Bagaimana cara Mengidentifikasikan Kelompok Tempramen Pada Anak-Anak?

Temperamen Anak

Alexander Chess dan Stella Thomas (1977) merupakan psikiater yang berhasil merumuskan dan mengidentifikasi sifat anak menjadi beberapa kelompok tempramen.
Bagaimana Alexander Chess dan Stella Thomas (1977) mengidentifikasikan kelompok tempramen pada anak-anak?

Thomas & Chess (dalam papalia et.al, 2010) berpendapat bahwa temperamen didefinisikan sebagai karakteristik seseorang, cara mendasar biologis untuk mendekati dan bereaksi terhadap orang dan situasi. Telah dideskripsikan bagaimana perilakunya, bukan pada apa yang dilakukan tapi bagaimana mereka akan melakukan hal tersebut. Menurut Vasta, et.al, 2004 (dalam Dariyo, 2007) mengungkapkan bahwa temperamen merupakan aspek kepribadian pada bayi yang mendasari perilaku ekspresi emosi maupun respon terhadap suatu stimulus.

Sejak lahir, anak-anak menunjukkan perbedaan individu yang nyata dengan cara mereka merespon terhadap lingkungan dan orang lain. Suatu dasar umum yang menyebabkan perbedaan temperamen pada anak.

Menurut psikiater Alexander Chess dan Stella Thomas yang telah mengidentifikasikan 3 tipe dasar dari temperamen (Santrock, 2012), diantaranya:

  • Anak bertemperamen mudah (easy child)
    Anak yang pada umumnya memiliki suasana hati yang positif, cepat membangun rutinitas yang teratur pada masa bayi, mudah beradaptasi dengan pengalaman-pengalaman baru dan mudah tersenyum pada orang asing. Sekitar 40% bayi dapat dikategorikan dalam temperamen ini.

    Anak yang bertemperamen mudah ditandai dengan karakteristik atau sifat-sifat yang mudah untuk diajak kerjasama dengan lingkungan sosial (mudah berhubungan dengan orang asing). Pada umumnya sikap penerimaan lingkungan sosial cenderung menyenangkan dan penuh dukungan terhadap anak yang bertemperamen mudah (Dariyo, 2007).

  • Anak bertemperamen sulit (difficult child)
    Anak bereaksi secara negatif dan sering menangis, cepat merasa frustasi, melibatkan diri dalam hal-hal rutin sehari-hari secara tidak teratur, dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru. Anak-anak pada golongan ini sering menampilkan temper tantrum. Sekitar 10% bayi dapat dikategorikan dalam temperamen ini.

    Anak yang bertemperamen sulit adalah anak yang cenderung memiliki karakteristik atau sifat-sifat negatif, sehingga merasa sulit untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan sosial. Anak sulit menjalin hubungan dengan orang asing, ia juga mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas rutin. Anak yang memiliki temperamen sulit cenderung mengekspresikan kondisi emosi yang buruk, sering menangis dan menghindar dari pengalaman-pengalaman baru (Dariyo, 2007).

  • Anak bertemperamen lambat (slow to warm up child)
    Anak memiliki tingkat aktivitas rendah, seseorang yang agak negatif, tanggapannya lambat terhadap pengalaman baru, dan memperlihatkan suasana hati yang intensitasnya rendah. Sekitar 15% bayi dapat dikategorikan dalam temperamen ini. Anak bertemperamen lambat adalah anak yang cenderung tidak stabil kondisi emosinya dalam merespon stimulus dari lingkungan hidupnya, terkadang ia merasa mudah tetapi kadang merasa sulit menyesuaikan diri terhadap tuntutan lingkungan sosial. Anak mungkin akan menarik diri dari situasi sosial yang dianggap asing, jadi anak dengan temperamen lambat agak lamban dalam merespon terhadap suatu stimulus (Dariyo, 2007).

Ketiga tipe dasar temperamen ini cukup stabil sepanjang masa kanakkanak. Dapat disimpulkan bahwa anak yang bertemperamen mudah pada umumnya siap menerima pengalaman baru karena mudah untuk beradaptasi.
Anak dengan temperamen sulit akan mengalami banyak masalah karena sulit
beradaptasi dan menerima pengalaman baru. Sedangkan anak yang bertemperamen lambat sulit beradaptasi dengan situasi yang baru dan merespon perubahan dengan lambat.