Bagaimana Cara Menghadapi orang yang membenci kita?

pembenci

Cara menghadapi orang yang membenci kita atau haters, adalah dengan berperilaku tetap tenang dan jangan terbawa emosi. Biasanya haters bakalan senang tatkala hujatannya kita tanggapi. Terlebih lagi, bila kita ikut marah-marah, wah si haters akan semakin menjadi-jadi!

Sebaliknya, jika kita enggak membalas hinaannya, kita tetap diam, maka haters merasa malu. Bahkan mungkin merasa ‘kebarakan jenggot’ karena dirinya diabaikan. Maka itu, hindari berargumen dengan haters.

Apa pendapat anda?

2 Likes

Semakin marah kita,akan semakin senang mereka, karena pada dasarnya mereka senang membuat kita menderita.Jangan pedulikan mereka karena hanya dengan begitu mereka lama-kelamaan akan bosan dan pergi dari hidup anda.

Selain jangan terbawa emosi saat menghadapi orang yang membenci kita. Berikut ini ada beberapa yang mesti kita perhatikan dan lakukan agar tidak terlalu tertekan menghadapi para pembenci.

  1. Terima secara positif bahwa Anda tidak disukai
    Beberapa orang tidak menyukai Anda, tetapi masih ada orang yang tidak begitu. Mengetahui opini mana yang berarti bagi Anda dan belajar untuk mengabaikan yang lainnya adalah tantangan untuk ditaklukkan seumur hidup bagi sebagian orang. Sadari bahwa tidak satupun manusia yang bisa diterima setiap orang, bahkan orang baik sekalipun mempunyai pembenci.

    • Tanyakan kepada diri sendiri: Siapa orang-orang yang tidak menyukai Anda? Apakah hanya satu orang, beberapa orang, atau satu kelompok? Apakah Anda melakukan sesuatu yang membuat Anda pantas untuk tidak disukai? Mungkinkah ada kesalahpahaman atau rumor yang menyebabkan orang lain tidak menyukai Anda?

    • Setelah Anda mencari tahu siapa yang tidak menyukai Anda dan alasannya, Anda bisa tanyakan kepada diri sendiri “Apakah pendapat mereka berarti?” Jika orang tersebut bukanlah bagian penting dari hidup Anda, sadarilah bahwa semua orang memiliki seseorang yang membenci mereka, dan pendapat orang ini tidak patut dipikirkan. Ia bukanlah tokoh penting dalam kehidupan atau faktor kebahagiaan Anda.

  2. Abaikan ucapan dan perilaku pembenci
    Kalau mungkin, tak usah repot-repot meladeni orang-orang yang membenci Anda. Orang yang melakukan perundungan biasanya senang kalau Anda bereaksi. Sering kali, para pembenci berusaha membenarkan diri dengan membuat Anda merasa susah. Ketika para pembenci mengejek Anda, Anda bereaksi, lalu para pembenci bereaksi terhadap reaksi Anda, akhirnya terjadilah lingkaran setan.

  3. Membuka komunikasi jika menurut Anda itu baik
    Kalau Anda sudah tak sanggup lagi, jangan diam saja. Menghindari pembenci tidak selalu bisa menyelesaikan masalah. Cari kesempatan untuk berbicara jujur dengan orang-orang ini, dan cobalah menjelaskan latar belakang Anda. Berbicaralah dengan masing-masing orang yang membenci Anda sebagai pihak setara yang dewasa dan berhati nurani entah seberapa kasarnya orang itu dulu. Hal ini sangat penting bagi para pembenci yang bersikap pasif, yang tidak mengejek Anda secara langsung.

    • Coba katakan kepada pembenci Anda: “Akhir-akhir ini saya merasa Anda bersikap sangat negatif terhadap saya, dan saya berterima kasih jika Anda menyimpan pikiran itu untuk diri Anda sendiri. Hal itu kekanak-kanakan, dan saya tidak mau mengurusi itu lagi.”

