan Psikodinamik

Setiap manusia berkembang melalui serangkaian interaksi tenaga-tenaga herediter (keturunan) dengan keadaan lingkungannya. Kekuatan interaksi ini berbeda antara satu orang dengan orang lain.

Sifat-sifat herediter diturunkan oleh orang tuannya kepada anak- anaknya melaui gen-gen. Setiap orang memiliki potensi keturunan tertentu. Manusia adalah mahluk unik kerena kemungkinan kombinasi gen-gen yang banyak dengan berbagai corak situasi lingkungan serta berlapis-lapis aneka pengalaman sejak konsepsi diawali maka setiap aspek yang ada disekeliling selalu berinteraksi dengan potensi dari keturunan

Pada waktu lahir, bayi memberikan sahutan terhadap rangsangan-rangsangan pertama yang ada disekitarnya. setelah bayi berkembang dari hari-ke hari, berinteraksi dengan lingkungannya, bayi yang secara psikologis belum memiliki bentuk itu sekarang berdiferensiasi, kemudian berkembang menjadi EGO atau AKU. Dari sudut pandang psikodinamik, maka dalam proses perkembangan egonya, kepribadian sibayi diorganisasikan disekeliling inti yang terdiri dari kebutuhan psikologi dan biologis.

Dalam hal ini dikaitkan dengan anak berkebutuhan khusus terutama anak tranagrahita yang sama-sama manusia dan memiliki kebutuhan yang sama dengan manusia pada umumnya terutama dalam kebutuhan psikologis dan biologis. Terapi dalam hal ini bagaimana cara anak tunagrahita berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhanya, karena ini merupakan faktor faktor penting dalam perkembangan ego. Tidak dapat dipungkiri bahwa anak tunagrahita dapat mengalami frustasi, konflik, bagaimana cara kita sebagai seorang pendidik dalam bidang ini untuk berusaha memenuhi kebutuhan anak tunagrahita, cara kita melindungi dan meningkatkan integrasi egonya. Hal ini tergantung sejauh mana kita mengenal anak tersebut dan memahami kareteristik anak tersebut. Salah pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan psikodinamik, yaitu :

  • ID atau dorongan-dorongan dalam diri prinsip kerajnaya adanya kepuasan berkaitan dengan nafsu dan sex, berada dibawah alam sadar

  • Ego prinsipnya kenyataan dan bersifat eksklusif mengintegrasikan anatar id super id (rality principle) mengatur dan menahan desakn dalam diri sasuai dengan realita. Ego terbagi menjadi dua :

    • ego ideal: dengan aturan-aturan standar normal
    • conscience: kata hati, timbul akibat tekanan, peringatan, hukuman yang datang dari luar.

Menurut Freud, tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ketidak sadaran, sifat dari tingkah laku manusia itu mekanis. Aneka situasi yang menekan yang mengancam akan menimbulkan kecemasan dalam diri seseorang. Kecemasan ini berfungsi sebagai peringatan bahaya sekaligus merupakan kondisi tidak menyenangkan yang perlu diatasi. Jika individu dapat mengatasi sumber tekanan (stressor), kecemasan akan hilang. Sebaliknya jika individu gagal dan kecemasan terus mengancam mungkin dengan intensitas yang meningkat pula, maka individu akan menggunakan salah satu atau beberapa bentuk mekanisme pertahanan diri. Langkah ini secara spesifik dapat membebaskan individu dari kecemsannya, namun akibatnya akan dapat timbul kesenjangan antara pengalaman individu dalan realitas. Pendekatan psikodinamik dalam mengkaji gangguan pasien senantiasa melihat jauh ke masa awal perkembangan pasien. Kewajiban itu ingin melihat jika pasien pernah mengalami trauma atau frustasi yang dialami dalam menjalankan kehidupan yaitu masa oral, masa anal, masa phalis, masa laten hingga masa genital.

Sumber : Yuna Sartika dan Paulina Kibi, Conduct Disorder & Antisocial Personality Disorder, Program studi Psikologi, Universitas Mercu Buana.