Bagaimana cara mengatasi tekanan dalam belajar?

Tekanan dalam belajar dapat memepengaruhi mental seorang anak, Bagaimana cara mengatasi anak yang mengalami tekanan dalam belajar?

  1. Liburan
    Berlibur dari aktivitas belajar merupakan pilihan yang tepat untuk menghilang depresi yang membayangi. Dalam kegiatan belajar setidaknya Anda harus memiliki waktu untuk istirahat.

  2. Menjalankan hobi
    Anda juga bisa mengatasi stres akibat belajar dengan melakukan kegiatan yang Anda sukai, atau umum disebut sebagai hobi. Aktivitas ini bisa menghilangkan stres yang menyelimuti pikiran dari orang yang bersangkutan.

  3. Berkumpul bersama keluarga
    Salah satu manfaat berkumpul bersama keluarga adalah menghilangkan stres. Baik stres yang disebabkan oleh pekerjaan atau aktivitas belajar.

Sumber : Cara atasi tekanan belajar

Istilah mengelola stres belajar menurut Cotton merujuk pada identifikasi dan analisis terhadap permasalahan yang terkait dengan stres dan aplikasi berbagai alat teraupetik untuk mengubah sumber stres atau pengalaman stres ( Intan 2012). Berbeda dengan Cotton, Smith (1993) mendefinisikan mengelolah stres belajar sebagai suatu keterampilan yang memung- kinkan seseorang untuk mengantisipasi, mencegah, mengelola dan memulihkan diri dari stres yang dirasakan karena adanya ancaman dan ketidakmampuan dalam coping yang dilakukan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Margiati (1999) bahwa mengelola stres belajar adalah membuat perubahan dalam cara anda berpikir dan merasa, dalam cara anda berperilaku, dan sangat mungkin dalam lingkungan anda. Artinya bahwa manajemen stres juga sebagai kecakapan menghadapi tantangan dengan cara mengendalikan tanggapan secara proporsional.

Munandar (2002) mendefinisikan mengelolah stres belajar sebagai usaha untuk mencegah timbulnya stres, meningkatkan ambang stres dari individu dan menampung akibat fisiologikal dari stress. Berikut akan dibahas mengenai strategi mengelolah stres belajar yaitu.

1. Teknik Penenangan Pikiran (CBM)

Tujuan teknik-teknik penenangan pikiran ialah untuk mengurangi kegiatan pikiran,yaitu proses berpikir dalam bentuk merencana, meningat, berkhayal, menalar yang secara bersinambung kita lakukan dalam keadaan bangun, dalam keadaan sadar. Jika berhasil mengurangi kegiatan pikiran, rasa cemas dan khawatir akan berkurang, kesigapan umum ( general arousal ) untuk beraksi akan berkurang, sehingga pikiran menjadi tenang, stres berkurang. Teknik-teknik penenang pikiran meliputi: meditasi, pelatihan relaksasi autogenik, dan pelatihan relaksasi neuromuscular.

  • Meditasi

Meditasi dapat dianggap sebagai teknik, dapat pula dianggap sebagai suatu keadaan pikiran ( mind ), keadaan mental. Berbagai teknik seperti yoga, berfikir, relaksasi progresif, dapat menuju tercapainya keada- an mental tersebut.konsentrasi merupakan aspek utama dari teknik-teknik meditasi.

Penelitian menunjukan bahwa selma meditasi aktivitas dari kebanyakan sistem fisik berkurang. Meditasi menyebabkan adanya relaksasi fisik. Pada saat yang sama meditator mengendalikan secara penuh penghayatannya dan mengendalikan emosi, perasaan dan ingatan. Pikiran menjadi tenang, badan berada dalam keseimbangan.

  • Pelatihan Relaksasi Autogenik

Relaksasi autogenik adalah relak- sasi yang ditimbulkan sendiri (auto-genis= ditimbulkan sendiri). Teknik ini berpusat pada gambaran-gambaran berperasaan tertentu yang dihayati bersama dengan terjadinyaperistiwa tertentu yang kemudian terkait kuat dalam ingatan,
sehingga timbulnya kenangan tentang peristiwa akan menimbulkan pula penghayatan dari gambaran perasaan yang sama.

Pelatihan relaksasi autogenik berusaha mengaitkan penghayatan yang menenangkan dengan peristiwa yang menimbulkan ketegangan, sehingga badan kita terkondisi untuk memberikan penghayatan yang tetap menenangkan meskipun menghadapi peristiwa yang sebelumnya menimbulkan ketegangan.

  • Pelatihan Relaksasi Neuromuscular Pelatihan relaksasi neuromuscular

adalah satu program yang terdiri dari latihan-latihan sistematis yang melatih otot dan komponen-komponen sistem saraf yang mengendalikan aktivitas otot. Sasarannya ialah mengurangi ketegangan dalam otot. Karena otot merupakan bagian yang begitu besar dari badan kita, maka pengurangan ketegangan pada otot berarti pengurangan ketegangan yang nyata dari seluruh badan kita. Individu diajari untuk secara sadar mampu merelakskan otot sesuai dengan kemauannya setiap saat.