    • Coba pahami mengapa orang yang membenci Anda itu berperilaku demikian. Tanyakan kepadanya: “Apakah saya secara pribadi pernah melakukan kesalahan kepada Anda? Anda sepertinya melakukan hal-hal negatif kepada saya, dan saya tidak mengerti alasannya.”

  4. Jangan lakukan hal yang sama
    Jika Anda sendiri tidak suka diperlakukan seperti apa yang dilakukan pembenci kepada Anda maka alangkah bijaknya jika Anda tidak melakukan hal tersebut kepada orang lain, termasuk orang yang membenci anda alih-alih balas dendam.

1 Like

1. Bercermin

Maksud dari bercermin di sini adalah intropeksi diri. Tanyakan sesuatu pada diri kita, apakah kita pernah melakukan sesuatu yang menyakiti perasaannya? Baik disadari ataupun tidak, segera minta maaflah kepada yang bersangkutan dan jangan gengsi untuk meminta maaf terlebih dahulu.

Dengan intropeksi diri, kita tidak akan pernah merasa dirugikan, bahkan sebaliknya, banyak keuntungan yang dapat diambil dari intropeksi diri. Misalnya, dengan intropeksi diri kita dapat mengevaluasi diri kita sendiri dan mendapatkan kesempatan besar untuk memperbaiki diri kita untuk menjadi lebih baik lagi.

Dengan menjadi orang yang lebih baik lagi, berpeluang besar untuk menghilangkan rasa benci yang dimiliki orang lain terhadap kita.

Namun, jika kebencian yang dilontarkan kepada kita itu merupakan sesuatu yang tidak benar atau fitnah belaka, alangkah baiknya kita memberi kejelasan atau klarifikasi terlebih dahulu tentang masalah tersebut, dan selanjutnya berikan senyuman terbaikmu di atas fitnah-fitnah dan ujaran kebencian dari orang lain.

2. Percaya Diri

Seseorang bukan hanya dibenci karena kesalahan, kadang kala seseorang dibenci karena kebaikan yang ia berikan. Misalnya, temanmu selalu mencontek ketika ujian, lalu kamu selalu mengingatkannya untuk menghentikan kecurangan-kecurangan tersebut.

Dan di situ, temanmu malah membencimu karena selalu ikut campur dalam urusannya, padahal niatmu baik untuk mengajaknya pada kebenaran. Nah, langkah yang harus kamu lakukan di situ adalah percaya diri. Tetap percaya pada dirimu bahwa kamu melakukan sesuatu yang baik bagi orang lain meskipun selalu dianggap sebagai seseorang yang ikut campur terhadap urusannya.

Suatu saat nanti, percayalah kebenaran akan memenangkan sebuah pertandingan. Maka dari itu, jangan takut dibenci karena melakukan hal-hal positif, ya!

3. Hadapi Tanpa Emosi

Saat kita mengetahui ada orang yang membenci kita, menebar fitnah terhadap kita, maka tenanglah. Jangan biarkan emosi menguasaimu, jelaskan keadaan sebenarnya dan segeralah menghindar dari masalah. Namun perlu diingat, menghindar dari masalah bukan berarti lari karena takut dari masalah tersebut sehingga kita tidak mau menyelesaikannya. Namun, maksud dari menghindar di sini adalah mencari waktu yang tepat untuk menyelesaikannya tanpa emosi. Saat menyelesaikan suatu perkara, janganlah sekali-kali kita melakukan kontak fisik dengan lawan, misalkan memukul, menendang, menampar dan apapun sejenisnya. Karena dengan tekanan emosi yang berlebihan hingga terjadinya kontak fisik satu sama lain, bukan hanya merugikan pihak sebrang tetapi juga merugikan diri kita sendiri karena dapat dipidanakan. Maka dari itu, hadapilah masalah dengan tenang dan kepala dingin hingga mencapai suatu tujuan yaitu perdamaian.

