Bagaimana cara mengembalikan kesuburan tanah?

Tanah yang subur merupakan salah satu kunci utama dalam pertanian. Jika tidak diurus dengan baik, maka tanah yang suburpun tidak akan menghasilkan kualiatas tanaman yang maksimal. Tanah yang subur merupakan tanah yang apabila ditanam dapat menghasilkan panen yang tinggi sepanjang tahun. Jika terlalu lama dan terlalu sering ditanami, maka tanah akan mengeluarkan unsur-unsur dan zatnya karena terlalu sering diserap sehingga semakin lama akan semakin berkurang, jika semua unsur dan zat yang ada didalam tanah semakin berkurang maka diperlukan pembaharuan atau peningkatan kesuburan agar tanah tersebut dapat digunakan kembali dengan maksimal. Banyak faktor yang dapat menyebabkan penurunan kualitas kesuburan tanah dan bagaimana cara agar kesuburan tanah dapat tetap terjaga agar tanaman tetap dapat tumbuh secara optimal.

1 Like

kondisi tanah juga memiliki potensi kerusakan, sehingga perlu dijaga untuk mempertahankan kesuburannya. Kerusakan tanah ditandai dengan tingkat kesuburannya yang berkurang. Walaupun tanah memiliki kemampuan dalam memperbaiki dirinya dari kerusakan, namun tanah tetap membutuhkan upaya khusus untuk membantu perbaikan kondisinya. Upaya khusus tersebut bisa dilakukan dengan beberapa cara.

Pemupukan

Upaya pemupukan bisa dilakukan untuk menambah unsur hara yang terkandung dalam tanah. Hal ini karena kualitas tanah akan semakin menurun jika tidak didukung penambahan unsur secara manual. Pemupukan sebaiknya dilakukan dengan bahan organik, seperti pupuk kompos atau pupuk hijau. Pemupukan juga akan memperbaiki tekur dan struktur tanah sehingga tanaman akan tumbuh lebih optimal.

Penghijauan

Upaya ini sangat efektif dalam menjaga kesuburan tanah. Penghijauan yang dimaksud adalah upaya untuk penanaman kembali lahan-lahan yang sudah tidak memiliki vegetasi. Penghijauan ini bertujuan untuk menghambat perusakan lapisan atas tanah oleh air hujan, memperkaya bahan organik, dan menghambat laju erosi. Penghijauan dapat diakukan dengan menanam bibit pepohonan jenis kayu yang cukup rindang. Dengan penghijauan, akan didapat juga hasil lainnya, seperti kayu maupun buah yang dihasilkan.

Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah perlu dilakukan pada tanah yang sudah mulai kehilangan kesuburannya akibat sudah lama tidak digunakan untuk bercocok tanam. Pengolahan tanah bisa dilakukan dengan menggemburkan tanah menggunakan sekop atau cangkul. Penggemburan tanah bertujuan untuk memperbaiki tekstur dan struktur tanah agar kondisi tanah bisa untuk menampung air dan unsur hara lebih optimal. Selain itu penggemburan juga akan membantu pertumbuhan bibit tanaman yang akan ditanam.

Pengairan dan Pengendalian Gulma

Melakukan pengairan tanah secara rutin akan membantu menjaga kesuburan tanah. Kandungan hara akan tetap terjaga jika kandungan air dalam tanah terus tercukupi. Selain pengendalian gulma juga penting untuk mengurangi hilangnya kesuburan tanah. gulma merupakan tanaman yang tidak memiliki manfaat dan tumbuh secara liar. Gulma bisa dikendalikan dengan dicabut maupun dengan pembalikan tanah agar gulma bisa menjadi pupuk hijau tanah.

Mengurangi Pencemaran Tanah

Secara tidak sadar pencemaran tanah sering dilakukan oleh banyak orang. Dengan membuang sampah yang sulit terurai di tanah akan mengakibatkan turunnya kesuburan tanah karena tekstur dan struktur tanah akan terganggu. Pembuangan sampah ini akan menyebabkan pencemaran tanah. oleh karena itu upaya ini juga sangat penting dan bisa dilakukan dengan pemilahan sampah dan mendaur ulang sampah.

Rotasi Tanaman dan Tumpangsari

Upaya melakukan rotasi tanaman ini sangat membantu menjaga kesuburan tanah. Upaya ini dilakukan dengan memvariasikan jenis tanaman pada tiap pergantian musim tanam. Jika hanya ditanami satu jenis tanaman secara terus-menerus maka tanah akan jenuh dan kandungan unsur hara tertentu akan terus berkurang. Oleh karena itu, upaya ini efektif untuk mencegah berkurangnya jenis unsur hara tertentu dalam tanah. Selain itu dengan metode tumpangsari ketersediaan hara dalam tanah akan terus tersedia selama tanaman yang ditanam mampu bersimbiosis untuk menghasilkan unsur hara tertentu.

