1. Kamu harus menerima, bahwa tidak semua orang menyukaimu.
Banyak orang yang entah naif atau terlalu narsis, sehingga berpikir bahwa dirinya adalah orang yang baik, pasti disenangi oleh semua orang. Perlu kamu ketahui, bahkan di dunia ini, tokoh-tokoh ternama bahkan legendaris saja, banyak haters-nya. Jadilah cerdas, dan pahami bahwa ini juga nilai-nilai dari keberagaman sosial, Bhinneka Tunggal Ika, kamu tidak perlu berharap semua orang menyukaimu dan kamu juga tidak harus menyukai semua orang. Yang paling penting adalah toleransi, di mana kamu menerima perbedaan setiap orang.
Orang yang tidak kamu sukai itu juga manusia, dan bukan manusia yang terlahir jahat. Ada banyak alasan membuat kalian tidak cocok, bisa jadi karena latar belakang yang berbeda, nilai-nilai yang dianut dan pola pikir yang berbeda. Jadi jangan terlalu baper (bawa perasaan) saat kamu berbeda pendapat dengan orang lain, jaga agar secara emosi kamu tetap bisa menerima dia, inilah sikap yang profesional.
2. Hadapi (dan jangan hindari) orang yang tidak kamu sukai
Tentu, telingamu akan panas mendengar ocehannya, gigimu akan terkatup rapat saat mereka menertawakan sesuatu, tetapi tidak ada yang salah kalau kamu tidak menyukai seseorang. Terutama dalam pekerjaan, justru lebih masalah apabila kamu bekerja dengan orang yang terlalu kamu sukai, dibandingkan bekerja dengan orang yang tidak kamu sukai.
Kenapa? Karena mereka biasanya memiliki cara pandang yang berbeda denganmu, dan mereka tidak segan-segan untuk berargumen untuk menyatakan pendapat mereka. Hal inilah yang kita sebut dengan pendapat oposisi, bahkan di dalam dunia politik sebuah negara, hal ini sangat penting, supaya lebih berimbang. Memang tidak mudah untuk menghadapi mereka, tapi ini lebih jantan dari pada kamu menghindari mereka dan mereka tetap membicarakanmu di belakang. Ingatlah, bahwa kamu juga tidak sempurna, anggaplah hal ini cambuk bagimu untuk jadi lebih baik.
3. Perlakukan mereka dengan sopan.
Hal ini berlaku untuk siapa saja, tidak penting bagaimana perasaanmu terhadap seseorang, siapapun akan bersikap sebagaimana kamu bersikap pada mereka. Bila kamu kasar pada mereka, mereka juga akan kasar pada mu. Jadi semuanya tergantung padamu, bagaimana kamu memutuskan untuk bersikap terhadap orang yang tidak kamu sukai.
Terkadang mengembangkan ilmu poker face itu ada gunanya juga. Dengan menguasai ekspresi wajah yang dingin dan tidak terbawa emosi, kamu bisa menghadapi orang-orang yang tidak kamu sukai tanpa menunjukkan perasaan jengkelmu yang sesungguhnya. Ini memang menjijikkan, tapi lebih baik dari pada menyulut pertengkaran yang tidak penting.
4. Jangan terlalu berharap
Sering kali orang memiliki ekspektasi yang tidak realistis terhadap orang lain. Terkadang kita berharap orang lain untuk bertindak seperti kita atau berbicara seperti yang kita inginkan. Ini tidak realistis. Harapan-harapan seperti ini bisa membuatmu semakin kecewa dan frustasi.
5. Jangan terbawa situasi, alihkan fokus pada urusanmu saja.
Terkadang, meskipun kita sudah berupaya dengan baik, tetap saja ada orang-rang resek yang mengganggu kita. Baik itu secara tidak langsung maupun langsung. Melalui sindiran di status media sosial, menyebarkan gosip buruk di lingkungan kerja bahkan secara langsung mengata-ngatain. Kuasai dirimu, jangan terbawa emosi dan hasutan, besar kemungkinan bila kamu terhasut, kamu hanya akan mempermalukan dirimu.
Ambil hikmahnya saja, bila orang berusaha menjatuhkanmu, itu artinya kamu sedang di atas mereka. Bila orang menjelek-jelekkan mu, itu artinya kamu lebih baik dari mereka. Anjing menggonggong, Batak memotong!
6. Ungkapkan perasaanmu
Bila orang tersebut terus menerus mengganggumu, sebaiknya kamu samperin dia (jangan bawa golok ya, :D) dengan tenang dan kepala dingin. Ajak bicara baik-baik. Jangan menggunakan kalimat-kalimat yang menuduh dan memojokkan, karena itu akan membuat dia otomatis mempertahankan diri (defense mechanism). Gunakan rumus: “Ketika kamu . . . Aku merasa . . .”. Contohnya: “Ketika kamu menyela / menginterupsi pemaparanku saat presentasi, Aku merasa kurang dihargai.” Lalu, berikan jeda dan tunggu respon mereka.
Bisa jadi ternyata rasa tidak sukamu itu adalah kesalahpahaman, ternyata rekanmu itu tidak tahu bahwa kamu belum selesai berbicara saat dia menyelamu di presentasi tadi, atau mungkin dia terlalu excited karena tiba-tiba mendapat ide saat kamu presentasi dan langsung saja mengutarakannya di tengah presentasimu. Bisa jadi.
7. Memberi jarak
Bila semua metode-metode di atas telah mentok. Maka langkah terakhir adalah memberikan jarak. Bila kamu satu pekerjaan dengan orang itu, cobalah untuk pindah ruangan, atau bahkan pindah ke cabang lain. Dengan memberikan jarak, seiring waktu, mungkin saja suatu saat nanti kamu bisa kembali berinteraksi dengan orang itu dan membangun kembali hubungan yang baru.