4. Jangan Pedulikan, Hiraukan Saja!

Cara menghadapi orang yang membenci kita selanjutnya adalah menghiraukan saja apa yang mereka katakan. Seperti pepatah, “anjing menggonggong, khafilah berlalu” karena bagaimana pun seorang pembenci akan tetap dan terus menerus mencari kesalahan-kesalahan kita. Maka dari itu, hiraukan saja dan jangan pedulikan apapun yang mereka katakan tentang kita.

Suatu saat nanti, ketika kita tak lagi merespon kebenciannya, seorang pembenci akan menemukan titik jenuhnya sendiri. Jangan peduli, asalkan kita selalu melakukan hal yang terbaik bagi diri kita sendiri dan bagi orang orang di sekeliling kita. Berjalanlah tanpa menyakiti.

5. Berdoa

Selain itu, ingatlah bahwa kita memiliki Tuhan di mana Tuhan memperlakukan semua umatnya dengan adil dan sama rata. “Dibenci manusia belum tentu dibenci oleh tuhan” lakukan segala sesuatu yang baik meskipun kebaikan dibalas dengan keburukan.

Berdoalah kepada Tuhan agar senantiasa didekatkan dengan segala sesuatu yang positif. Yakinlah semua perbuatan yang kita lakukan akan mendapatkan balasannya masing-masing.

Pada intinya, kita sebagai manusia harus menyadari bahwa kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Maka, hargailah hak-hak orang lain disekeliling kita. Jagalah perasaan satu sama lain tanpa saling menyakiti. Perbedaan-perbedaan pasti akan selalu ada mengingat bahwa jutaan manusia di muka bumi ini tidak terlahir dengan sudut pandang yang sama.

Namun, hadapi dan selesaikan dengan cara sebaik mungkin. Meminta maaflah jika kita merasa bersalah tanpa malu mengungkapkannya. Jangan pernah bosan untuk bercermin diri agar kita bisa menjadi manusia yang lebih baik dan baik lagi. Junjung terus nilai persaudaraan dan perdamaian sesama manusia dan jangan berhenti melakukan kebaikan.

1. Kamu harus menerima, bahwa tidak semua orang menyukaimu.

Banyak orang yang entah naif atau terlalu narsis, sehingga berpikir bahwa dirinya adalah orang yang baik, pasti disenangi oleh semua orang. Perlu kamu ketahui, bahkan di dunia ini, tokoh-tokoh ternama bahkan legendaris saja, banyak haters-nya. Jadilah cerdas, dan pahami bahwa ini juga nilai-nilai dari keberagaman sosial, Bhinneka Tunggal Ika, kamu tidak perlu berharap semua orang menyukaimu dan kamu juga tidak harus menyukai semua orang. Yang paling penting adalah toleransi, di mana kamu menerima perbedaan setiap orang.

Orang yang tidak kamu sukai itu juga manusia, dan bukan manusia yang terlahir jahat. Ada banyak alasan membuat kalian tidak cocok, bisa jadi karena latar belakang yang berbeda, nilai-nilai yang dianut dan pola pikir yang berbeda. Jadi jangan terlalu baper (bawa perasaan) saat kamu berbeda pendapat dengan orang lain, jaga agar secara emosi kamu tetap bisa menerima dia, inilah sikap yang profesional.

2. Hadapi (dan jangan hindari) orang yang tidak kamu sukai

Tentu, telingamu akan panas mendengar ocehannya, gigimu akan terkatup rapat saat mereka menertawakan sesuatu, tetapi tidak ada yang salah kalau kamu tidak menyukai seseorang. Terutama dalam pekerjaan, justru lebih masalah apabila kamu bekerja dengan orang yang terlalu kamu sukai, dibandingkan bekerja dengan orang yang tidak kamu sukai.