Dari ketiga parameter kesuburan lahan (fisik, kimia dan biologi tanah), sifat fisik tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan kimia dan biologi tanah. Oleh sebab itu, upaya perbaikan sifat fisik tanah secara tidak langsung akan memperbaiki sifat-sifat kimia dan biologi tanah. Pemberian bahan organik merupakan salah satu cara untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Bahan organik dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas menahan air, pori aerasi, dan laju infiltrasi, serta memudahkan penetrasi akar, sehingga produktivitas lahan dan hasil tanaman dapat meningkat. Pemberian bahan organik tidak hanya menghasilkan kondisi fisik tanah yang baik, tetapi juga menyediakan bahan organik hasil pelapukan yang dapat menambah unsur hara bagi tanaman, meningkatkan pH tanah dan kapasitas tukar kation, menurunkan Aldd, serta meningkatkan aktivitas biologi tanah. Pemberian bahan organik juga dapat mengurangi kebutuhan NPK Bahan organik yang diberikan dapat berupa pupuk kandang, kompos, bokashi, ataupun hijauan.

Bahan lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas lahan adalah zeolit. Sebagai bahan amelioran, zeolit dapat mengurangi derajat kemasaman tanah, meningkatkan ketersediaan ion kalsium (Ca2+), kalium (K+) dan fosfat, meningkatkan nilai KTK, dan mengurangi unsur alumunium (Al3+) dalam tanah. Karena sifat-sifat tersebut, pemberian zeolit dalam takaran tertentu dapat meningkatkan hasil dan kualitas hasil tanaman serta meningkatkan efisiensi pemupukan. Zeolit berfungsi juga sebagai penyimpan unsur hara pupuk dan mengikat air tanah yang dapat dilepas secara bertahap, sehingga kelembaban dan kesuburan tanah dapat dijaga.

Referensi:
Sumarni, N., R. Rosliani & A.S. Duriat. 2010. Pengelolaan Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah untuk Meningkatkan Kesuburan Lahan dan Hasil Cabai Merah. J. Hort . 20(2): 130-137.

1 Like

Mengembalikan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan penambahan bahan organik saat pengolahan tanah. Tetapi saat mengolah tanah juga jangan mengolahnya dengan mencangkul terlalu dalam karena dapat merusak tanah itu sendiri. Pada lahan tandus misalnya lahan bekas tambang, mengembalikan kesuburan tanah juga dapat dilakukan dengan pemberian jamur mikoryza ataupun mananam tanaman penutup tanah terlebih dahulu sebelum menanam tanaman utama.

Mikroorganisme tanah terutama bakteri dan jamur memiliki peranan sangat penting dalam mempertahankan kesuburan tanah dalam suatu agroekosistem. Selain itu, bahan organik tanah yang berinteraksi dengan komponen biotik dan abiotik tanah juga berperan penting dalam pelestarian dan pemulihan kesuburan tanah. Dimana dalam penelitian Melero et al. (2006) dengan judul Chemical and Biochemical Properties in a Silty Loam Soil under Conventional and Organic Management menunjukkan bahwa,paya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan kesuburan tanah adalah dengan mengaplikasikan amandemen organik pada tanah. Amandemen organik yang diberikan dapat berupa jerami alfalfa, biochar, glukosa, dan pupuk kandang. Pendapat inipun didukung oleh penelitian Bonanomi et al . (2020), yang menunjukkan bahwa penerapan amandemen organik dalam jangka panjang mengarah pada peningkatan hasil tanaman, kesehatan tanaman dan kualitas daun, serta sifat kimia tanah dan mikrobiota. Sehingga, penerapan amandemen organik secara efektif dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mendorong pengembangan tanah yang bermanfaat. Namun, efek ini sangat bergantung pada jenis amandemen organik, spesies tanaman, praktik pertanian dan kondisi lingkungan, termasuk jenis tanah dan kondisi pertumbuhan. Adapun penerapan amandemen organik yang baik harus mempertimbangkan hubungan antara jenis tanah dan jenis tanaman budidaya yang digunakan.

Penerapan amandemen organik muncul sebagai praktik yang diperlukan untuk mengkompensasi jumlah C organik yang hilang melalui respirasi dan penghilangan sisa tanaman di agrekosistem. Tanah dengan perlakukan pemberian amandemen organik memiliki kandungan C organik yang lebih tinggi dan dapat dikaitkan dengan masukan bahan organik dibandingkan dengan mineral.

Kondisi ini akan berbeda jika upaya yang dilakukan adalah melalui pemberian pupuk sintetis dan fumigasi. Sebab, pemberian pupuk sintesis dan fumigasi dalam jangka panjang dapat menyebabkan pengasaman tanah, meningkatkan salinitas tanah, dan mengurangi keanekaragaman mikrobiota tanah, yang berdampak negatif terhadap hasil tanaman dan kesuburan tanah. Selain itu, penerapan pupuk sintetis memang dapat mencapai hasil tertinggi setelah satu tahun, tetapi menyebabkan penurunan hasil yang cukup besar dalam jangka panjang.

