Bagaimana cara mengelola konflik disfungsional didalam sebuah organisasi ?

Konflik disfungsional berkaitan dengan pertentangan antar kelompok yang merusak atau menghalangi pencapaian tujuan organisasi. Sebagian organisasi dapat mengelola konflik yang terjadi sehingga memiliki dampak fungsional. Namun ada organisasi yang mengalami konflik pada tingkat yang lebih besar dari yang diinginkan (fungsional), prestasi akan muncul jika konflik dapat dikurangi.

Bagaimana cara mengelola konflik disfungsional didalam sebuah organisasi ?

Konflik dapat terjadi sejalan dengan meningkatnya kompleksitas organisasi. Perlu strategi bagi pimpinan untuk mengurangi konflik yang terjadi dalam organisasi,yaitu:

1. Strategi penghindaran

Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengelola konflik dengan menggunakan strategi penghindaran yaitu :

  • Mengabaikan konflik
    Jika konflik yang terjadi tidak begitu berat dan tidak berbahaya, manajer dapat mengabaikan seolah-olah tidak terjadi konflik. Strategi ini efektif jika situasi konflik tidak memburuk.

  • Pemisahan secara fisik
    Jika kelompok yang bermusuhan secara fisik dipisahkan, maka permusuhan dan agresi terbuka dapat dikurangi Namun jika kelompok yang dipisahkan memerlukan interaksi dalam menjalankan tugasnya, strategi ini menjadi tidak efektif.

2. Strategi intervensi kekuasaan

Jika kelompok yang mengalami konflik tidak dapat menyelesaikan konflik diantara mereka, pimpinan dapat menggunakan beberapa bentuk penggunaan kekuasaan,yaitu:

  • Menggunakan perintah otoritatif dan penerapan peraturan
    Pimpinan dapat mengendalikan konflik dengan menggunakan perintah otoritatif, misalnya disertai ancaman seperti pemecatan atau pemindahan ke kelompok lainnya.

  • Manuver politik
    Dua kelompok yang berkonflik dapat menggunakan manuver politik untuk mempengaruhi kelompok lain dalam menghimpun kekuatan, dan membawa isu tersebut ke dalam pemungutan suara.

3. Strategi penggembosan

Strategi ini berusaha mengurangi tingkat emosional dan kemarahan dari pihak yang sedang berkonflik. Ada tiga strategi penggembosan yang dapat digunakan:

  • Pelunakan
    Proses pelunakan dilakukan dengan cara menonjolkan kesamaan dan memperkecil perbedaan diantara kelompok yang mengalami konflik. Cara ini tidak menyelesaikan sumber masalah konflik dan hanya penyelesaian yang bersifat sementara.

  • Kompromi
    Kompromi melibatkan tawar menawar atas masalah penyebab konflik, dan masing-masing pihak membutuhkan fleksibilitas, agar konflik tidak terus berlanjut, walaupun kompromi tidak memuaskan dua belah pihak.

  • Mengidentifikasi musuh bersama
    Kelompok yang berkonflik akan mengembangkan kepaduan diantara mereka, dan mengabaikan perbedaan sementara waktu untuk menghadapi musuh bersama.Jika tidak ada lagi musuh bersama, maka konflik dapat muncul kembali.

4. Strategi resolusi

Merupakan cara yang paling efektif untuk menanggulangi konflik. Caranya adalah dengan mengidentifikasi dan memecahkan sumber penyebab timbulnya konflik. Empat jenis strategi yang digunakan adalah:

  • Interaksi antar kelompok
    Dilakukan dengan mempertemukan kelompok yang berkonflik dan pimpinan masing-masing kelompok. Diskusi dan keterbukaan dapat membuahkan hasil dan merupakan titik awal menanggulangi konflik.

  • Tujuan yang lebih tinggi
    Hal ini dimaksudkan untuk memotivasi kelompok dalam mengatasi perbedaan antara mereka dan meningkatkan kerja sama. Penggunaan startegi ini harus memenuhi tiga kondisi: kelompok menerima saling ketergantungan, tujuan yang lebih tinggi harus menjadi keinginan masing-masing kelompok, dan masing-masing kelompok harus mendapatkan imbalan atau manfaat dalam pencapaiantujuan.

  • Penyelesaian masalah
    Strategi penyelesaian masalah secara bersama merupakan strategi resolusi yang efektif jika kelompok yang mengalami konflik memusatkan perhatian pada permasalahan sumber konflik dan bukan pada argumentasi tentang siapa yang benar dan siapa yang salah.

  • Mengubah struktur
    Konflik sering timbul karena struktur organisasi menyebabkan bagian dalam organisasi hanya mengejar tujuan atau kepentingan departemennya. Dengan menekankan pada efektivitas organisasi daripada efektivitas kelompok. Kelompok diberi penghargaan dan imbalan atas dasar kontribusinya terhadap efektivitas kelompok yang lain serta tujuan organisasi secara keseluruhan.