Kenapa? Karena mereka biasanya memiliki cara pandang yang berbeda denganmu, dan mereka tidak segan-segan untuk berargumen untuk menyatakan pendapat mereka. Hal inilah yang kita sebut dengan pendapat oposisi, bahkan di dalam dunia politik sebuah negara, hal ini sangat penting, supaya lebih berimbang. Memang tidak mudah untuk menghadapi mereka, tapi ini lebih jantan dari pada kamu menghindari mereka dan mereka tetap membicarakanmu di belakang. Ingatlah, bahwa kamu juga tidak sempurna, anggaplah hal ini cambuk bagimu untuk jadi lebih baik.

3. Perlakukan mereka dengan sopan.

Hal ini berlaku untuk siapa saja, tidak penting bagaimana perasaanmu terhadap seseorang, siapapun akan bersikap sebagaimana kamu bersikap pada mereka. Bila kamu kasar pada mereka, mereka juga akan kasar pada mu. Jadi semuanya tergantung padamu, bagaimana kamu memutuskan untuk bersikap terhadap orang yang tidak kamu sukai.

Terkadang mengembangkan ilmu poker face itu ada gunanya juga. Dengan menguasai ekspresi wajah yang dingin dan tidak terbawa emosi, kamu bisa menghadapi orang-orang yang tidak kamu sukai tanpa menunjukkan perasaan jengkelmu yang sesungguhnya. Ini memang menjijikkan, tapi lebih baik dari pada menyulut pertengkaran yang tidak penting.

4. Jangan terlalu berharap

Sering kali orang memiliki ekspektasi yang tidak realistis terhadap orang lain. Terkadang kita berharap orang lain untuk bertindak seperti kita atau berbicara seperti yang kita inginkan. Ini tidak realistis. Harapan-harapan seperti ini bisa membuatmu semakin kecewa dan frustasi.

5. Jangan terbawa situasi, alihkan fokus pada urusanmu saja.

Terkadang, meskipun kita sudah berupaya dengan baik, tetap saja ada orang-rang resek yang mengganggu kita. Baik itu secara tidak langsung maupun langsung. Melalui sindiran di status media sosial, menyebarkan gosip buruk di lingkungan kerja bahkan secara langsung mengata-ngatain. Kuasai dirimu, jangan terbawa emosi dan hasutan, besar kemungkinan bila kamu terhasut, kamu hanya akan mempermalukan dirimu.

Ambil hikmahnya saja, bila orang berusaha menjatuhkanmu, itu artinya kamu sedang di atas mereka. Bila orang menjelek-jelekkan mu, itu artinya kamu lebih baik dari mereka. Anjing menggonggong, Batak memotong!

6. Ungkapkan perasaanmu

Bila orang tersebut terus menerus mengganggumu, sebaiknya kamu samperin dia (jangan bawa golok ya, :D) dengan tenang dan kepala dingin. Ajak bicara baik-baik. Jangan menggunakan kalimat-kalimat yang menuduh dan memojokkan, karena itu akan membuat dia otomatis mempertahankan diri (defense mechanism). Gunakan rumus: “Ketika kamu . . . Aku merasa . . .”. Contohnya: “Ketika kamu menyela / menginterupsi pemaparanku saat presentasi, Aku merasa kurang dihargai.” Lalu, berikan jeda dan tunggu respon mereka.

Bisa jadi ternyata rasa tidak sukamu itu adalah kesalahpahaman, ternyata rekanmu itu tidak tahu bahwa kamu belum selesai berbicara saat dia menyelamu di presentasi tadi, atau mungkin dia terlalu excited karena tiba-tiba mendapat ide saat kamu presentasi dan langsung saja mengutarakannya di tengah presentasimu. Bisa jadi.

7. Memberi jarak

Bila semua metode-metode di atas telah mentok. Maka langkah terakhir adalah memberikan jarak. Bila kamu satu pekerjaan dengan orang itu, cobalah untuk pindah ruangan, atau bahkan pindah ke cabang lain. Dengan memberikan jarak, seiring waktu, mungkin saja suatu saat nanti kamu bisa kembali berinteraksi dengan orang itu dan membangun kembali hubungan yang baru.