Selain itu, menurut penelitian Nguemezi et al. (2020) rekomendasi upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan kesuburan tanah adalah sebagai berikut:

  • Petani harus mempraktikkan sistem bera setelah penanaman untuk menjaga kesuburan tanah

  • Meningkatkan kesuburan fisik tanah, dengan cara sebagai berikut:

    1. Menambahkan penutup tanah oleh sisa tanamandan tutupan vegetasi, yang mana dapat menurunkan volume dan limpasan, tetapi dapat mempertahankan porositas di permukaan
    2. Merangsang aktivitas biologi tanah, dengan memperbanyak eksistensi cacing tanah
    3. Memperbaiki drainase tanah
    4. meningkatkan kadar humus di permukaan, guna meningkatkan stabilitas struktur dan menurunkan risiko erosif.
    5. Melakukan pengapuran rektifikasi untuk memperbaiki pH yang rendah.
Referensi

Bonanomi, G., De Filippis, F., Zotti, M., Idbella, M., Cesarano, G., Al-Rowaily, S., & Abd-ElGawad, A. (2020). Repeated Applications of Organic Amendments Promote Beneficial Microbiota, Improve Soil Fertility and Increase Crop Yield. Applied Soil Ecology. 156 (June), 103714. Redirecting
Nguemezi, C., Tematio, P., Yemefack, M., Tsozue, D., & Silatsa, T. B. F. (2020). Soil Quality and Soil Fertility Status in Major Soil Groups at The Tombel Area, South-West Cameroon. Heliyon. 6(2), e03432. Redirecting.
Melero, S., Porras, J.C.R., Herencia, J.F., & Madejon, E. (2006). Chemical and Biochemical Properties in A Silty Loam Soil under Conventional and Organic Management. Soil Tillage Res. 90: 162–170.

Kesuburan tanah pada umumnya hilang disebabkan adanya pemanenan, erosi, pemberian pupuk kimia yang berlebihan, dan lain-lain. Diantara tanda-tanda hilangnya kesuburan tanah adalah menurunnya pH tanah, yang dapat berdampak negatif pada pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan kapur atau dolomit untuk menstabilkan pH kembali. Jika nilai pH kembali stabil, maka mikroorganisme akan muncul dan tumbuh dengan sendirinya.
Senada dengan pernyataan Saraswati dan Suwarno (2008) bahwa pembentuk kesuburan pertanian terdiri dari berbagai populasi mikoorganisme/miroba seperti alga, fitoplankton, bakteri, cendawan, dan aktinomisetes pada permukaan dan lapisan oah tanah, yang jumlahnya bahkan bisa mencapai jutaan bahkan hanya dalam berat beberapa gram saja.

Dengan banyaknya mikroba dalam tanah, ia akan berguna sebagai komponen habitat alam yang mempunyai peran dan fungsi yang penting dalam proses dekomposisi bahan organik, mineralilasi senyawa organik, fiksasi hara, pelarut hara, nitrifikasi dan denitrifikasi. Semakin tinggi populasi mikroba tanah semakin tinggi aktivitas biokimia dalam tanah dan semakin tinggi indeks kualitas tanah. Populasi mikroba tanah yang tidak bersifat patogenik juga dianggap sebagai salah satu indikator tanah subur.

Referensi:

Saraswati, R., Sumarno. 2008 Pemanfaatan Mikroba Penyubur Tanah sebagai Komponen Teknologi Pertanian. Iptek Tanaman Pangan Vol. 3 No. 1

Cara Mengembalikan Kesuburan Tanah

Hasil dari penelitian Sumarni dkk (2010) dijelaskan bahwa tanah yang tingkat kesuburannya mulai menurun akan mempengaruhi hasil panen pada suatu tanaman budidaya maka dari itu perlu dilakukannya suatu terobosan agar tanah budidaya bisa kembali subur dan nantinya dapat meningkatkan hasil produktivitasnya. Adapun cara mengembalikan tingkat kesuburan tanah adalah sebagai berikut:

Pemberian bahan organik (BO) pada tanah dapat mengembalikan tingkat kesuburan tanah karena Bahan organik dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas menahan air, pori aerasi, dan laju infiltrasi, serta memudahkan penetrasi akar, sehingga produktivitas lahan dan hasil tanaman dapat meningkat. Pemberian bahan organik tidak hanya menghasilkan kondisi fisik tanah yang baik, tetapi juga menyediakan bahan organik hasil pelapukan yang dapat menambah unsur hara bagi tanaman, meningkatkan pH tanah dan kapasitas tukar kation. Bahan organik yang diberikan dapat berupa pupuk kandang, kompos, bokashi, ataupun hijauan.

Bahan lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas lahan adalah dengan penggunaan zeolit. Sebagai bahan amelioran, zeolit dapat mengurangi derajat kemasaman tanah, meningkatkan ketersediaan ion kalsium (Ca2+), kalium (K+ ), dan fosfat, meningkatkan nilai KTK, dan mengurangi unsur alumunium (Al3+) dalam tanah.

Referensi

Sumarni dkk. (2010). Pengelolaan Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah untuk Meningkatkan Kesuburan Lahan dan Hasil Cabai Merah. Jurnal Hortikultura. 20(9) halaman 130-137