2. Teknik Penenangan Melalui Aktivitas Fisik

Tujuan utama penggunaan teknik penenangan melalui aktivitas fisik ialah untuk menghamburkan atau untuk menggunakan sampai habis hasil-hasil stres yang diproduksi oleh ketakutan dan ancaman, atau yang mengubah sistem hormon dan saraf kita kedalam sikap mempertahannkan. Kita dapat melakukan aktivitas fisik sebelum dan sesudah stres. Kita semua merasakan bahwa, dalam menghadapi situasi yang kita rasakan sebagai penuh stres, timbul satu kesigapan umum untuk melakukan sesuatu, timbul tambahan tenaga (untuk ‘melarikan diri’ atau untuk ‘melawan’) yang timbul sebagai akibat perubahan perubahan dalam sistem hormon dan sistem saraf kita. Aktivitas yang sesuai dalam hal ini ialah latihan keseluruhan badan, seperti berenang, lari, menari, bersepedaatau olahraga lain selama kurang lebih satu jam.

Menurut Everly dan Girdano (2005) latihan fisik dapat paling baik manfaatnya jika dilakukan dalam beberapa jam setelah timbulnya stres, tetapi setiap saat dalam 24 jam masih akan tetap dapat menolong. Aktivitas fisik dapat juga dilakukan sebelum stres timbul. Aktivitas fisik
memiliki sifat preventif (penghindaran). Selama melakukan aktivitas fisik seluruh sistem badan dirangsang untuk beraksi,bergerak. Setelah kegiatan, sistem- sistemnya memantul dengan cara makin melambat (by slowing down), dengan demikian mendorong ke relaksasi dan ketenangan.

Kurang lebih 90 menit setelah latihan fisik yang baik, timbul rasa dari relaksasi yang mendalam. Relaksasi setelah latihan fisik membawa serta sesuatu rasa ‘dingin tenang‘ (imperturbabilty), satu reaktivitas terhadap lingkungan yang lebih rendah yang membantu orang, yang secara kronis melakukan latihan-latihan fisik, untuk bereaksi lebih sesuai terhadap rangsangan. Keadaan ini membuat orang melangkah lebih ringan, bersikap lebih positif dan lebih sulit untuk menjadi jengkel.

Senada dengan Munandar, Robbins (2002) mengemukakan bahwa ada dua cara dalam mengelola stres belajar, yaitu

  1. Pendekatan Individual

Seorang karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat stresnya. Strategi individu yang telah terbukti efektif mencakup pelaksanaan teknik-teknik manajemen waktu, meningkatkan latihan fisik, pelatihan pengenduran (relaksasi) dan perluasan jaringan dukungan social

  1. Pendekatan Organisasional

Beberapa faktor yang menyebabkan stres terutama tuntutan tugas dan peran serta struktur organisasi telah dikendalikan oleh manajemen. Dengan demikian, faktor- faktor ini dapat dimodifikasi atau diubah. Strategi yang mungkin diinginkan oleh manajemen untuk dipertimbangkan antara lain perbaikan seleksi peserta didik dan penempatan belajar, penggunaan penetapan tujuan yang realistis, perancangan ulang pada program belajar, peningkatan keterlibatan peserta didik, perbaikan komunikasi organisasi sekolah dan penegakan program kesejahteraan sekolah.

Sedangkan menurut Yusuf (2004) pengelolaan stres disebut juga dengan istilah coping. Coping adalah proses mengelola tuntutan ( internal atau eksternal ) yang ditaksir sebagai beban karena diluar kemampuan diri individu. Coping terdiri atas upaya-upaya yang berorientasi kegiatan dan intrapsikis untuk mengelola tuntutan internal atau eksternal dan konflik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi coping sebagai upaya mereduksi atau mengatasi stres adalah dukungan sosial dan kepribadian. Karena dukungan sosial dapat diartikan sebagai pemberian bantuan atau pertolongan terhadap seseorang yang mengalami stres dari orang lain yang memiliki hubungan dekat. Sedangkan kepribadian seseorang tersebut juga sangat berpengaruh dalam upaya coping ini. Karena setiap individu mempunyai tipe dan karakteristik berbeda- beda.

Berdasarkan berbagai alternatif manajemen stres yang dikemukakan penulis pada pembahasan sebelumnya, untuk lebih jelas penulis akan menjelaskan lebih detail mengenai berbagai alternatif strategi mengelolah stress belajar dari pendekatan kognitif behavioral modification (CBM ), Pendekatan Hypnotherapy, Yoga dan Musik.